Survei: 33% Responden Pria Mengaku Pernah Mengalami Kekerasan Seksual

Jakarta: Pria rawan mengalami kekerasan seksual. Hal itu berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Indonesia Judicial Research Society (IJRS). peneliti IJRS Dhio Ashar menyampaikan sebanyak 71,8 dari 2.210 responden pernah mengalami kekerasan seksual. Dari persentase tersebut, sebanyak 33,3 persen dialami oleh laki-laki. Sedangkan pihak perempuan yang menjadi korban kekerasan seksual sebanyak 66,7 persen. "Kita lihat bahwa korban kekerasan seksual tidak hanya perempuan, 33 persen lebih adalah laki-laki," kata peneliti IJRS Dhio Ashar dalam rapat dengar pendapat (RDP) di Badan Legislasi (Baleg) di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, 2 Februari 2021. Namun, kekerasan seksual ini tidak pernah terungkap ke publik. Sebab dipengaruhi oleh beberapa alasan, yaitu takut melapor. Alasan kedua kasus kekerasan seksual terhadap laki-laki jarang terungkap karena malu. "Karena ada stereotip bahwa laki-laki itu kuat," ucap dia. Baca: 342 Ribu Orang Tandatangani Petisi Segera Sahkan RUU PKS Tak heran pengesahan Rancangan Undang-Undang Penghapusan Kekerasan Seksual (RUU PKS) dinilai mendesak. Sebab, beleid tersebut memberikan jaminan hak korban kekerasan seksual. "Jadi RUU PKS ini tidak hanya penting bagi perempuan, tapi juga penting melindungi laki-laki korban kekerasan seksual," sebut dia. Survei respons masyarakat terhadap RUU PKS dilakukan di 34 provinsi dengan margin of error sebesar 2,210 persen. Survei dilakukan via telepon pada Mei-Juli 2020. Adapun pemilihan responden dilakukan dengan metode multi stage cluster sampling. RUU PKS diusulkan oleh Fraksi Partai NasDem di DPR. Mayoritas fraksi di DPR menyepakati RUU PKS masuk dalam Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas 2021.