Jakarta: Sekolah Sukma Bangsa Sigi, Sulawesi Tengah, memiliki empat ruangan bagi para murid mengembangkan keterampilannya (workshop). Ruangan itu menjadi sarana murid mempraktikkan teori dan ilmu yang didapat.
“Anak-anak tidak hanya belajar teori, tapi dipraktikkan dan aplikatif,” kata Direktur Eksekutif Sekolah Sukma Bangsa Ahmad Baedowi di lokasi, Sabtu, 3 April 2021.
Baca: Tanah 4 Hektare Diwakafkan Ketua DPRD Sulteng untuk Sekolah Sukma Bangsa
Ahmad menyebut workshop pertama ialah perkebunan dan pertanian. Murid-murid yang belajar biologi bisa mengaplikasikan ilmunya di fasilitas tersebut.
Workshop kedua, yakni kriya kayu. Ahmad menuturkan workshop itu dipilih lantaran Sulawesi Tengah memiliki kayu eboni yang bisa dimanfaatkan.
“Anak-anak setelah belajar matematika mengukur dengan presisi bisa dituangkan dengan kreatif membikin handicraft kayu eboni,” papar dia.
Ahmad menuturkan workshop ketiga ialah perbengkelan yang mencakup reparasi handphone, laptop, hingga sepeda motor. Terakhir, workshop teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan desain grafis.
“Ini terintegrasi dengan praktik belajar di kelas. Jadi meski lulusan SMP dan SMA setelah enam tahun, punya skill,” tutur Ahmad.
Jakarta: Sekolah
Sukma Bangsa Sigi, Sulawesi Tengah, memiliki empat ruangan bagi para murid mengembangkan keterampilannya (
workshop). Ruangan itu menjadi sarana murid mempraktikkan teori dan ilmu yang didapat.
“Anak-anak tidak hanya
belajar teori, tapi dipraktikkan dan aplikatif,” kata Direktur Eksekutif Sekolah Sukma Bangsa Ahmad Baedowi di lokasi, Sabtu, 3 April 2021.
Baca: Tanah 4 Hektare Diwakafkan Ketua DPRD Sulteng untuk Sekolah Sukma Bangsa
Ahmad menyebut
workshop pertama ialah perkebunan dan pertanian. Murid-murid yang belajar biologi bisa mengaplikasikan ilmunya di fasilitas tersebut.
Workshop kedua, yakni kriya kayu. Ahmad menuturkan
workshop itu dipilih lantaran Sulawesi Tengah memiliki kayu eboni yang bisa dimanfaatkan.
“Anak-anak setelah belajar matematika mengukur dengan presisi bisa dituangkan dengan kreatif membikin
handicraft kayu eboni,” papar dia.
Ahmad menuturkan
workshop ketiga ialah perbengkelan yang mencakup reparasi
handphone, laptop, hingga sepeda motor. Terakhir,
workshop teknologi informasi dan komunikasi (ICT) dan desain grafis.
“Ini terintegrasi dengan praktik belajar di kelas. Jadi meski lulusan SMP dan SMA setelah enam tahun, punya skill,” tutur Ahmad.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)