Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kedua kiri) didampingi KSAL Laksamana Madya TNI Ade Supandi (kiri) dan Ketua KNKT Tatang Kurniadi (kedua kanan) menunjuk FDR. MI/Arya Manggala
Panglima TNI Jenderal TNI Moeldoko (kedua kiri) didampingi KSAL Laksamana Madya TNI Ade Supandi (kiri) dan Ketua KNKT Tatang Kurniadi (kedua kanan) menunjuk FDR. MI/Arya Manggala

Alasan FDR AirAsia Diperlakukan Khusus

Rizky Ferdyansyah • 13 Januari 2015 09:43
medcom.id, Jakarta: Flight data recorder (FDR) pesawat AirAsia QZ8501 mendapatkan perlakuan khusus setelah dievakuasi kemarin. FDR dimasukkan ke kotak dan direndam air. Tim Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) yang membawa FDR ke Jakarta mendapat pengawalan ketat.
 
"FDR ini perlakuannya memang agak khusus, dibawa dengan kotak berisi air dan sebagainya. Agar tetap (data) di black box tersebut ditemukan," kata anggota Jawatan Kuasa Keselamatan Pengangkutan Indonesia, Antonius Toos Sanitioso dalam program Bincang Pagi Metro Tv, Selasa (13/1/2014).
 
Toos menjelaskan, data FDR akan diunduh jika sudah sampai di laboratorium KNKT. Mengunduh data FDR membutuhkan waktu beberapa hari.

"Karena, dari yang diunduh ini sifatnya masih digit. Kalau kami lihat angkanya masih 10101, mungkin tidak bisa diinterpretasi tapi dengan software akan didapatkan tabulasi angka (numerical value)," jelasnya.
 
Lanjut Toos, data tersebut akan digambarkan dalam bentuk grafik agar bisa dibaca dan diinterpretasikan. Data juga bisa dibuat dalam bentuk animasi dengan software flight scape.
 
"Jadi kondisi matangnya berupa stike chart, berbentuk grafis, bisa diinterpretasi, gerakan pesawat dan sebagainya. Lebih mudah lagi nanti setelah dikonvert jadi animasi," lanjutnya.
 
Toos yakin isi FDR tidak rusak karena didesain kuat terhadap benturan dan temperatur tinggi. Berkaca pada kasus kecelakaan pesawat Adam Air pada tahun 2007, FDR berada di kedalaman 2.000 meter dan baru ditemukan setelah delapan bulan pascakejadian. Namun data tetap bisa dibaca.
 
"Harapan kami dengan dua minggu (FDR) dapat dibaca dengan baik, teman-teman di KNKT mungkin bisa," tukasnya.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(TRK)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan