Jakarta: Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Rita Diamanati, menyebut modal kesehatan anak Indonesia tak sebaik negara lain. Hal ini yang menyebabkan angka stunting di Indonesia masih cukup tinggi.
"Misalnya tingkat stunting masih sekitar 27,3 persen pada 2019," kata Rita saat dihubungi Medcom.id, Selasa, 26 Januari 2021.
Rita membeberkan sejumlah persoalan yang membuat angka stunting di Indonesia masih tinggi. Salah satunya, cakupan imunisasi belum menyeluruh di tiap daerah.
"Cakupan imunisasinya tidak seluruhnya ada, jadi modal kesehatan dasarnya kurang baik," tutur dia.
Rita menyebut masyakat Indonesia sulit menjaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi. Selain itu, paparan asap rokok tinggi.
(Baca: Jokowi Tunjuk Kepala BKKBN Tangani Stunting)
Tercatat, jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 39,9 persen atau 57 juta orang. Pola hidup yang tidak sehat ini, kata dia, harus diminimalisasi, bahkan dihilangkan.
"Jadi upayakan yang maksimal adalah dengan berolahraga, makan makanan sehat bergizi. Modal kesehatan dasar ini harus diperbaiki," ujar dia.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memperkirakan angka stunting atau gagal tumbuh pada anak naik pada 2020. Peningkatan lantaran pandemi covid-19.
"Angka stunting kita masih relatif tinggi yaitu 27,6 persen tahun 2019 dan diperkirakan pada tahun 2020 terjadi kenaikan akibat dari wabah covid-19," kata Muhadjir di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 25 Januari 2021.
Padahal, pemerintah mengargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada 2024. Pemerintah mesti menurunkan angka stunting minimal 2,7 persen setiap tahun.
Jakarta: Wakil Ketua Komisi Perlindungan Anak Indonesia (
KPAI), Rita Diamanati, menyebut modal kesehatan anak Indonesia tak sebaik negara lain. Hal ini yang menyebabkan angka
stunting di Indonesia masih cukup tinggi.
"Misalnya tingkat stunting masih sekitar 27,3 persen pada 2019," kata Rita saat dihubungi
Medcom.id, Selasa, 26 Januari 2021.
Rita membeberkan sejumlah persoalan yang membuat angka stunting di Indonesia masih tinggi. Salah satunya, cakupan imunisasi belum menyeluruh di tiap daerah.
"Cakupan imunisasinya tidak seluruhnya ada, jadi modal kesehatan dasarnya kurang baik," tutur dia.
Rita menyebut masyakat Indonesia sulit menjaga pola hidup sehat dan makan makanan bergizi. Selain itu, paparan asap rokok tinggi.
(Baca:
Jokowi Tunjuk Kepala BKKBN Tangani Stunting)
Tercatat, jumlah perokok aktif di Indonesia mencapai 39,9 persen atau 57 juta orang. Pola hidup yang tidak sehat ini, kata dia, harus diminimalisasi, bahkan dihilangkan.
"Jadi upayakan yang maksimal adalah dengan berolahraga, makan makanan sehat bergizi. Modal kesehatan dasar ini harus diperbaiki," ujar dia.
Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy memperkirakan angka stunting atau gagal tumbuh pada anak naik pada 2020. Peningkatan lantaran pandemi covid-19.
"Angka stunting kita masih relatif tinggi yaitu 27,6 persen tahun 2019 dan diperkirakan pada tahun 2020 terjadi kenaikan akibat dari wabah covid-19," kata Muhadjir di Istana Negara, Jakarta Pusat, Senin, 25 Januari 2021.
Padahal, pemerintah mengargetkan angka stunting turun menjadi 14 persen pada 2024. Pemerintah mesti menurunkan angka stunting minimal 2,7 persen setiap tahun.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)