Anies Baswedan saat menyapa pelajar SD Sukmajaya 01 Depok, Jawa Barat, Jumat (14/11/2014). -- Achmad Zulfikar Fazli
Anies Baswedan saat menyapa pelajar SD Sukmajaya 01 Depok, Jawa Barat, Jumat (14/11/2014). -- Achmad Zulfikar Fazli

Kurikulum 2013 tidak Dicabut Penuh, Ortu: Aduh....

Luhur Hertanto • 06 Desember 2014 18:03
medcom.id, Jakarta: Penghentian penerapan Kurikulum 2013 tidak disambut kelegaan oleh orangtua murid. Masalahnya, kebijakan Menteri Kebudayaan Pendidikan Dasar dan Menengah Anies Baswedan itu hanya berlaku terbatas, sedangkan orang tua murid berharap kurikulum yang mereka anggap memberatkan putra dan putrinya tersebut sama sekali dihentikan.
 
"Jadi anak kita di SD masih pakai kurikulum ini sampai kelas 6? Aduh...." kaget Savitri (33) melalui telepon, Sabtu (6/12/2014).
 
"Melelahkan banget buat anak-anak, guru dan ortunya," sambung warga Kebon Jeruk, Jakarta Barat, yang putrinya duduk di kelas 2 sebuah SD swasta terkemuka ini.

Pada pengumumnya, Jumat (5/12/2014), Menteri Anies Baswedan menyatakan kurikulum 2013 berhenti diberlakukan di sekolah-sekolah yang baru satu semester terakhir menerapkannya. Sedangkan untuk sekolah yang menerapkannya sejak tahun lalu, kurikulum 2013 tetap berlaku dan akan dijadikan sekolah percontohan.
 
Sekolah tempat putri Savitri belajar, sayangnya, masuk dalam golongan ke dua. Selama tiga semester mendampingi putrinya belajar berdasar Kurikulum 2013 yang konon didesain untuk memancing keingintahuan dan menggali potensi akadamik anak, jauh panggang dari api.
 
Dia menilai justru tidak terlihat keunggulan anak di salah satu mata pelajaran, karena semua materi seperti campur aduk.
 
Berat dan membingungkannya materi pelajaran juga dikeluhkan banyak orangtua murid tempat putrinya sekolah. Orangtua bahkan terpaksa membantu mengerjakan tugas-tugas dari sekolah anak-anaknya jadi enggan belajar gara-gara kebingungan dengan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru-guru yang juga masih sangat gagap dengan Kurikulum 2013.
 
"Yang paling aneh rapor. Aturan rapor tidak boleh dirinci per mata pelajaran. Kami, para orang tua, kan harus tahu anaknya kurang dalam matematika atau pelajaran lain," kecam Savitri.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(BOB)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan