medcom.id, Jakarta: Maskapai Lion Air sempat mengalami delay penerbangan selama tiga hari sejak 18-20 Februari kemarin. Pengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta, PT Angkasa Pura II meminta Lion Air untuk dapat mengantisipasi kemungkinan delay dan dampaknya.
Supervisor Bangunan Terminal 3 Angkasa Pura mengaku sempat panik. Pasalnya, saat puncak kekesalan calon penumpang Lion Air yang terjadi pada Jumat, 20 Februari, dirinya hanya seorang diri di area boarding lunch. Sementara lima orang rekan satu unitnya tidak berada di tempat, karena sedang melaksanakan ibadah Shalat Jumat.
Sejumlah penumpang pun sempat memaki dirinya tepat di hadapan wajahnya. Sebagai seorang pengelola dan bukan pihak maskapai, dia hanya mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Namun, kata dia, penumpang tetap tidak bisa mengerti.
"Penumpang itu sudah tahap emosi mereka sudah tidak percaya kepada Lion, karena merasa dipermainkan. Nanti berangkat jam sekian, tapi enggak berangkat. Naik bus terus diputar-putar," ujar Yasopath Tambunan saat ditemui di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Sabtu, (21/2/2015).
Dia mengatakan, sejak Jumat 20 Februari pagi, hingga siang, tidak ada satupun petugas Lion yang berada di tempat. Penumpang pun semakin kesal yang ditumpahkan dengan cara yang beragam.
"Mereka itu sebenarnya, enggak hanya rugi uang, tapi mental juga waktu," tukas dia.
Dia khawatir, para penumpang melakukan hal yang sifatnya merusak kondisi bangunan. Karena, sebagai pengelola, pihaknya bertanggungjawab akan kondisi fisik bangunan.
"Sebagai pengelola. Enggak bisa terima. Kenapa minta tanggung jawab ke pengelola bandara? harusnya dari airlines, karena mereka di bandara dan otomatis kita yang bertanggungjawab," ujarnya.
Para calon penumpang yang terkena delay meminta kejelasan nasib mereka yang sudah terkatung-katung di bandara selama berjam-jam bahkan harian. Mereka meminta makan hingga penginapan.
"Untuk makan dan air mineral, kami sempat ngasih. Targetnya, hanya 2000. Tapi kalau untuk penginapan, kami tidak bisa," ujar dia.
Ke depan, dia meminta agar pihak maskapai dapat memikirkan kemungkinan delay. Apalagi pada musim liburan atau peak seasons.
"Pihak Lion, tolong lebih bertanggungjawab kepada setiap penumpang. Khususnya kompensasi penumpang, ketika ada delay. Kalau tidak, maka akibatnya akan meluas," tegas dia.
medcom.id, Jakarta: Maskapai Lion Air sempat mengalami delay penerbangan selama tiga hari sejak 18-20 Februari kemarin. Pengelola Bandara Internasional Soekarno Hatta, PT Angkasa Pura II meminta Lion Air untuk dapat mengantisipasi kemungkinan delay dan dampaknya.
Supervisor Bangunan Terminal 3 Angkasa Pura mengaku sempat panik. Pasalnya, saat puncak kekesalan calon penumpang Lion Air yang terjadi pada Jumat, 20 Februari, dirinya hanya seorang diri di area
boarding lunch. Sementara lima orang rekan satu unitnya tidak berada di tempat, karena sedang melaksanakan ibadah Shalat Jumat.
Sejumlah penumpang pun sempat memaki dirinya tepat di hadapan wajahnya. Sebagai seorang pengelola dan bukan pihak maskapai, dia hanya mencoba menjelaskan apa yang terjadi. Namun, kata dia, penumpang tetap tidak bisa mengerti.
"Penumpang itu sudah tahap emosi mereka sudah tidak percaya kepada Lion, karena merasa dipermainkan. Nanti berangkat jam sekian, tapi enggak berangkat. Naik bus terus diputar-putar," ujar Yasopath Tambunan saat ditemui di Terminal 3, Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Banten, Sabtu, (21/2/2015).
Dia mengatakan, sejak Jumat 20 Februari pagi, hingga siang, tidak ada satupun petugas Lion yang berada di tempat. Penumpang pun semakin kesal yang ditumpahkan dengan cara yang beragam.
"Mereka itu sebenarnya, enggak hanya rugi uang, tapi mental juga waktu," tukas dia.
Dia khawatir, para penumpang melakukan hal yang sifatnya merusak kondisi bangunan. Karena, sebagai pengelola, pihaknya bertanggungjawab akan kondisi fisik bangunan.
"Sebagai pengelola. Enggak bisa terima. Kenapa minta tanggung jawab ke pengelola bandara? harusnya dari airlines, karena mereka di bandara dan otomatis kita yang bertanggungjawab," ujarnya.
Para calon penumpang yang terkena delay meminta kejelasan nasib mereka yang sudah terkatung-katung di bandara selama berjam-jam bahkan harian. Mereka meminta makan hingga penginapan.
"Untuk makan dan air mineral, kami sempat ngasih. Targetnya, hanya 2000. Tapi kalau untuk penginapan, kami tidak bisa," ujar dia.
Ke depan, dia meminta agar pihak maskapai dapat memikirkan kemungkinan delay. Apalagi pada musim liburan atau peak seasons.
"Pihak Lion, tolong lebih bertanggungjawab kepada setiap penumpang. Khususnya kompensasi penumpang, ketika ada delay. Kalau tidak, maka akibatnya akan meluas," tegas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(LOV)