Ilustrasi. Medcom.id
Ilustrasi. Medcom.id

Prevalensi Diabetes Meningkat Drastis

Arga sumantri • 06 Juli 2023 04:38
Jakarta: Ketua Tim Kerja Penyakit Diabetes Melitus dan Gangguan Metabolik Kementerian Kesehatan Esti Widiastuti mengungkapkan prevalensi diabetes melitus (DM) pada rentang 2013-2022 meningkat drastis. Pada 2021, tercatat 6,7 juta orang meninggal karena menderita diabetes. Pada tahun yang sama, 1,2 juta anak menderita diabetes tipe 1.
 
Esti mengungkapkan faktor risiko penyebab DM sangat erat dengan gaya hidup. Dia memperkirakan jumlah penderita DM tipe 1 di Indonesia bisa jadi lebih tinggi dari yang tercatat, karena rendahnya upaya deteksi dini sehingga tidak terdiagnosa.
 
"Secara keseluruhan, biaya pelayanan kesehatan terkait DM dan sejumlah penyakit yang dipicunya seperti stroke, jantung dan kanker di Indonesia pada 2019 tercatat lebih dari Rp8 triliun," papar Esti dalam diskusi daring bertema Ancaman Diabetes Melitus pada Anak-Anak Indonesia Sangat Mencemaskan, yang digelar Forum Diskusi Denpasar 12, Rabu, 5 Juli 2023.

Ia menyebut pemerintah sudah melakukan transformasi sistem kesehatan. Salah satunya berupa transformasi layanan primer yang mengedepankan upaya preventif dan promotif. 
 
"Diharapkan masyarakat sebagai salah satu ujung tombak dalam pelaksanaannya," ungkap dia.
 
Esti mengatakan berbagai upaya dilakukan dalam mengedepankan langkah preventif dan promotif. Misalnya, peningkatan aktivitas fisik, edukasi terkait pola hidup sehat, dan deteksi dini berupa pemeriksaan berat badan, tekanan darah, serta tes kadar gula dalam darah. 
 
Ketua Umum IDAI Piprim Basarah Yanuarso mengungkapkan penderita DM tipe 2 meningkat sampai 3 persen. Sebanyak 77 persen di antaranya adalah anak-anak yang obesitas. 
 
Menurut Piprim, penderita DM tipe 2 di masa lalu adalah orang berusia 40 tahun ke atas. Namun, saat ini DM tipe 2 ini sudah diderita oleh anak berusia 6-7 tahun. 
 
"Ini harus diwaspadai. Ini indikasi gaya hidup masyarakat kita yang tidak sehat," ungkap dia.
 
Baca juga: Mencegah Diabetes Anak Perlu Intervensi Pemerintah

Selain gaya hidup, konsumsi ultra processed food dengan glycemic index yang tinggi juga merupakan pemicu DM tipe 2. Apalagi, tegas Piprim, rasa manis yang ditimbulkan sangat adiktif. 
 
"Kondisi ini merupakan wake up call bagi kita semua. Karena, satu dari delapan penduduk Indonesia menderita DM dan 80 persen penderita itu tidak sadar kalau mereka menderita DM," tegas Piprim. Pemerintah, tambahnya, harus hadir untuk mengendalikan makanan yang tidak sehat. 
 
Sementara itu, Spesialis Gizi Klinik Mulianah Daya mengungkapkan dampak meningkatnya jumlah penderita DM mengurangi angka harapan hidup suatu bangsa sekitar 5-10 tahun. Ini akan menjadi beban sosial ekonomi. 
 
"Bila ada upaya deteksi dini, kondisi tersebut bisa dicegah. Peran orang tua dan keluarga sangat signifikan untuk membatasi pola asupan anak-anaknya," kata Mulianah.
 
Mulianah mengungkapkan berdasarkan rekomendasi organisasi kesehatan dunia (WHO) batasan konsumsi gula yang disarankan adalah 5-10 persen dari total asupan energi per orang per hari. Ia mengatakan akses makanan sehat di Indonesia belum terjangkau masyarakat, baik dari sisi literasi maupun daya beli. 
 
"Konsumen belum sepenuhnya memahami informasi pada label makanan dan harga apel belum terjangkau masyarakat luas," ujar Mulianah.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan