Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto.
Ilustrasi. FOTO: MI/Andri Widiyanto.

Menjaga Persatuan dan Kesatuan Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045

Al Abrar • 25 Agustus 2023 19:45
Jakarta: Indonesia Emas 2045 adalah kesempatan bangsa untuk mewujudkan Indonesia sebagai salah satu kekuatan dunia. Oleh karena itu, kepemimpinan nasional hasil kontestasi politik 2024 harus memiliki kemampuan navigasi untuk membawa bangsa melampaui dinamika internasional agar kepentingan nasional tetap tercapai. 
 
Pemerhati isu strategis dan global, Imron Cotan mengatakan, persatuan dan kesatuan menjadi prioritas dan modal utama. Maka itu, pemimpin nasional hasil Kontestasi 2024 yang ideal adalah yang mampu memupuk dan mengokohkan persatuan serta kesatuan bangsa di tengah tantangan global dan domestik yang semakin kompleks.
 
"Pemimpin tersebut harus mampu membangun konsensus nasional dan memastikan bahwa seluruh bangsa Indonesia menjadi bagian dari upaya mencapai Indonesia Emas 2045," ujar Imron, dalam webinar nasional Moya Institute bertajuk "Proklamasi: Peluang dan Tantangan Pemimpin Menyongsong Indonesia Emas 2045" pada Jumat, 25 Agustus 2023.

Pilpres 2024 menjadi kesempatan bagi rakyat Indonesia untuk memilih pemimpin yang memiliki komitmen kuat terhadap persatuan dan kesatuan nasional. Pemimpin tersebut harus mampu membangun jembatan komunikasi antara berbagai kelompok masyarakat, memastikan bahwa setiap suara didengar, dan dalam mengambil keputusan mempertimbangkan kepentingan bersama.
 
"Pilpres menjadi momentum krusial dalam menentukan arah Indonesia di dua dekade mendatang. Pemilih harus mempertimbangkan calon yang tidak hanya memiliki visi internasional yang jelas, tetapi juga komitmen kuat untuk memajukan kepentingan domestik," kata Imron.
 
Menjaga Persatuan dan Kesatuan Jadi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045
 
Sementara itu, Rektor Universitas Jenderal Achmad Yani, Hikmahanto Juwana mengatakan, Indonesia Emas 2045 menjadi sasaran besar yang ingin diwujudkan menuju seratus tahun Republik ini. Siapapun yang memegang tampuk kepemimpinan nasional selanjutnya harus mampu menggelorakan semangat dan cara pandang bahwa Indonesia dapat menjadi negara super power. 
 
"Guna mencapai keinginan tersebut, maka siapa saja calon presiden yang telah ditetapkan oleh KPU perlu memiliki komitmen untuk menolak intervensi luar negeri yang berupaya mengendalikan kita," ujarnya.
 
Politikus reformasi, Fahri Hamzah, menekankan pemimpin yang akan datang seharusnya meneruskan program pembangunan Presiden Jokowi, sehingga terjadi kesinambungan.Termasuk program pembangunan IKN. 
 
Ia juga berpendapat Indonesia saat ini tengah berada dalam perjalanan menuju cita-cita yang dituliskan oleh para pendiri bangsa dalam Pembukaan UUD 1945. Salah satu dari empat tujuan itu menempatkan Indonesia dalam perspektif internasional.
 
"Negara ini dirancang untuk menjadi pemain global. Tak lama setelah Proklamasi, kita menjadi pemain global, misalnya dengan adanya Konferensi Asia-Afrika yang menginspirasi bangsa-bangsa di dunia. Jangan lupa, salah satu tujuan bangsa ini bersifat global, yaitu melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial," ujar Fahri.
 
Sedangkan Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti berpendapat ada empat kedaulatan yang penting diperkuat untuk mencapai Indonesia Emas 2045. Pertama, kedaulatan politik yang substansinya adalah menentukan nasib sendiri, sesuai UUD 1945. Kedua, kedaulatan wilayah untuk mengoptimalkan semua yang terkandung di dalam bumi Indonesia. Ketiga, kedaulatan budaya yang menunjukkan kita memiliki kekhasan dan karakter unik sebagai bangsa Indonesia. Terakhir, kedaulatan posisi internasional untuk menciptakan perdamaian dunia.
 
"Agar keempat kedaulatan tersebut menjadi pondasi menuju 'Indonesia Emas 2045', kekuatan penopangnya ada pada sumber daya manusia, yakni jumlah penduduk terdidik, ekonomi yang tangguh, serta memiliki pemimpin visioner yang mampu memaksimalkan daya tawar Indonesia di dunia internasional," ujarnya. Untuk itu, program pemerintah baru nanti haruslah merupakan kesinambungan, tidak diubah-ubah dan dimulai dari titik nol lagi, pungkas Mu'ti.
 
Direktur Eksekutif Moya Institute, Hery Sucipto, mengatakan bahwa Indonesia harus mampu melahirkan pemimpin nasional yang berkualitas dan unggul dalam setiap era pemerintahan. Menurut Hery, modal kuat yang harus dimiliki oleh para pemimpin masa depan adalah kemampuan untuk menciptakan, menjaga, dan memupuk persatuan serta kesatuan bangsa.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ALB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan