Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/MI/Susanto.
Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo/MI/Susanto.

BI: Ekspor Berbasis Ekstraktif Membuat Posisi Indonesia Lemah

10 Juni 2014 12:08
medcom.id, Jakarta: Perekonomian Indonesia mantap masuk katagori perekonomian berpendapatan menengah (middle income country). Kini perekonomian Indonesia sedang menuju ke negara berpendapatan menengah tinggi (upper middle income country). Keberhasilan ini tidak lantas membuat tantangan perekonomian Indonesia menjadi lebih ringan.
 
"Struktur produksi yang dimiliki Indonesia tak lagi memadai untuk memenuhi kebutuhan permintaan konsumen kelas menengah yang semakin besar, beragam dan menuntut nilai tambah serta kualitas produk yang kompleks," kata Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo dalam dialog vertema “Mendorong Reformasi Struktural untuk Penguatan Ekonomi Kawasan Indonesia Barat" di Gedung Bank Indonesia, Kebon Sirih, Jakarta, Senin (9/6/2014).
 
Komoditas ekspor berbasis aktivitas ekstraktif dengan nilai tambah rendah telah menyebabkan posisi tawar Indonesia cenderung lemah dalam rantai nilai global. Ini membuat nilai ekspor kita rentan terhadap gejolak nilai tukar.

"Salah satu cara untuk mempercepat proses transisi ke negara maju berpendapatan tinggi adalah dengan meningkatkan kehandalan industri dan produk ekspor. Proses industrial upgrading ini akan menempatkan produk kita pada posisi yang lebih strategis dalam rantai nilai global maupun dalam rantai produksi di dalam negeri sendiri," kata Agus.
 
Khusus untuk wilayah Indonesia Barat, reformasi struktural yang perlu menjadi perhatian utama adalah sektor perkebunan. Karena pangsa produk berorientasi ekspor terbesar di Sumatera adalah minyak sawit mentah (CPO) dan karet.
 
Dalam jangka menengah, Bank Indonesia memperkirakan apabila reformasi struktural dapat berjalan baik, pertumbuhan ekonomi dapat mencapai sekitar 6,5% pada 2018 dengan tingkat inflasi yang menurun sesuai target jangka menengah dan defisit transaksi berjalan yang lebih sehat.
 
Hal ini didukung oleh prospek pertumbuhan ekonomi global yang diperkirakan terus membaik dan ekspektasi adanya percepatan implementasi berbagai kebijakan struktural. Satu hal yang perlu diperhatikan, kata Agus, Indonesia tidak memiliki banyak waktu untuk terlena dengan capaian ekonomi saat ini.
 
Oleh karena itu, jelas Agus, Bank Indonesia mengajak para kepala daerah untuk duduk bersama untuk berdiskusi bagaimana seharusnya reformasi struktural dapat dilakukan. Kesimpulan pertemuan akan menjadi titik tolak bagi Bank Indonesia serta para kepala daerah untuk berkoordinasi lebih lanjut.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DOR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan