ilustrasi. Foto: Antara/Yusran Uccang
ilustrasi. Foto: Antara/Yusran Uccang

Hidupkan Nilai Sumpah Pemuda

Syarief Oebaidillah • 28 Oktober 2016 08:48
medcom.id, Jakarta: Peringatan ke-88 Hari Sumpah Pemuda tahun ini diharapkan menjadi momentum bagi para pemuda Indonesia untuk bangkit dan menghidupkan kembali nilai-nilai luhur Sumpah Pemuda yang jatuh pada setiap 28 Oktober.
 
"Nilai-nilai Sumpah Pemuda sudah mulai luntur karena banyak orang sudah melupakannya," kata Ketua DPR RI Ade Komarudin di Jakarta, kemarin.
 
Sumpah Pemuda yang dideklarasikan pada 28 Oktober 1928 mengikrarkan satu tanah air, yakni tanah air Indonesia, satu bangsa yakni Bangsa Indonesia, dan menjunjung bahasa persatuan, yakni Bahasa Indonesia.
 
Politikus Partai Golkar itu menegaskan, pemuda Indonesia harus kembali membangun karakter nasional dan bergotong royong membangun bangsa ini dalam bingkai persatuan dan persaudaraan.
 
"Kita harus memperkuat nilai-nilai universal, membangun kembali karakter nasional dan bekerja sama tanpa memandang latar belakang kita. Itulah makna sumpah pemuda yang harus diwujudkan," lanjutnya.
 
Selain itu, Akom, begitu ia dipanggil, berharap, pada momentum Sumpah Pemuda kali ini sudah semestinya pemuda Indonesia memperlihatkan kreativitas dan prestasi mereka untuk bangsa, bahkan harus dibuktikan pada dunia bahwa pemuda Indonesia bisa bersaing di kancah global.
 
"Pemuda harus bangkit. Tunjukkan pada dunia bahwa pemuda Indonesia bisa berdiri di mana pun dan bisa bersaing dengan siapa pun," katanya.
 
Bangsa Indonesia, menurut dia, sedang mengalami kesulitan di bidang ekonomi sehingga keuangan negara sedang sulit.
 
Untuk itulah, pemuda tidak boleh duduk berpangku tangan saja.
 
Menurut Ade, banyak cara untuk menyelamatkan ekonomi bangsa ini, salah satunya dengan memaksimalkan potensi usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
 
Sektor UMKM menjadi salah satu sektor yang diminati dan dikembangkan pemuda Indonesia.
 
"Melihat peluang yang ada dalam UMKM ini, saya berharap ke depan bisa terbangun kemandirian ekonomi dari generasi muda," ucapnya.
 
Ade berharap sektor UMKM bisa kuat dan berdaya saing.
 

 
Karena itu, pemberdayaan perlu dilakukan secara sungguh-sungguh mengingat sektor ekonomi yang digeluti jutaan rakyat tersebut masih terbelit oleh berbagai persoalan.
 
"Mulai dari rendahnya akses pasar dan permodalan, lemahnya kualitas skill sumber daya manusia (SDM), lemahnya penguasaan teknologi serta rendahnya prasyarat mutu yang dihasilkan, sedangkan dari sisi eksternal ialah liberalisasi ekonomi menjadi tantangan tersendiri bagi kemampuan bertahan UMKM," ucapnya.
 
Artinya, lanjut Akom, para pemuda di masa yang akan datang harus mampu menjadikan UMKM sebagai pilar perekonomian bangsa.
 
"UMKM ini mampu bertahan dan karena itu kita harus kembangkan lagi di masa yang akan datang," pungkasnya.
 
Berkualitas
 
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Imam Nahrawi mengajak para pemuda Indonesia di seluruh penjuru negeri untuk terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
 
"Melalui peringatan Hari Sumpah Pemuda tahun ini kami juga mengajak tokoh-tokoh pemuda di seluruh penjuru negeri dan mancanegara beserta keluarga untuk tetap berjuang dan berupaya sekuat tenaga demi kemajuan dan kemakmuran bangsa Indonesia," ucap Nahrawi.
 
Dia pun mengingatkan pentingnya penghargaan dan hormat para pemuda kepada Bung Karno sebagai bapak bangsa, tokoh pemuda masa kemerdekaan, yang meneriakkan kalimat sangat terkenal, "Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia."
 
"Saat pertama kali mendengar pidato Bung Karno, kita mungkin sempat bertanya-tanya. Apakah mungkin dan bagaimana caranya, hanya dengan 10 pemuda, sebuah negara bisa mengguncangkan dunia?" kata Nahrawi.
 
Bila dikaitkan dengan relevansinya pada kondisi saat ini, refleksi atas pidato Bung Karno itu ialah sejatinya jumlah besar saja tidaklah cukup untuk bisa membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang maju dan diperhitungkan di kancah dunia.
 
"Bung Karno membutuhkan pemuda unggul berkualitas dan memiliki visi besar dalam menatap dunia," ujar Nahrawi.
 
Dalam hal ini, ia mencontohkan pada ajang olahraga, yang berhasil mengembalikan tradisi emas dalam Olimpiade Rio de Janeiro Brasil melalui cabang olahraga bulutangkis ialah anak muda berusia 27 dan 30 tahun, yakni Owi-Butet.
 
Di dunia musik juga, ada Sandhy Sondoro, musikus muda Indonesia yang pada usia ke-28 tahun menyabet penghargaan Internasional Contest of Young Pop Singer di Latvia pada 2009.
 
"Itu semua bukti pemuda kita tidak kalah dengan pemuda bangsa lain dalam berprestasi di kancah internasional," kata Nahrawi.



 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan