medcom.id, Blitar: Keluarga Presiden pertama RI Soekarno berharap pemerintahan Joko Widodo menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila dan sebagai hari besar nasional. Hal itu disampaikan cucu Bung Karno, Puan Maharani, saat pidato memperingati Hari Lahir Pancasila di Blitar, Jawa Timur.
Puan atas nama keluarga besar Bung Karno membuka pidato dengan mengucapkan terima kasih kepada pimpinan MPR yang melanjutkan tradisi peringatan Hari Pancasila, mengundang dan meminta keluarga Bung Karno menyampaikan sambutan.
Menurut Puan, peringatan pidato Bung Karno pada 1 Juni dimulai sejak Taufiq Kiemas menjabat sebagai Ketua MPR pada 2010. Taufiq Kiemas, kata Puan memberikan sumbangsih besar kepada bangsa dan negara dalam mengembalikan memori kolektif bangsa terhadap sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar negara oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945.
"Karena itu kita semua punya kewajiban moral dan ideologis untuk menjaga kehormatannya, melihat dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara bersama-sama," kata Puan, Senin (1/6/2015).
Dia menyampaikan, keluarga Bung Karno prihatin karena proses desoekarnoisasi yang dipraktikkan Pemerintah Orde Baru telah mencampuradukan antara posisi Bung Karno sebagai pemikir dan ideologi bangsa yang telah menggali nilai-nilai Pancasila dengan kapasitasnya sebagai tokoh politik.
Seharusnya, lanjut dia, proses politik tidak boleh mendistorsi apalagi memanipulasi sejarah bangsa. Apalagi aspek sejarah yang menyangkut pembentukan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa.
"Oleh karena itu, sudah saatnya bagi pemerintah saat ini untuk mengambil keputusan dan menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila dan menjadikannya sebagai hari besar nasional," tegas Puan disambut tepuk tangan undangan yang menghadiri acara itu di alun-alun Kota Blitar.
Dia menilai, keputusan pemerintah menjadikan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila akan melengkapi keputusan pemerintah yang menjadikan 18 Agustus 1945 sebagai Hari Konstitusi sebagaimana dituangkan dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2008 tentang Hari Konstitusi.
Hadir dalam acara tersebut Presiden Joko Widodo, putri Soekarno Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan pimpinan lembaga tinggi negara.
medcom.id, Blitar: Keluarga Presiden pertama RI Soekarno berharap pemerintahan Joko Widodo menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila dan sebagai hari besar nasional. Hal itu disampaikan cucu Bung Karno, Puan Maharani, saat pidato memperingati Hari Lahir Pancasila di Blitar, Jawa Timur.
Puan atas nama keluarga besar Bung Karno membuka pidato dengan mengucapkan terima kasih kepada pimpinan MPR yang melanjutkan tradisi peringatan Hari Pancasila, mengundang dan meminta keluarga Bung Karno menyampaikan sambutan.
Menurut Puan, peringatan pidato Bung Karno pada 1 Juni dimulai sejak Taufiq Kiemas menjabat sebagai Ketua MPR pada 2010. Taufiq Kiemas, kata Puan memberikan sumbangsih besar kepada bangsa dan negara dalam mengembalikan memori kolektif bangsa terhadap sejarah perumusan Pancasila sebagai dasar negara oleh Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia pada 29 Mei hingga 1 Juni 1945.
"Karena itu kita semua punya kewajiban moral dan ideologis untuk menjaga kehormatannya, melihat dan melaksanakan nilai-nilai Pancasila secara bersama-sama," kata Puan, Senin (1/6/2015).
Dia menyampaikan, keluarga Bung Karno prihatin karena proses desoekarnoisasi yang dipraktikkan Pemerintah Orde Baru telah mencampuradukan antara posisi Bung Karno sebagai pemikir dan ideologi bangsa yang telah menggali nilai-nilai Pancasila dengan kapasitasnya sebagai tokoh politik.
Seharusnya, lanjut dia, proses politik tidak boleh mendistorsi apalagi memanipulasi sejarah bangsa. Apalagi aspek sejarah yang menyangkut pembentukan Pancasila sebagai dasar dan ideologi bangsa.
"Oleh karena itu, sudah saatnya bagi pemerintah saat ini untuk mengambil keputusan dan menetapkan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila dan menjadikannya sebagai hari besar nasional," tegas Puan disambut tepuk tangan undangan yang menghadiri acara itu di alun-alun Kota Blitar.
Dia menilai, keputusan pemerintah menjadikan 1 Juni 1945 sebagai Hari Lahirnya Pancasila akan melengkapi keputusan pemerintah yang menjadikan 18 Agustus 1945 sebagai Hari Konstitusi sebagaimana dituangkan dalam Surat Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2008 tentang Hari Konstitusi.
Hadir dalam acara tersebut Presiden Joko Widodo, putri Soekarno Megawati Soekarnoputri, Ketua MPR Zulkifli Hasan, dan pimpinan lembaga tinggi negara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)