Jakarta: Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menekankan pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi mencegah penularan covid-19. Bahkan, proteksi vaksin semakin besar seiring dosis ketiga.
“Studi di Ontario, Kanada, pada 2021 menyatakan kekebalan lebih tinggi 25 persen terhadap Omicron setelah mendapat vaksin booster,” kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 8 Februari 2022.
Wiku mengungkapkan strategi pengendalian kasus covid-19 selain disiplin protokol kesehatan dan vaksinasi. Strategi itu ialah proaktif melakukan tes covid-19.
“Seseorang yang menjadi kontak erat atau usai melakukan perjalanan sudah seharusnya sukarela testing,” papar dia.
Langkah berikutnya ialah membatasi mobilitas bila tidak ada keperluan mendesak. Semakin jauh berpindah tempat, semakin besar peluang bertemu orang dengan berbagai riwayat kesehatan dan perjalanan.
“Biasakan mempertimbangkan risiko penularan sebelum beraktivitas,” tutur Wiku.
Baca: 1,3 Juta Orang Divaksinasi Covid-19 pada 8 Februari
Dia menyebut strategi selanjutnya, yakni screening menggunakan PeduliLindungi. Penggunaan aplikasi itu penting lantaran fasilitas publik cenderung padat.
Pengelola fasilitas publik diminta betul-betul memperhatikan status pengunjung pada PeduliLindungi. Jangan sampai seseorang yang terpapar covid-19 lolos pemantauan sehingga membahayakan orang lain.
“Orang yang jelas-jelas bergejala tidak boleh masuk (fasilitas publik),” tegas Wiku.
Jakarta: Satuan Tugas (
Satgas) Penanganan Covid-19 menekankan pentingnya protokol kesehatan dan vaksinasi mencegah penularan covid-19. Bahkan, proteksi vaksin semakin besar seiring dosis ketiga.
“Studi di Ontario, Kanada, pada 2021 menyatakan kekebalan lebih tinggi 25 persen terhadap Omicron setelah mendapat
vaksin booster,” kata juru bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi di Jakarta, Selasa, 8 Februari 2022.
Wiku mengungkapkan strategi pengendalian kasus covid-19 selain disiplin protokol kesehatan dan
vaksinasi. Strategi itu ialah proaktif melakukan tes covid-19.
“Seseorang yang menjadi kontak erat atau usai melakukan perjalanan sudah seharusnya sukarela
testing,” papar dia.
Langkah berikutnya ialah membatasi mobilitas bila tidak ada keperluan mendesak. Semakin jauh berpindah tempat, semakin besar peluang bertemu orang dengan berbagai riwayat kesehatan dan perjalanan.
“Biasakan mempertimbangkan risiko penularan sebelum beraktivitas,” tutur Wiku.
Baca:
1,3 Juta Orang Divaksinasi Covid-19 pada 8 Februari
Dia menyebut strategi selanjutnya, yakni
screening menggunakan PeduliLindungi. Penggunaan aplikasi itu penting lantaran fasilitas publik cenderung padat.
Pengelola fasilitas publik diminta betul-betul memperhatikan status pengunjung pada PeduliLindungi. Jangan sampai seseorang yang terpapar covid-19 lolos pemantauan sehingga membahayakan orang lain.
“Orang yang jelas-jelas bergejala tidak boleh masuk (fasilitas publik),” tegas Wiku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)