Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan angka kematian pasien covid-19 di ruang instalasi gawat darurat (IGD) meningkat sejak Mei hingga Juli 2021. Kondisi tersebut jarang terjadi.
Berdasarkan survei di 31 rumah sakit (RS) vertikal Kemenkes, terdapat 89 pasien covid-19 meninggal di IGD, pada Mei. Kemudian, meningkat pada Juni menjadi 733 pasien dan meningkat mencapai 1.512 pasien pada Juli.
"Kita teliti, kenapa yang wafatya di IGD ini (meningkat) kenapa, dan kita sudah lihat bahwa sebagain besar saat masuk (IGD) saturasinya sudah rendah sekali," ujar Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 2 Agustus 2021.
Budi memerinci 1.290 pasien dengan saturasi di bawah 90 persen berada di IGD RS vertikal pada Mei. Selanjutnya, Juni, angkanya meningkat menjadi 3.081 pasien. Kemudian, Juli kembali meningkat sebanyak 3.679 pasien.
"Jadi kelihatan jumlah pasien yang masuk ke RS dalam kondisi di bawah 90 persen, harusnya di bawah 94 itu harus dikirim (ke rumahsakit)," kata dia.
Baca: Penurunan Kasus Covid-19 di Jawa-Bali Dibarengi Kenaikan di Luar Jawa
Dia bakal menggalakkan sosialisasi pentingnya memeriksa saturasi oksigen bagi pasien covid-19. Masyarakat dapat mengetahui saturasi oksigen melalui alat oximeter.
"Oximeter itu alat harganya Rp200 ribuan, atau minta ke puskesmas. Kita mulai bagikan ke puskemas, yang penting jangan sampai di bawah 94. (Kalau di bawah 94) segera lagsung ke perawatan, bisa fatal kalu terlambat," kata dia.
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan angka kematian pasien
covid-19 di ruang instalasi gawat darurat (IGD) meningkat sejak Mei hingga Juli 2021. Kondisi tersebut jarang terjadi.
Berdasarkan survei di 31 rumah sakit (RS) vertikal Kemenkes, terdapat 89
pasien covid-19 meninggal di IGD, pada Mei. Kemudian, meningkat pada Juni menjadi 733 pasien dan meningkat mencapai 1.512 pasien pada Juli.
"Kita teliti, kenapa yang wafatya di IGD ini (meningkat) kenapa, dan kita sudah lihat bahwa sebagain besar saat masuk (IGD) saturasinya sudah rendah sekali," ujar Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin, 2 Agustus 2021.
Budi memerinci 1.290 pasien dengan saturasi di bawah 90 persen berada di IGD RS vertikal pada Mei. Selanjutnya, Juni, angkanya meningkat menjadi 3.081 pasien. Kemudian, Juli kembali meningkat sebanyak 3.679 pasien.
"Jadi kelihatan jumlah pasien yang masuk ke RS dalam kondisi di bawah 90 persen, harusnya di bawah 94 itu harus dikirim (ke rumahsakit)," kata dia.
Baca:
Penurunan Kasus Covid-19 di Jawa-Bali Dibarengi Kenaikan di Luar Jawa
Dia bakal menggalakkan sosialisasi pentingnya memeriksa saturasi oksigen bagi pasien covid-19. Masyarakat dapat mengetahui saturasi oksigen melalui alat oximeter.
"Oximeter itu alat harganya Rp200 ribuan, atau minta ke puskesmas. Kita mulai bagikan ke puskemas, yang penting jangan sampai di bawah 94. (Kalau di bawah 94) segera lagsung ke perawatan, bisa fatal kalu terlambat," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(JMS)