medcom.id, Jakarta: Ebola menjadi wabah paling mengerikan saat ini, ribuan manusia di Afrika meninggal akibat penyakit yang obatnya hingga kini masih terus dicari itu. Para ilmuwan kini telah menguji vaksin Ebola pada manusia, dan disebut memberi hasil yang menjanjikan.
Dua puluh relawan telah menyetujui proses imunisasi di Amerika Serikat guna memenuhi uji coba vaksin ini. Penelitian dilakukan oleh ilmuwan di US National Institutes of Health (NIH) dan hasilnya diterbitkan dalam New England Journal of Medicine (NEJM).
Tak satu pun dari mereka yang diimunisasi mengalami efek samping yang berarti. Tubuh relawan itu justru menghasilkan sistem antibodi yang baik guna menangkal dampak Ebola ke arah yang lebih parah.
"Pada konteks keselamatan dan kemampuan untuk menghasilkan respon imun yang tepat kita dapat mengatakan percobaan ini sukses tanpa pengecualian, meskipun itu adalah fase awal dari satu percobaan," kata Dr Anthony Fauci dari NIH kepada BBC.
Dalam proses percobaan, para relawan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan dosis yang rendah, sedangkan kelompok ke-dua diberikan dosis yang tinggi. Respon antibodi lebih kuat dihasilkan mereka yang menerima dosis yang lebih tinggi.
Para peneliti menemukan bahwa tujuh orang yang diberikan dosis tinggi menghasilkan respon imun sel T, yang penting dalam perlindungan terhadap virus Ebola.
Vaksin ini menggunakan virus simpanse dingin yang telah direkayasa secara genetik untuk membawa protein Ebola yang tidak menginfeksi. Ada empat vaksin percobaan dalam eksperimen ini, jika penelitian ini membawa dampak positif, maka akan diberikan pada ribuan pekerja kesehatan di Afrika Barat.
“Jika wabah masih berlangsung enam bulan dari sekarang dan vaksin ini terbukti efektif, maka bisa memiliki dampak yang sangat positif,” kata Dr Fauci. Banyak pertanyaan yang akan muncul selama percobaan pertama kepada manusia. Tapi, karena tekanan terhadap kebutuhan akan proteksi terhadap virus ebola sangat dibutuhkan, segala macam percobaan yang dipercepat.
Penelitian terhadap vaksin Ebola dilakukan oleh berbagai lembaga kesehatan di segala penjuru dunia, hal serupa juga dilakukan oleh perusahaan obat raksasa asal Inggris, Glaxo Smith Kline. Perusahaan itu menyatakan dapat memproduksi satu juta dosis per bulan pada akhir tahun 2015.
medcom.id, Jakarta: Ebola menjadi wabah paling mengerikan saat ini, ribuan manusia di Afrika meninggal akibat penyakit yang obatnya hingga kini masih terus dicari itu. Para ilmuwan kini telah menguji vaksin Ebola pada manusia, dan disebut memberi hasil yang menjanjikan.
Dua puluh relawan telah menyetujui proses imunisasi di Amerika Serikat guna memenuhi uji coba vaksin ini. Penelitian dilakukan oleh ilmuwan di US National Institutes of Health (NIH) dan hasilnya diterbitkan dalam New England Journal of Medicine (NEJM).
Tak satu pun dari mereka yang diimunisasi mengalami efek samping yang berarti. Tubuh relawan itu justru menghasilkan sistem antibodi yang baik guna menangkal dampak Ebola ke arah yang lebih parah.
"Pada konteks keselamatan dan kemampuan untuk menghasilkan respon imun yang tepat kita dapat mengatakan percobaan ini sukses tanpa pengecualian, meskipun itu adalah fase awal dari satu percobaan," kata Dr Anthony Fauci dari NIH kepada BBC.
Dalam proses percobaan, para relawan dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama diberikan dosis yang rendah, sedangkan kelompok ke-dua diberikan dosis yang tinggi. Respon antibodi lebih kuat dihasilkan mereka yang menerima dosis yang lebih tinggi.
Para peneliti menemukan bahwa tujuh orang yang diberikan dosis tinggi menghasilkan respon imun sel T, yang penting dalam perlindungan terhadap virus Ebola.
Vaksin ini menggunakan virus simpanse dingin yang telah direkayasa secara genetik untuk membawa protein Ebola yang tidak menginfeksi. Ada empat vaksin percobaan dalam eksperimen ini, jika penelitian ini membawa dampak positif, maka akan diberikan pada ribuan pekerja kesehatan di Afrika Barat.
“Jika wabah masih berlangsung enam bulan dari sekarang dan vaksin ini terbukti efektif, maka bisa memiliki dampak yang sangat positif,” kata Dr Fauci. Banyak pertanyaan yang akan muncul selama percobaan pertama kepada manusia. Tapi, karena tekanan terhadap kebutuhan akan proteksi terhadap virus ebola sangat dibutuhkan, segala macam percobaan yang dipercepat.
Penelitian terhadap vaksin Ebola dilakukan oleh berbagai lembaga kesehatan di segala penjuru dunia, hal serupa juga dilakukan oleh perusahaan obat raksasa asal Inggris, Glaxo Smith Kline. Perusahaan itu menyatakan dapat memproduksi satu juta dosis per bulan pada akhir tahun 2015.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AWP)