medcom.id, Jakarta: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar mengaku siap menyediakan lahan pertanian untuk mantan pengikut kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Hal itu diberikan jika mereka ingin bertransmigrasi.
"Kalau mau ikut transmigrasi, kita siapkan lahan-lahannya," kata Marwan seusai pembukaan Mukernas Persatuan Sarjana Pertanian Indonesia (PSPI) di Jakarta, seperti dikutip Antara, Sabtu (30/1/2016).
Lahan-lahan pertanian, menurut Marwan, bisa disediakan di beberapa pulau, seperti di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, hingga Papua. Meski demikian, dia memberikan syarat khusus jika para eks Gafatar tersebut ingin ikut transmigrasi.
Pertama, mereka tidak boleh kembali menyebarkan paham-paham yang ada di ormas tersebut. "Kemudian, yang kedua adalah persoalan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila harus sudah selesai dahulu. Kalau sekarang, negara dalam negara bahkan mereka punya pemerintahan sendiri," jelas dia.
Marwan melanjutkan, para mantan pengikut Gafatar tersebut harus tunduk kepada pemerintah dan cinta kepada Tanah Air. Selain itu, jika para mantan pengikut Gafatar tersebut mengikuti transmigrasi maka mereka harus membaur karena jika dikelompokkan kembali maka dikhawatirkan mereka akan melakukan tindakan serupa.
"Tidak ada namanya transmigrasi eksklusif, mereka harus membaur. Eksklusivitas merupakan cikal bakal radikalisme," terang politisi PKB itu.
Marwan juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk menindak aktor dibalik ormas Gafatar tersebut. "Karena kalau pengikutnya itu hanya korban, aktornya ini yang harus diproses hukum," cetus dia.
Para eks Gafatar itu juga harus mengikuti pembinaan rohani yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama sebelum mengikuti transmigrasi. Pasalnya, mereka telah dicuci otaknya oleh pemimpin Gafatar.
medcom.id, Jakarta: Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Marwan Jafar mengaku siap menyediakan lahan pertanian untuk mantan pengikut kelompok Gerakan Fajar Nusantara (Gafatar). Hal itu diberikan jika mereka ingin bertransmigrasi.
"Kalau mau ikut transmigrasi, kita siapkan lahan-lahannya," kata Marwan seusai pembukaan Mukernas Persatuan Sarjana Pertanian Indonesia (PSPI) di Jakarta, seperti dikutip
Antara, Sabtu (30/1/2016).
Lahan-lahan pertanian, menurut Marwan, bisa disediakan di beberapa pulau, seperti di Kalimantan, Sulawesi, Sumatera, hingga Papua. Meski demikian, dia memberikan syarat khusus jika para eks Gafatar tersebut ingin ikut transmigrasi.
Pertama, mereka tidak boleh kembali menyebarkan paham-paham yang ada di ormas tersebut. "Kemudian, yang kedua adalah persoalan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dan Pancasila harus sudah selesai dahulu. Kalau sekarang, negara dalam negara bahkan mereka punya pemerintahan sendiri," jelas dia.
Marwan melanjutkan, para mantan pengikut Gafatar tersebut harus tunduk kepada pemerintah dan cinta kepada Tanah Air. Selain itu, jika para mantan pengikut Gafatar tersebut mengikuti transmigrasi maka mereka harus membaur karena jika dikelompokkan kembali maka dikhawatirkan mereka akan melakukan tindakan serupa.
"Tidak ada namanya transmigrasi eksklusif, mereka harus membaur. Eksklusivitas merupakan cikal bakal radikalisme," terang politisi PKB itu.
Marwan juga meminta kepada aparat penegak hukum untuk menindak aktor dibalik ormas Gafatar tersebut. "Karena kalau pengikutnya itu hanya korban, aktornya ini yang harus diproses hukum," cetus dia.
Para eks Gafatar itu juga harus mengikuti pembinaan rohani yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama sebelum mengikuti transmigrasi. Pasalnya, mereka telah dicuci otaknya oleh pemimpin Gafatar.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)