medcom.id, Jakarta: Keluarga yakin Mutmainah memutilasi anaknya yang berusia satu tahun lantaran depresi. Diduga hubungan Mutmainah dengan suaminya Aipda Deny Siregar tidak harmonis.
"Dia (Mutmainah) pernah bilang, gajinya (gaji Deny) sebulan juga tidak pernah tahu. Dikasih cuma satu juta per bulan," kata Jaelani, ayah Mutmainah, di rumahnya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (4/10/2016).
Dua hari sebelum kejadian, menurut Jaelani, Iin, sapaan Mutmainah, pernah berkeluh kesah. Iin mengaku tidak tahan menghadapi kondisi rumah tangganya.
Jaelani. Foto: MTVN/Arga Sumantri
Iin bercerita kepada Jaelani bahwa suaminya itu temperamental dan acuh kepada keluarga. "Saya sudah engga tahan pak sama Denny," Jaelani menirukan ucapan Iin sambil menitikkan air mata.
Komala, ibunda Iin, menilai kondisi mental putrinya itu nampak jauh berbeda setelah menikah. Iin lebih pendiam, seperti penuh tekanan. Badannya lebih kurus dibandingkan sebelum menikah.
Jaelani dan Komala sadar anaknya di posisi bersalah. Tetapi, keduanya tidak menerima anak kedelapan dari sembilan bersaudara itu disebut pembunuh.
Iin memutilasi anak kandungnya Arjuna dan memotong telinga anak pertamanya, Kalisa, 2, di rumah kontrakan, Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Minggu malam 2 Oktober. Saat itu, kondisi Iin tanpa pakaian.
Ia sudah menjalani pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur. Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan menyampaikan, berdasarkan pemeriksaan ada dugaan Iin mengalami gangguan jiwa.
Iin sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat dengan pasal 338 KUHP dan ancamannya 10 tahun penjara.
medcom.id, Jakarta: Keluarga yakin Mutmainah memutilasi anaknya yang berusia satu tahun lantaran depresi. Diduga hubungan Mutmainah dengan suaminya Aipda Deny Siregar tidak harmonis.
"Dia (Mutmainah) pernah bilang, gajinya (gaji Deny) sebulan juga tidak pernah tahu. Dikasih cuma satu juta per bulan," kata Jaelani, ayah Mutmainah, di rumahnya, Cengkareng, Jakarta Barat, Selasa (4/10/2016).
Dua hari sebelum kejadian, menurut Jaelani, Iin, sapaan Mutmainah, pernah berkeluh kesah. Iin mengaku tidak tahan menghadapi kondisi rumah tangganya.
Jaelani. Foto: MTVN/Arga Sumantri
Iin bercerita kepada Jaelani bahwa suaminya itu temperamental dan acuh kepada keluarga. "Saya sudah engga tahan pak sama Denny," Jaelani menirukan ucapan Iin sambil menitikkan air mata.
Komala, ibunda Iin, menilai kondisi mental putrinya itu nampak jauh berbeda setelah menikah. Iin lebih pendiam, seperti penuh tekanan. Badannya lebih kurus dibandingkan sebelum menikah.
Jaelani dan Komala sadar anaknya di posisi bersalah. Tetapi, keduanya tidak menerima anak kedelapan dari sembilan bersaudara itu disebut pembunuh.
Iin memutilasi anak kandungnya Arjuna dan memotong telinga anak pertamanya, Kalisa, 2, di rumah kontrakan, Cengkareng Barat, Jakarta Barat, Minggu malam 2 Oktober. Saat itu, kondisi Iin tanpa pakaian.
Ia sudah menjalani pemeriksaan kejiwaan di Rumah Sakit Polri, Jakarta Timur. Kapolda Metro Jaya Irjen M. Iriawan menyampaikan, berdasarkan pemeriksaan ada dugaan Iin mengalami gangguan jiwa.
Iin sudah ditetapkan sebagai tersangka. Ia dijerat dengan pasal 338 KUHP dan ancamannya 10 tahun penjara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)