medcom.id, Bekasi: Dimas Qadar Radityo, 28, adalah dokter muda. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti itu baru mengambil sumpah profesi kedokteran pada Februari 2016.
Dimas belum sempat praktik menjadi dokter, nahas lebih dulu menjemputnya dalam kebakaran di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Jakarta, Senin 14 Maret.
"Baru Februari kemarin dia ambil sumpah dokter," kata Riri Chairani, teman Dimas, di rumah duka, Jalan Edelwis Timur Blok H 39, RT 04 RW 14, Kelurahan Jakasetia, Bekasi Selatan, Selasa (15/3/2016).
Dimas juga belum sempat menjalani program internsip. Beberapa hari ini, Dimas sibuk mencari lokasi internsip. "Baru Mei nanti dia harusnya internsip," ujar Riri.
Internsip merupakan program resmi Kementerian Kesehatan untuk dokter berstatus magang. Tujuannya, agar dokter muda mahir dan mandiri saat praktik.
Siang ini, suasana duka masih menyelimuti keluarga Dimas. Edi Suwardi, 67, ayah Dimas, juga meninggal dalam kejadian yang sama.
Susilawati Muchtar, istri Edi, belum bisa menerima kenyataan ini. "Dek, kok ninggalin mama...bapak...adek...," teriak Susi sambil memegang foto Dimas dan Edi saat jenazah akan dibawa ke masjid untuk disalatkan.
Dr Mochammad Iqbal Hassarief Putra, putra sulung Susilawati, berusaha menenangkan ibunya.
Keluarga Susi berencana menuntut pengelola Rumah Sakit Mintohardjo. Keluarga sudah membahas rencana itu.
Emi, keluarga Susi, menduga alat terapi hiperbarik di Rumah Sakit Mintohardjo sudah tidak memadai. Ia yang mewakili keluarga Susi, menduga pihak rumah sakit tidak merawat alat terapi itu secara berkala.
Karena itu, ia menduga kejadian ini akibat kelalaian pihak rumah sakit. Kebakaran di ruang terapi oksigen hiperbarik Rumah Sakit Mintohardjo sekitar pukul 11.30 WIB.
Saat itu, Dimas menemani ayahnya dan Irjen Purnawirawan Abubakar Nataprawira, 65, terapi. Abubakar yang merupakan besan Edi juga meninggal dalam kejadian itu.
Seorang korban lain adalah anggota DPD yang juga Ketua Umum PGRI Sulistyo, 54.
Ketua DPD meminta polisi mengusut tuntas penyebab kebakaran di Rumah Sakit Mintohardjo. Ia yakin ada kesalahan manusia di balik kejadian ini.
Ketua DPR Ade Komarudin menyikapi kejadian ini dengan meminta semua fasilitas pelayanan umum dievaluasi. "Ini tidak boleh terjadi lagi."
Tim ivestigasi gabungan Kepolisian dan Polisi Militer Angkatan Laut masih menyelidiki penyebab kebakaran ini. Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, kebakaran bisa karena banyak hal.
"Apakah karena korsleting listrik atau sistem di dalam ada yang terganggu, atau mungkin ada barang-barang yang dibawa misalnya korek api gas atau handphone yang rentan tegangan tinggi," kata dia.
medcom.id, Bekasi: Dimas Qadar Radityo, 28, adalah dokter muda. Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Trisakti itu baru mengambil sumpah profesi kedokteran pada Februari 2016.
Dimas belum sempat praktik menjadi dokter, nahas lebih dulu menjemputnya dalam kebakaran di Rumah Sakit Angkatan Laut Mintohardjo, Jakarta, Senin 14 Maret.
"Baru Februari kemarin dia ambil sumpah dokter," kata Riri Chairani, teman Dimas, di rumah duka, Jalan Edelwis Timur Blok H 39, RT 04 RW 14, Kelurahan Jakasetia, Bekasi Selatan, Selasa (15/3/2016).
Dimas juga belum sempat menjalani program internsip. Beberapa hari ini, Dimas sibuk mencari lokasi internsip. "Baru Mei nanti dia harusnya internsip," ujar Riri.
Internsip merupakan program resmi Kementerian Kesehatan untuk dokter berstatus magang. Tujuannya, agar dokter muda mahir dan mandiri saat praktik.
Siang ini, suasana duka masih menyelimuti keluarga Dimas. Edi Suwardi, 67, ayah Dimas, juga meninggal dalam kejadian yang sama.
Susilawati Muchtar, istri Edi, belum bisa menerima kenyataan ini. "Dek, kok ninggalin mama...bapak...adek...," teriak Susi sambil memegang foto Dimas dan Edi saat jenazah akan dibawa ke masjid untuk disalatkan.
Dr Mochammad Iqbal Hassarief Putra, putra sulung Susilawati, berusaha menenangkan ibunya.
Keluarga Susi berencana menuntut pengelola Rumah Sakit Mintohardjo. Keluarga sudah membahas rencana itu.
Emi, keluarga Susi, menduga alat terapi hiperbarik di Rumah Sakit Mintohardjo sudah tidak memadai. Ia yang mewakili keluarga Susi, menduga pihak rumah sakit tidak merawat alat terapi itu secara berkala.
Karena itu, ia menduga kejadian ini akibat kelalaian pihak rumah sakit. Kebakaran di ruang terapi oksigen hiperbarik Rumah Sakit Mintohardjo sekitar pukul 11.30 WIB.
Saat itu, Dimas menemani ayahnya dan Irjen Purnawirawan Abubakar Nataprawira, 65, terapi. Abubakar yang merupakan besan Edi juga meninggal dalam kejadian itu.
Seorang korban lain adalah anggota DPD yang juga Ketua Umum PGRI Sulistyo, 54.
Ketua DPD meminta polisi mengusut tuntas penyebab kebakaran di Rumah Sakit Mintohardjo. Ia yakin ada kesalahan manusia di balik kejadian ini.
Ketua DPR Ade Komarudin menyikapi kejadian ini dengan meminta semua fasilitas pelayanan umum dievaluasi. "Ini tidak boleh terjadi lagi."
Tim ivestigasi gabungan Kepolisian dan Polisi Militer Angkatan Laut masih menyelidiki penyebab kebakaran ini. Kapolda Metro Jaya Irjen Tito Karnavian mengatakan, kebakaran bisa karena banyak hal.
"Apakah karena korsleting listrik atau sistem di dalam ada yang terganggu, atau mungkin ada barang-barang yang dibawa misalnya korek api gas atau handphone yang rentan tegangan tinggi," kata dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)