Jakarta: Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar berbagai kegiatan dalam waktu sepekan terakhir. Kegiatan tersebut dilakukan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan ideologi Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Terbaru, BPIP menggelar rapat koordinasi dan sinkronisasi bersama ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari 33 provinsi dan 664 perwakilan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) di Indonesia. Rakor bertujuan untuk memperkuat idealisme dan Pancasila di indonesia.
Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP FX Adji Samekto mengatakan, ada tiga latar belakang diselenggarakannya rakor yang berlangsung di Bali tersebut.
Pertama, historis. "Bahwa Pancasila lahir pada 1 Juni 1945. Pada 22 Juni disempurnakan. Dan itu menjadi landasan hukum di Indonesia," kata Adji, dikutip Metro TV.
Kedua, filosofis. Adji menyebutkan bahwa Pancasila merupakan gambaran umum dari peradaban Indonesia. "Itu sudah menjadi khas di Indonesia," katanya.
Ketiga, sosiologis. Adji menyampaikan, Pancasila mulai digeser dari arus utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih setelah runtuhnya era Orde Baru (Orba).
"Setelah Orba ada masa kosong di mana Pancasila tidak diarusutamakan. Misal, Badan Pembina Pendidikan Pelaksana Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (BP7) dibubarkan. Lalu, ada generasi yang tidak mengenal Pancasila sehingga mungkin muncul pengaruh ideologi radikal," ucapnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen untuk kembali memperkuat nilai-nilai Pancasila agar tidak tergerus ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Selain kongres di Bali, BPIP bersama purna Paskibaraka Indonesia menggelar apel peringatan sumpah pemuda ke-91 di Kota Bogor. Kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia.
Apel dipimpin langsung oleh Plt Kepala BPIP Hariyono. Dalam apel tersebut, Hariyono menyampaikan amanat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengingatkan pemuda dan pemudi memperkuat persatuan untuk kemajuan bangsa dan negara.
BPIP juga menggelar Kongres Persamuhan Nasional Pembakti Desa di Serang, Banten. Acara itu diikuti oleh berbagai komunitas Persamuhan Nasioanl Pembakti Desa dari Sabang sampai Merauke.
Plt Kepala BPIP Hariyono menyebutkan, Persamuhan Nasional Pembakti Desa merupakan penggiat kampung yang mengaktualisasikan nilai-nilai gotong royong. BPIP mengapresiasi hal tersebut.
"BPIP bersama penggiat kampung mengapresaisi diri kita masing-masing karena selama ini penggiat kampung telah memelopori di tempatnya masing-masing, menjadikan kampung lebih mandiri, bersih, dan penuh aktivitas kebudayaan sehingga kehidupan di kampung lebih tertib, damai, dan bersih," kata Hariyono.
Selain itu, kongres tersebut juga sebagai upaya BPIP membangun kampung mandiri. Diharapkan, kampung-kampung bisa mandiri dalam membangun potensinya tanpa mengandalkan dana pemerintah.
"Tujuannya, ketika sudah melakukan persamuhan (pertemuan/kongres) ini pasti ada saran dan masukan dari masyarakat kepada pemerintah. Pemerintah harus jeli mencari tahu simpul-simpul mana yang negara belum masuk. Itu kami harus turun tangan dan bersinergi dengan kementerian/lembaga lain dalam program ke depan," kata Direktur Pembudayaan BPIP Irene Camelyn Sinaga.
Jakarta: Badan Pembina Ideologi Pancasila (BPIP) menggelar berbagai kegiatan dalam waktu sepekan terakhir. Kegiatan tersebut dilakukan untuk membangkitkan kesadaran masyarakat akan ideologi Pancasila dan implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.
Terbaru, BPIP menggelar rapat koordinasi dan sinkronisasi bersama ratusan Aparatur Sipil Negara (ASN) dari 33 provinsi dan 664 perwakilan Unit Pelayanan Terpadu (UPT) di Indonesia. Rakor bertujuan untuk memperkuat idealisme dan Pancasila di indonesia.
Deputi Bidang Pengkajian dan Materi BPIP FX Adji Samekto mengatakan, ada tiga latar belakang diselenggarakannya rakor yang berlangsung di Bali tersebut.
Pertama, historis. "Bahwa Pancasila lahir pada 1 Juni 1945. Pada 22 Juni disempurnakan. Dan itu menjadi landasan hukum di Indonesia," kata Adji, dikutip Metro TV.
Kedua, filosofis. Adji menyebutkan bahwa Pancasila merupakan gambaran umum dari peradaban Indonesia. "Itu sudah menjadi khas di Indonesia," katanya.
Ketiga, sosiologis. Adji menyampaikan, Pancasila mulai digeser dari arus utama kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih setelah runtuhnya era Orde Baru (Orba).
"Setelah Orba ada masa kosong di mana Pancasila tidak diarusutamakan. Misal, Badan Pembina Pendidikan Pelaksana Pedoman Penghayatan dan Pengalaman Pancasila (BP7) dibubarkan. Lalu, ada generasi yang tidak mengenal Pancasila sehingga mungkin muncul pengaruh ideologi radikal," ucapnya.
Oleh karena itu, dibutuhkan komitmen untuk kembali memperkuat nilai-nilai Pancasila agar tidak tergerus ideologi yang bertentangan dengan Pancasila.
Selain kongres di Bali, BPIP bersama purna Paskibaraka Indonesia menggelar apel peringatan sumpah pemuda ke-91 di Kota Bogor. Kegiatan tersebut diikuti oleh puluhan perwakilan dari seluruh provinsi di Indonesia.
Apel dipimpin langsung oleh Plt Kepala BPIP Hariyono. Dalam apel tersebut, Hariyono menyampaikan amanat Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali mengingatkan pemuda dan pemudi memperkuat persatuan untuk kemajuan bangsa dan negara.
BPIP juga menggelar Kongres Persamuhan Nasional Pembakti Desa di Serang, Banten. Acara itu diikuti oleh berbagai komunitas Persamuhan Nasioanl Pembakti Desa dari Sabang sampai Merauke.
Plt Kepala BPIP Hariyono menyebutkan, Persamuhan Nasional Pembakti Desa merupakan penggiat kampung yang mengaktualisasikan nilai-nilai gotong royong. BPIP mengapresiasi hal tersebut.
"BPIP bersama penggiat kampung mengapresaisi diri kita masing-masing karena selama ini penggiat kampung telah memelopori di tempatnya masing-masing, menjadikan kampung lebih mandiri, bersih, dan penuh aktivitas kebudayaan sehingga kehidupan di kampung lebih tertib, damai, dan bersih," kata Hariyono.
Selain itu, kongres tersebut juga sebagai upaya BPIP membangun kampung mandiri. Diharapkan, kampung-kampung bisa mandiri dalam membangun potensinya tanpa mengandalkan dana pemerintah.
"Tujuannya, ketika sudah melakukan persamuhan (pertemuan/kongres) ini pasti ada saran dan masukan dari masyarakat kepada pemerintah. Pemerintah harus jeli mencari tahu simpul-simpul mana yang negara belum masuk. Itu kami harus turun tangan dan bersinergi dengan kementerian/lembaga lain dalam program ke depan," kata Direktur Pembudayaan BPIP Irene Camelyn Sinaga.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)