Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mencatat pemerintah telah menerima sebanyak 474 juta dosis vaksin covid-19 hingga April 2022. Sekitar 130 juta di antaranya merupakan vaksin hibah atau donasi dari negara sahabat.
"Jadi kita pemerintah tidak mengeluarkan uang untuk memperolehnya. Sedangkan sisanya sekitar 344 juta itu adalah vaksin yang kita beli," ujar Budi dalam konferensi pers secara di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022.
Baca: Jokowi Instruksikan Transparansi Pemusnahan Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa
Budi menyebut pada Juni hingga akhir 2022, Indonesia akan kembali menerima vaksin hingga di atas 70 juta dosis. Sebanyak 15 juta di antaranya merupakan sisa kontrak dengan produsen vaksin pada 2021.
"Jadi kita bisa lihat bahwa akan lebih banyak lagi vaksin hibah yang akan datang," jelasnya.
Budi menerangkan salah satu alasan Indonesia mendapatkan banyak vaksin hibah karena mampu melakukan vaksinasi dengan cepat. Pasalya, vaksin hibah memiliki jangka waktu kedaluwarsa yang pendek.
"Kebetulan Indonesia cepat sekali melakukan vaksinasi sehingga negara-negara maju senang mengirimkan vaksin hibahnya ke Indonesia karena mereka tahu akan bisa dimanfaatkan dengan cepat," jelas dia.
Jakarta: Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mencatat pemerintah telah menerima sebanyak 474 juta dosis
vaksin covid-19 hingga April 2022. Sekitar 130 juta di antaranya merupakan vaksin hibah atau donasi dari negara sahabat.
"Jadi kita pemerintah tidak mengeluarkan uang untuk memperolehnya. Sedangkan sisanya sekitar 344 juta itu adalah vaksin yang kita beli," ujar Budi dalam konferensi pers secara di Kantor Presiden, Jakarta, Selasa, 31 Mei 2022.
Baca:
Jokowi Instruksikan Transparansi Pemusnahan Vaksin Covid-19 Kedaluwarsa
Budi menyebut pada Juni hingga akhir 2022, Indonesia akan kembali menerima vaksin hingga di atas 70 juta dosis. Sebanyak 15 juta di antaranya merupakan sisa kontrak dengan produsen vaksin pada 2021.
"Jadi kita bisa lihat bahwa akan lebih banyak lagi vaksin hibah yang akan datang," jelasnya.
Budi menerangkan salah satu alasan Indonesia mendapatkan banyak vaksin hibah karena mampu melakukan
vaksinasi dengan cepat. Pasalya, vaksin hibah memiliki jangka waktu kedaluwarsa yang pendek.
"Kebetulan Indonesia cepat sekali melakukan
vaksinasi sehingga negara-negara maju senang mengirimkan vaksin hibahnya ke Indonesia karena mereka tahu akan bisa dimanfaatkan dengan cepat," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)