epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman. Dok Pribadi
URL Berhasil di Salin
Metro Pagi Primetime
Epidemiolog: Butuh 2-3 Tahun untuk Turunkan Status Pandemi Jadi Endemi
MetroTV • 30 Juni 2021 11:43
Jakarta: Program vaksinasi yang berlangsung di seluruh belahan dunia membangun optimisme masyarakat untuk melewati pandemi. Namun, butuh waktu dua sampai tiga tahun untuk menurunkan status pandemi covid-19.
"Menurut saya, butuh sekitar 2-3 tahun lagi untuk ke arah seperti endemi," ujar epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, dalam program Selamat Pagi Indonesia di Metro TV, Rabu, 30 Juni 2021.
Status pandemi bisa ditarik ketika ada satu benua yang menyatakan kasus covid-19 sudah terkendali. Apalagi, lanjut Dicky, belum ada sejarah pandemi yang berlangsung terus menerus.
Paling lama, pandemi berlangsung selama 4 tahun. Vaksinasi yang sudah berlangsung membuat status pandemi diyakini lebih cepat turun.
"Tapi jangan sampai waktu singkat, memakan banyak korban jiwa. Itu harus kita hindari," kata Dicky.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
Jakarta: Program vaksinasi yang berlangsung di seluruh belahan dunia membangun optimisme masyarakat untuk melewati pandemi. Namun, butuh waktu dua sampai tiga tahun untuk menurunkan status pandemi covid-19.
"Menurut saya, butuh sekitar 2-3 tahun lagi untuk ke arah seperti endemi," ujar epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, dalam program Selamat Pagi Indonesiadi Metro TV, Rabu, 30 Juni 2021.
Status pandemi bisa ditarik ketika ada satu benua yang menyatakan kasus covid-19 sudah terkendali. Apalagi, lanjut Dicky, belum ada sejarah pandemi yang berlangsung terus menerus.
Paling lama, pandemi berlangsung selama 4 tahun. Vaksinasi yang sudah berlangsung membuat status pandemi diyakini lebih cepat turun.
"Tapi jangan sampai waktu singkat, memakan banyak korban jiwa. Itu harus kita hindari," kata Dicky.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.