Larantuka: Festival Lamaholot digelar di Flores Timur pada 11-15 September 2019. Pembukaan dilakukan dengan berbagai tarian, paduan suara, teater, dan kegiatan seni lainnya di Desa Bantala, Lewomena, Flores Timur.
Bupati Flores Timur Antonius H. Gege Hadjon menyampaikan festival kesenian tersebut tidak untuk menarik wisatawan. Festival digelar untuk membanggakan budaya sendiri.
"Turis kesekian ukurannya. Tapi kalau orang Lamaholot sudah berbangga atas apa yang dimiliki, tentu orang Lamaholot yang pertama menikmati tradisi dan seni dari budaya yang ada," kata Gege dalam pidato pembukaan Festival Lamaholot di lapangan bola kaki Desa Bantala, Rabu, 11 September 2019.
Gege meminta kesuksesan festival tidak dilihat dari jumlah pengunjung. Sikap menjaga kelestarian budaya yang akan mendatangkan wisatawan.
"Yakinlah pada tradisi yang dijaga dan dilaksanakan secara baik, yang memantulkan nila seni akan mengundang banyak orang ke tempat itu," ujar dia.
Ia mencontohkan Bali. Turis semakin ramai karena budaya yang terus dijaga, bukan hanya keindahan alam.
Festival Lamaholot akan dilaksanakan di dua wilayah yakni di Lewolema (11-13 September) dan Pulau Adonara (14-15 September). Festival tersebut berusaha menggali dan menegaskan kembali ikatan kekerabatan, serta kesatuan kampung-kampung adat yang dijaga dengan ritus-ritus serta janji adat sejak zaman lampau.
Ikatan tersebut dicerminkan dalam ritual persatuan seni Lado, Sadok Nonga, Leon Tenada, Dolo-Dolo, Sole Oha, serta tari Hedung. Kesatuan yang diikat akan senantiasa menjaga nilai-nilai dasar Lamaholot seperti persatuan, gotong royong, tolong-menolong, saling menghargai, menghormati, dan mengunjungi.
Larantuka: Festival Lamaholot digelar di Flores Timur pada 11-15 September 2019. Pembukaan dilakukan dengan berbagai tarian, paduan suara, teater, dan kegiatan seni lainnya di Desa Bantala, Lewomena, Flores Timur.
Bupati Flores Timur Antonius H. Gege Hadjon menyampaikan festival kesenian tersebut tidak untuk menarik wisatawan. Festival digelar untuk membanggakan budaya sendiri.
"Turis kesekian ukurannya. Tapi kalau orang Lamaholot sudah berbangga atas apa yang dimiliki, tentu orang Lamaholot yang pertama menikmati tradisi dan seni dari budaya yang ada," kata Gege dalam pidato pembukaan Festival Lamaholot di lapangan bola kaki Desa Bantala, Rabu, 11 September 2019.
Gege meminta kesuksesan festival tidak dilihat dari jumlah pengunjung. Sikap menjaga kelestarian budaya yang akan mendatangkan wisatawan.
"Yakinlah pada tradisi yang dijaga dan dilaksanakan secara baik, yang memantulkan nila seni akan mengundang banyak orang ke tempat itu," ujar dia.
Ia mencontohkan Bali. Turis semakin ramai karena budaya yang terus dijaga, bukan hanya keindahan alam.
Festival Lamaholot akan dilaksanakan di dua wilayah yakni di Lewolema (11-13 September) dan Pulau Adonara (14-15 September). Festival tersebut berusaha menggali dan menegaskan kembali ikatan kekerabatan, serta kesatuan kampung-kampung adat yang dijaga dengan ritus-ritus serta janji adat sejak zaman lampau.
Ikatan tersebut dicerminkan dalam ritual persatuan seni Lado, Sadok Nonga, Leon Tenada, Dolo-Dolo, Sole Oha, serta tari Hedung. Kesatuan yang diikat akan senantiasa menjaga nilai-nilai dasar Lamaholot seperti persatuan, gotong royong, tolong-menolong, saling menghargai, menghormati, dan mengunjungi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AZF)