Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo membawa wayang kulit disela pagelaran Wayang NKRI di depan Museum Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (29/9). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.
Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo membawa wayang kulit disela pagelaran Wayang NKRI di depan Museum Fatahillah, kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat (29/9). ANTARA FOTO/Sigid Kurniawan.

Pagelaran Wayang NKRI Meriahkan HUT Ke-72 TNI

Lis Pratiwi • 29 September 2017 21:58
medcom.id, Jakarta: Tentara Nasional Indonesia menggelar seni wayang Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) untuk memperingati hari ulang tahun ke-72. Pagelaran bertajuk 'Parikesit Jumeneng Noto'.
 
Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, pagelaran wayang dipilih karena telah diakui dunia sebagai warisan mahakarya kebudayaan Indonesia.
 
"Wayang telah diakui UNESCO dan peran wayang dalam sejarah juga sangat strategis, tidak hanya untuk hiburan," kata Gatot dalam sambutannya di kawasan Kota Tua, Jakarta Barat, Jumat 29 September 2017.

Gatot menjelaskan, wayang juga dapat menjadi media komunikasi paling efektif dalam menyebarluaskan pesan moral, ajaran agama, bahkan nasionalisme dan partiotisme terutama dalam melawan penjajah.
 
Pegelaran seni dan budaya ini merupakan kerja sama TNI dengan maestro seni, Jaya Suprana. "Kami mempersatukan aneka ragam jenis wayang menjadi satu kesatuan Wayang NKRI yang kita saksikan malam ini," jelas Gatot.
 
Lakon 'Parikesit Jumeneng Noto' mengisahkan tentang Raden Parikesit, satu-satunya putra Abimanyu, yang dipersiapkan oleh para Pandawa untuk memegang tampuk kepemimpinan Kerajaan Astina yang porak poranda akibat perang Bhararayudha.
 
Gatot menjelaskan, pertunjukan ini memiliki makna penting. Di antaranya setiap peperangan pasti menyisakan penderitaan dan kehancuran, serta butuh usaha keras dan biaya tinggi untuk membangun kembali akibat kehancuran perang.
 
"Semoga pagelaran wayang malam ini dapat memberi pelajaran bagi kita semua tentang pentingnya membangun persatuan dan kesatuan," ungkap Gatot.
 
Pegelaran Wayang NKRI diselenggarakan pukul 19:30 WIB di halaman Museum Fatahillah. Acara ini menampilkan sebelas jenis wayang yang terdiri dari wayang kulit Banjar, Palembang, Cirebon, Solo, Yogyakarta, Jawa Timur, dan Bali.
 
Serta menampilkan pula wayang golek, wayang beber, wayang orang, dan wayang jemblung yang digunakan oleh pasukan gerilya Jenderal Soedirman untuk menyampaikan pesan-pesan perjuangan melalui jalur kebudayaan kepada masyarakat pedesaan.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan