Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) mengusulkan agar program normalisasi Kali Krukut segera dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Hal ini lantaran adanya insiden tiga siswa meninggal karena tembok roboh di MTsN 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Oktober 2022, akibat banjir luapan Kali Krukut.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan dengan menertibkan bangunan di kawasan sekitar Kali Krukut, seperti di Kemang, bisa melebarkan kali tersebut untuk mencegah banjir terulang. Pasalnya, kondisi Kali Krukut saat ini sudah sempit, di beberapa titik lebarnya hanya 3 sampai 5 meter, yang seharusnya 20-30 meter.
"Ditertibkan dulu sepadannya, kalau sudah ditertibkan, kami akan bantu menormalisasi, bukan naturalisasi. Komitmen untuk menertibkan itu (bangunan liar) ada di gubernur," kata Jarot saat dihubungi wartawan, Kamis, 6 Oktober 2022.
Menurut dia, rencana pelebaran Kali Krukut ini harus bersamaan dengan penertiban ratusan bangunan, utamanya kawasan Kemang. Penyempitan Kali Krukut pun diduga banyaknya bangunan liar atau yang melanggar tata ruang.
Jarot menambahkan dengan buruknya sistem drainase (saluran air) di kawasan Jakarta Selatan, menjadi penyebab cepatnya tergenang di kawasan Kali Krukut. Ia berujar saat kejadian robohnya tembok MTSN 19 pukul 14.00, kondisi air Sungai Krukut berada di level siaga 4 atau normal.
"Kalau korban Sekolah MTSN mungkin temboknya sudah tua lalu roboh. Masalah lainnya juga soal drainase yang tidak berjalan baik, sehingga genangannya cepat," jelas dia.
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (
PUPR) mengusulkan agar program
normalisasi Kali Krukut segera dilakukan Pemprov DKI Jakarta. Hal ini lantaran adanya insiden tiga siswa meninggal karena
tembok roboh di MTsN 19, Pondok Labu, Jakarta Selatan, Kamis, 6 Oktober 2022, akibat banjir luapan Kali Krukut.
Direktur Jenderal Sumber Daya Air Kementerian PUPR Jarot Widyoko mengatakan dengan menertibkan bangunan di kawasan sekitar Kali Krukut, seperti di Kemang, bisa melebarkan kali tersebut untuk mencegah banjir terulang. Pasalnya, kondisi Kali Krukut saat ini sudah sempit, di beberapa titik lebarnya hanya 3 sampai 5 meter, yang seharusnya 20-30 meter.
"Ditertibkan dulu sepadannya, kalau sudah ditertibkan, kami akan bantu menormalisasi, bukan naturalisasi. Komitmen untuk menertibkan itu (bangunan liar) ada di gubernur," kata Jarot saat dihubungi wartawan, Kamis, 6 Oktober 2022.
Menurut dia, rencana pelebaran Kali Krukut ini harus bersamaan dengan penertiban ratusan bangunan, utamanya kawasan Kemang. Penyempitan Kali Krukut pun diduga banyaknya bangunan liar atau yang melanggar tata ruang.
Jarot menambahkan dengan buruknya sistem drainase (saluran air) di kawasan Jakarta Selatan, menjadi penyebab cepatnya tergenang di kawasan Kali Krukut. Ia berujar saat kejadian robohnya tembok MTSN 19 pukul 14.00, kondisi air Sungai Krukut berada di level siaga 4 atau normal.
"Kalau korban Sekolah MTSN mungkin temboknya sudah tua lalu roboh. Masalah lainnya juga soal drainase yang tidak berjalan baik, sehingga genangannya cepat," jelas dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LDS)