medcom.id, Jakarta: Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim menyambangi Kantor Wakil Presiden. Silmy mendiskusikan potensi industri pertahanan Indonesia ke depannya.
Tak hanya itu, Dirut PT Pindad juga melaporkan produk-produk yang dihasilkan, terutama amunisi kaliber besar Howitzer 105 mm yang sudah diproduksi sejak 2013. Meski diproduksi sejak 2013, tak ada pesanan yang datang dari TNI.
"Beliau (Wapres) tanya sudah dipesan atau belum. Saya jawab belum. Beliau bilang akan mendorong pengguna dalam konteks ini TNI untuk menggunakan amunisi kaliber besar yang diproduksi ini," kata Silmy di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (13/7/2015).
JK, sambung dia, juga menanyakan potensi pembelian amunisi yang dilakukan Polri. Ia pun menyampaikan data-data yang ada terkait pembelian amunisi yang dilakukan Polri.
Silmy melihat JK sebagai sosok yang cukup memperhatikan industri pertahanan nasional. Ia masih ingat bagaimana JK menginisiasi pembuatan 150 unit kendaraan taktis jenis Anoa untuk TNI.
Ia menjelaskan, PT Pindad sesungguhnya dapat menyediakan pasokan alutsista untuk TNI. Namun, dorongan harus datang dari pemerintah untuk menginstruksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memproduksi alutsista itu.
"Beliau tanya berapa besar yang bisa disuplai industri pertahanan dalam negeri. Ini tergantung penugasan seberapa besar tugaskan kami untuk memproduksi. Kalau kita belum mampu, kita akan kerjasama," terangnya.
medcom.id, Jakarta: Direktur Utama PT Pindad Silmy Karim menyambangi Kantor Wakil Presiden. Silmy mendiskusikan potensi industri pertahanan Indonesia ke depannya.
Tak hanya itu, Dirut PT Pindad juga melaporkan produk-produk yang dihasilkan, terutama amunisi kaliber besar Howitzer 105 mm yang sudah diproduksi sejak 2013. Meski diproduksi sejak 2013, tak ada pesanan yang datang dari TNI.
"Beliau (Wapres) tanya sudah dipesan atau belum. Saya jawab belum. Beliau bilang akan mendorong pengguna dalam konteks ini TNI untuk menggunakan amunisi kaliber besar yang diproduksi ini," kata Silmy di Kantor Wakil Presiden, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (13/7/2015).
JK, sambung dia, juga menanyakan potensi pembelian amunisi yang dilakukan Polri. Ia pun menyampaikan data-data yang ada terkait pembelian amunisi yang dilakukan Polri.
Silmy melihat JK sebagai sosok yang cukup memperhatikan industri pertahanan nasional. Ia masih ingat bagaimana JK menginisiasi pembuatan 150 unit kendaraan taktis jenis Anoa untuk TNI.
Ia menjelaskan, PT Pindad sesungguhnya dapat menyediakan pasokan alutsista untuk TNI. Namun, dorongan harus datang dari pemerintah untuk menginstruksikan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk memproduksi alutsista itu.
"Beliau tanya berapa besar yang bisa disuplai industri pertahanan dalam negeri. Ini tergantung penugasan seberapa besar tugaskan kami untuk memproduksi. Kalau kita belum mampu, kita akan kerjasama," terangnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)