Jakarta: Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan kematian akibat interaksi antarobat memang ada. Namun, jumlah kasusnya sangat sedikit dan bukan serta-merta karena obat yang dikonsumsi.
"Tapi, karena kondisi komorbid yang bikin sulit menghindari terjadinya kombinasi obat," kata Dicky kepada Medcom.id, Sabtu, 10 Juli 2021.
Dicky tak sepakat dengan pernyataan pasien covid-19 meninggal bukan karena virus korona, melainkan interaksi obat. Dia menyebut penyebab kematian tetap covid-19.
"Karena covid-19 ini yang membuat fungsi organ jadi kacau balau," ujar dia.
Baca: 1.183 Nakes Gugur Akibat Covid-19
Dia mencontohkan seseorang tanpa covid-19 mengalami diabetes atau hipertensi bisa minum obat untuk mengendalikan penyakitnya. Obat yang diberikan sesuai perhitungan dan pertimbangan dari dokter.
Para dokter, kata Dicky, biasanya mengacu pada pedoman yang sepakati perhimpunan dokter. Namun, covid-19 justru bisa membuat tekanan darah seseorang tinggi, padahal tidak punya hipertensi.
Contoh lainnya, seseorang yang awalnya tidak memiliki masalah pernapasan. Saat covid-19 menyerang, jaringan tubuh tidak akan bisa mengikat oksigen.
"Makanya saturasi oksigen turun dan akhirnya berhenti bernapas atau meninggal," tutur Dicky.
Selain itu, Dicky mengatakan kasus kematian akibat covid-19 terbanyak bukan terjadi di rumah sakit, melainkan di rumah. Pasalnya, masyarakat tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan.
"Di India, Brasil, yang meninggal banyak di rumah karena tidak tertangani," papar Dicky.
Dia menegaskan pemahaman ihwal pasien covid-19 meninggal tidak bisa ditebak-tebak. Semua pernyataan medis harus berlandaskan data dan kajian ilmiah.
"Harus banyak baca jurnal yang benar dan baca jurnal juga ada caranya," ucap dia.
Dicky mengimbau masyarakat tidak langsung memercayai pernyataan seseorang. Pasalnya, tidak sembarangan dokter bisa membahas covid-19.
"Cari dari institusi yang jelas, bisa dari pusat riset di rumah sakit, pusat pendidikan, apalagi pusat riset dunia," jelas Dicky.
Isu kematian pasien covid-19 disuarakan dokter Lois. Video pernyataannya viral di media sosial. Lois dia tidak percaya covid-19 dan anti memakai masker.
Bahkan, Lois menuding pasien covid-19 yang meninggal bukan disebabkan virus. Pasien disebut meninggal karena interaksi antarobat.
Jakarta: Epidemiolog dari Griffith University Australia, Dicky Budiman, mengatakan kematian akibat interaksi antarobat memang ada. Namun, jumlah kasusnya sangat sedikit dan bukan serta-merta karena obat yang dikonsumsi.
"Tapi, karena kondisi komorbid yang bikin sulit menghindari terjadinya kombinasi obat," kata Dicky kepada
Medcom.id, Sabtu, 10 Juli 2021.
Dicky tak sepakat dengan pernyataan pasien
covid-19 meninggal bukan karena virus korona, melainkan interaksi obat. Dia menyebut penyebab kematian tetap covid-19.
"Karena
covid-19 ini yang membuat fungsi organ jadi kacau balau," ujar dia.
Baca:
1.183 Nakes Gugur Akibat Covid-19
Dia mencontohkan seseorang tanpa covid-19 mengalami diabetes atau hipertensi bisa minum obat untuk mengendalikan penyakitnya. Obat yang diberikan sesuai perhitungan dan pertimbangan dari dokter.
Para dokter, kata Dicky, biasanya mengacu pada pedoman yang sepakati perhimpunan dokter. Namun, covid-19 justru bisa membuat tekanan darah seseorang tinggi, padahal tidak punya hipertensi.
Contoh lainnya, seseorang yang awalnya tidak memiliki masalah pernapasan. Saat covid-19 menyerang, jaringan tubuh tidak akan bisa mengikat oksigen.
"Makanya saturasi oksigen turun dan akhirnya berhenti bernapas atau meninggal," tutur Dicky.
Selain itu, Dicky mengatakan kasus kematian akibat covid-19 terbanyak bukan terjadi di rumah sakit, melainkan di rumah. Pasalnya, masyarakat tidak mampu menjangkau fasilitas kesehatan.
"Di India, Brasil, yang meninggal banyak di rumah karena tidak tertangani," papar Dicky.
Dia menegaskan pemahaman ihwal pasien covid-19 meninggal tidak bisa ditebak-tebak. Semua pernyataan medis harus berlandaskan data dan kajian ilmiah.
"Harus banyak baca jurnal yang benar dan baca jurnal juga ada caranya," ucap dia.
Dicky mengimbau masyarakat tidak langsung memercayai pernyataan seseorang. Pasalnya, tidak sembarangan dokter bisa membahas covid-19.
"Cari dari institusi yang jelas, bisa dari pusat riset di rumah sakit, pusat pendidikan, apalagi pusat riset dunia," jelas Dicky.
Isu kematian pasien covid-19 disuarakan dokter Lois. Video pernyataannya viral di media sosial. Lois dia tidak percaya covid-19 dan anti memakai masker.
Bahkan, Lois menuding pasien covid-19 yang meninggal bukan disebabkan virus. Pasien disebut meninggal karena interaksi antarobat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(OGI)