medcom.id, Jakarta: Pemerintah mengklaim pertumbuhan perekonomian Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini diprediksi berada pada 5,4% hingga 5,6%. Meski pertumbuhan ekonomi ini mengalahkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan India, kualitas perekonomian nasional dinilai masih belum berkualitas.
Hal ini disampaikan oleh Pengamat Ekonomi, Anton Hermanto Gunawan. Menurut Anton, seharusnya pemerintah tidak perlu menggembar-gemborkan pertumbuhan ekonomi nasional karena dinilai masih belum berkualitas.
"Pertumbuhan ekonomi belum berdampak signifikan pada penyerapan tenaga kerja. Saya sendiri melihat situasi Indonesia bukan semata mata pertumbuhan tinggi. Kualitas itu yang harus diotak atik. Mungkin akan ada dampak berbeda seperti komposisi berbeda dengan penyerapan tenaga kerja," ujar Anton ketika dihubungi wartawan, Senin (26/5/2014).
Lebih lanjut, Anton yang juga merupakan komisaris Bank Mandiri ini mengatakan bahwa saat ini tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia karena mengandalkan sektor padat modal (capital intensive sector) saja. Pasalnya, sektor tersebut tidaklah terlalu baik untuk hal penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
"Kelihatan selama ini capital tidak terlalu pas. Sektor tenaga kerja tidak terlalu produktif. Seharusnya ada capital efek seperti penyebaran inovasi inovasi teknologi," kata Anton.
Oleh sebab itu, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas, Anton menyarankan agar pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di Indonesia. Produktivitas tenaga kerja harus diperkuat agar pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas di masa mendatang.
"Keseluruhan kualitas SDM kita perlu ditingkatkan. Produktivitas perlu agar tumbuh tinggi dan berkualitas. Idealnya tenaga kerja yang punya kualitas baik, itu kuncinya," pungkasnya. (Rio)
medcom.id, Jakarta: Pemerintah mengklaim pertumbuhan perekonomian Indonesia merupakan salah satu yang terbaik di dunia. Pertumbuhan ekonomi kuartal pertama tahun ini diprediksi berada pada 5,4% hingga 5,6%. Meski pertumbuhan ekonomi ini mengalahkan pertumbuhan ekonomi Tiongkok dan India, kualitas perekonomian nasional dinilai masih belum berkualitas.
Hal ini disampaikan oleh Pengamat Ekonomi, Anton Hermanto Gunawan. Menurut Anton, seharusnya pemerintah tidak perlu menggembar-gemborkan pertumbuhan ekonomi nasional karena dinilai masih belum berkualitas.
"Pertumbuhan ekonomi belum berdampak signifikan pada penyerapan tenaga kerja. Saya sendiri melihat situasi Indonesia bukan semata mata pertumbuhan tinggi. Kualitas itu yang harus diotak atik. Mungkin akan ada dampak berbeda seperti komposisi berbeda dengan penyerapan tenaga kerja," ujar Anton ketika dihubungi wartawan, Senin (26/5/2014).
Lebih lanjut, Anton yang juga merupakan komisaris Bank Mandiri ini mengatakan bahwa saat ini tingginya pertumbuhan ekonomi Indonesia karena mengandalkan sektor padat modal (capital intensive sector) saja. Pasalnya, sektor tersebut tidaklah terlalu baik untuk hal penyerapan tenaga kerja di Indonesia.
"Kelihatan selama ini capital tidak terlalu pas. Sektor tenaga kerja tidak terlalu produktif. Seharusnya ada capital efek seperti penyebaran inovasi inovasi teknologi," kata Anton.
Oleh sebab itu, untuk mengejar pertumbuhan ekonomi yang lebih berkualitas, Anton menyarankan agar pemerintah meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang ada di Indonesia. Produktivitas tenaga kerja harus diperkuat agar pertumbuhan ekonomi lebih berkualitas di masa mendatang.
"Keseluruhan kualitas SDM kita perlu ditingkatkan. Produktivitas perlu agar tumbuh tinggi dan berkualitas. Idealnya tenaga kerja yang punya kualitas baik, itu kuncinya," pungkasnya. (Rio)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TTD)