Jakarta: Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dinilai dapat menjadi referensi buat diterapkan di Malaysia. Sebab, selain memberikan akses pembiayaan tanpa agunan, tetapi juga menyediakan pendampingan usaha secara rutin kepada perempuan prasejahtera.
Menteri Pembangunan Wanita, Kanak-kanak, dan Kesejahteraan Komuniti Sarawak, Malaysia, Dato Sri Hajah Fatimah Abdullah mengatakan, pihaknya terbuka untuk mempelajari lebih lanjut sistem ini sebagai bagian dari pengembangan program pemberdayaan di Sarawak.
"Kami kagum dengan yang kami lihat, PNM memberdayakan wanita dan keluarga mereka. Kami melihat sistem yang dibina Masyaallah sudah jauh ke depan. Dengan dashboard-nya, kita dapat maklumat (informasi) secara real time," kata Fatimah saat mengunjungi Menara PNM, Jakarta.
Kunjungan ini menjadi wujud kepedulian bersama antara PNM dan Pemerintah Sarawak terhadap penguatan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi keluarga dan komunitas.
Dalam pertemuan itu, PNM melalui program Mekaar memperkenalkan pendekatan pembiayaan dan pemberdayaan kepada delegasi dari Sarawak.
Menteri Fatimah mengatakan, Mekaar dapat menjadi referensi yang menarik, karena tidak hanya memberikan akses pembiayaan tanpa agunan, tetapi juga menyediakan pendampingan usaha secara rutin kepada perempuan prasejahtera.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, pemberdayaan perempuan merupakan bagian penting dari kerja-kerja PNM sejak awal.
"Kami percaya, ketika perempuan diberi ruang untuk tumbuh, maka keluarga dan lingkungannya juga akan ikut berkembang. Kunjungan Ibu Menteri memberikan semangat baru untuk terus menghadirkan manfaat yang nyata bagi lebih banyak perempuan," kata Arief.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen pertukaran pengalaman, tetapi juga membuka ruang saling belajar dalam mendorong agenda pemberdayaan berbasis komunitas.
Baik PNM maupun Kementerian Sarawak sama-sama memiliki visi bahwa perempuan yang berdaya adalah kunci bagi masyarakat yang sejahtera.
Jakarta: Program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) dinilai dapat menjadi referensi buat diterapkan di Malaysia. Sebab, selain memberikan akses pembiayaan tanpa agunan, tetapi juga menyediakan pendampingan usaha secara rutin kepada perempuan prasejahtera.
Menteri Pembangunan Wanita, Kanak-kanak, dan Kesejahteraan Komuniti Sarawak, Malaysia, Dato Sri Hajah Fatimah Abdullah mengatakan, pihaknya terbuka untuk mempelajari lebih lanjut sistem ini sebagai bagian dari pengembangan program pemberdayaan di Sarawak.
"Kami kagum dengan yang kami lihat, PNM memberdayakan wanita dan keluarga mereka. Kami melihat sistem yang dibina Masyaallah sudah jauh ke depan. Dengan dashboard-nya, kita dapat maklumat (informasi) secara real time," kata Fatimah saat mengunjungi Menara PNM, Jakarta.
Kunjungan ini menjadi wujud kepedulian bersama antara PNM dan Pemerintah Sarawak terhadap penguatan peran perempuan dalam pembangunan ekonomi keluarga dan komunitas.
Dalam pertemuan itu, PNM melalui program Mekaar memperkenalkan pendekatan pembiayaan dan pemberdayaan kepada delegasi dari Sarawak.
Menteri Fatimah mengatakan, Mekaar dapat menjadi referensi yang menarik, karena tidak hanya memberikan akses pembiayaan tanpa agunan, tetapi juga menyediakan pendampingan usaha secara rutin kepada perempuan prasejahtera.
Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan, pemberdayaan perempuan merupakan bagian penting dari kerja-kerja PNM sejak awal.
"Kami percaya, ketika perempuan diberi ruang untuk tumbuh, maka keluarga dan lingkungannya juga akan ikut berkembang. Kunjungan Ibu Menteri memberikan semangat baru untuk terus menghadirkan manfaat yang nyata bagi lebih banyak perempuan," kata Arief.
Kunjungan ini tidak hanya menjadi momen pertukaran pengalaman, tetapi juga membuka ruang saling belajar dalam mendorong agenda pemberdayaan berbasis komunitas.
Baik PNM maupun Kementerian Sarawak sama-sama memiliki visi bahwa perempuan yang berdaya adalah kunci bagi masyarakat yang sejahtera.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)