medcom.id, Jakarta: Perempuan berkerudung merah jambu itu terbaring lemah di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ia terluka di bagian kaki kanan dan kiri selebar 2 centimeter akibat terkena serpihan bom yang meledak di Starbucks Sarinah, kemarin siang.
Perempuan berinisial MP, 21, itu menceritakan pengalaman lolos dari maut. Saat itu MP dan sejumlah rekannya datang ke Starbucks pukul 09.00 WIB. "Kantor saya menggelar acara di sana. Kami duduk di sisi depan kasir," ujar MP mengawali cerita, Kamis 14 Januari 2016.
Perempuan yang bekerja di perusahaan konsultan teknologi informasi itu menjelaskan, tiba-tiba terdengar suara tidak lazim sekitar pukul 10.40 WIB. Kemudian diikuti bunyi dentuman keras dari dalam kedai.
"Sebelum bunyi ledakan, saya mendengar bunyi <i>tit, tit, tit</i>. Itu belum hilang meski sudah terjadi ledakan," ungkap MP. Akibat ledakan, jilbab dia terbakar di bagian belakang.
Menurut MP, ledakan berasal dari toilet yang letaknya tak jauh dari meja kasir. Perbincangan sempat terhenti karena perawat mendatangi MP untuk mengecek kondisi dia.
MP juga didatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang ingin meminta kesukarelaan menjadi saksi ledakan bom. "Saya sempat mencurigai pria dengan ransel besar masuk ke kedai. Ia mondar-mandir, tidak pesan minuman, dan sempat ke toilet," jelas MP.
Salah satu pelaku penembakan saat aksi teror di Jalan MH Thamrin, kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). Sejumlah teroris melakukan penyerangan terhadap beberapa gedung dan pos polisi di kawasan tersebut yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka. Antara Foto/Xinhua/Veri Sanovri/pras/foc/16.
Hari sebenarnya masih pagi. Namun, kedai cukup ramai. Petugas keamanan dan para barista kedai kopi luput memperhatikan pria misterius itu. MP mengamati pria misterius itu karena ia bertugas mengawasi tamu undangan acara kantornya.
"Yang saya ingat dia cukup tinggi dan menggendong tas. Sempat duduk menunggu, habis itu ke toilet. Tidak lama kemudian terjadilah ledakan. Saya panik. Tiba-tiba saya sudah luka dan jilbab saya terbakar. Saya jadi takut diincar teroris," ungkapnya lirih.
Selain MP, EDP, 32, korban lainnya, mengatakan, saat peristiwa itu terjadi dirinya tepat menghadap sumber ledakan. Seketika, pelipis kirinya berdarah. "Saya tidak tahu terkena benda apa, sebab sudah gelap. Namun saya bersyukur lolos dari maut," ujarnya.
Trauma
Akibat peristiwa tersebut, MP dan EDP mengaku trauma. Direktur Umum RSCM, CH Soejono, menambahkan pihaknya merawat tiga pasien korban ledakan, termasuk Polantas Polda Metro Ajun Inspektur Satu Denny Mahieu, 48. "Ketiga pasien dalam keadaan sadar," ujar Soejono.
Menurut istri Aiptu Denny, yang tak mau disebutkan namanya, saat kejadian, korban tiba-tiba didatangi dua warga tak dikenal yang meminta pelayanan. "Kata teman suami saya, ada orang yang datang ke Pospol untuk dilayani. Mereka tiba-tiba buka tas dan meledak," tukasnya.
Sementara itu, warga negara asal Jepang, Naoki Ueoka, yang ditemui di Jalan MH Thamrin, mengaku terkejut. "Saya sedang di lantai IV, sedangkan kejadian di lantai satu, masih di gedung yang sama," papar Naoki.
Ia telah berada tujuh minggu di Indonesia dan tidak menyangka bakal mengalami peristiwa teror. "Namun, untuk saat ini, saya tidak berpikir untuk pulang ke negara saya dengan kejadian ini," ujar Naoki.
medcom.id, Jakarta: Perempuan berkerudung merah jambu itu terbaring lemah di Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit Dr Cipto Mangunkusumo, Jakarta. Ia terluka di bagian kaki kanan dan kiri selebar 2 centimeter akibat terkena serpihan bom yang meledak di Starbucks Sarinah, kemarin siang.
Perempuan berinisial MP, 21, itu menceritakan pengalaman lolos dari maut. Saat itu MP dan sejumlah rekannya datang ke Starbucks pukul 09.00 WIB. "Kantor saya menggelar acara di sana. Kami duduk di sisi depan kasir," ujar MP mengawali cerita, Kamis 14 Januari 2016.
Perempuan yang bekerja di perusahaan konsultan teknologi informasi itu menjelaskan, tiba-tiba terdengar suara tidak lazim sekitar pukul 10.40 WIB. Kemudian diikuti bunyi dentuman keras dari dalam kedai.
"Sebelum bunyi ledakan, saya mendengar bunyi
tit, tit, tit. Itu belum hilang meski sudah terjadi ledakan," ungkap MP. Akibat ledakan, jilbab dia terbakar di bagian belakang.
Menurut MP, ledakan berasal dari toilet yang letaknya tak jauh dari meja kasir. Perbincangan sempat terhenti karena perawat mendatangi MP untuk mengecek kondisi dia.
MP juga didatangi Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) yang ingin meminta kesukarelaan menjadi saksi ledakan bom. "Saya sempat mencurigai pria dengan ransel besar masuk ke kedai. Ia mondar-mandir, tidak pesan minuman, dan sempat ke toilet," jelas MP.
Salah satu pelaku penembakan saat aksi teror di Jalan MH Thamrin, kawasan Sarinah, Jakarta, Kamis (14/1). Sejumlah teroris melakukan penyerangan terhadap beberapa gedung dan pos polisi di kawasan tersebut yang mengakibatkan sejumlah korban tewas dan luka-luka. Antara Foto/Xinhua/Veri Sanovri/pras/foc/16.
Hari sebenarnya masih pagi. Namun, kedai cukup ramai. Petugas keamanan dan para barista kedai kopi luput memperhatikan pria misterius itu. MP mengamati pria misterius itu karena ia bertugas mengawasi tamu undangan acara kantornya.
"Yang saya ingat dia cukup tinggi dan menggendong tas. Sempat duduk menunggu, habis itu ke toilet. Tidak lama kemudian terjadilah ledakan. Saya panik. Tiba-tiba saya sudah luka dan jilbab saya terbakar. Saya jadi takut diincar teroris," ungkapnya lirih.
Selain MP, EDP, 32, korban lainnya, mengatakan, saat peristiwa itu terjadi dirinya tepat menghadap sumber ledakan. Seketika, pelipis kirinya berdarah. "Saya tidak tahu terkena benda apa, sebab sudah gelap. Namun saya bersyukur lolos dari maut," ujarnya.
Trauma
Akibat peristiwa tersebut, MP dan EDP mengaku trauma. Direktur Umum RSCM, CH Soejono, menambahkan pihaknya merawat tiga pasien korban ledakan, termasuk Polantas Polda Metro Ajun Inspektur Satu Denny Mahieu, 48. "Ketiga pasien dalam keadaan sadar," ujar Soejono.
Menurut istri Aiptu Denny, yang tak mau disebutkan namanya, saat kejadian, korban tiba-tiba didatangi dua warga tak dikenal yang meminta pelayanan. "Kata teman suami saya, ada orang yang datang ke Pospol untuk dilayani. Mereka tiba-tiba buka tas dan meledak," tukasnya.
Sementara itu, warga negara asal Jepang, Naoki Ueoka, yang ditemui di Jalan MH Thamrin, mengaku terkejut. "Saya sedang di lantai IV, sedangkan kejadian di lantai satu, masih di gedung yang sama," papar Naoki.
Ia telah berada tujuh minggu di Indonesia dan tidak menyangka bakal mengalami peristiwa teror. "Namun, untuk saat ini, saya tidak berpikir untuk pulang ke negara saya dengan kejadian ini," ujar Naoki.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)