Jakarta: Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengimbau masyarakat tak panik menghadapi covid-19 varian Omicron. Menurut dia, varian Omicron memang akan melonjak dengan cepat dan tinggi, tetapi dari segi hospitality dan fatalitasnya lebih rendah dari varian Delta.
“Varian Omicron sudah datang, pasti akan naik tinggi dan cepat. Kalau kita lihat di negara lain bisa 2-3 kali puncaknya delta. Kita tidak usah panik dan khawatir karena yang keduanya hospitalisasi dan fatalitasnya lebih rendah dari Delta. Yang penting kalau ada yang kena, jangan panik," ujarnya saat meninjau vaksinasi massal lanjutan (booster) di Kota Depok, Jawa Barat, dilansir Media Indonesia, Kamis, 3 Februari 2022.
Baca: 2,4 Juta Masyarakat Rentan dan Umum Terlindungi Vaksin Booster
Budi mengimbau kepada pasien tanpa gejala atau gejala ringan dengan saturasi di atas 95 persen tidak perlu dirawat di rumah sakit dan disarankan isolasi mandiri (isoman) atau isolasi terpusat (isoter). Sehingga, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit bisa dimanfaatkan bagi pasien dengan gejala sedang dan berat.
"Kalau tanpa gejala dan saturasi masih di atas 95 persen, walaunpun ada batuk, pilek, demam, sedikit rawat saja di rumah atau isoter, tidak usah ke rumah sakit. Supaya RS bisa terisi dengan orang yang (gejala) sedang dan berat," tegasnya.
Budi juga mengingatkan warga yang belum vaksin segera ke faskes terdekat. Tujuannya, mengurangi resiko penularan dan kematian.
"Cepat vaksin yang belum. Karena data yang kita lihat 60 persen orang yang meninggal adalah orang yang belum divaksin atau belum lengkap vaksinasinya. 60 persen orang yang masuk ke RS kondisi berat juga adalah yang belum divaksin atau belum lengkap," ujarnya.
Jakarta: Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengimbau masyarakat tak panik menghadapi covid-19
varian Omicron. Menurut dia, varian Omicron memang akan melonjak dengan cepat dan tinggi, tetapi dari segi
hospitality dan fatalitasnya lebih rendah dari
varian Delta.
“Varian Omicron sudah datang, pasti akan naik tinggi dan cepat. Kalau kita lihat di negara lain bisa 2-3 kali puncaknya delta. Kita tidak usah panik dan khawatir karena yang keduanya hospitalisasi dan fatalitasnya lebih rendah dari Delta. Yang penting kalau ada yang kena, jangan panik," ujarnya saat meninjau vaksinasi massal lanjutan (
booster) di Kota Depok, Jawa Barat, dilansir
Media Indonesia, Kamis, 3 Februari 2022.
Baca:
2,4 Juta Masyarakat Rentan dan Umum Terlindungi Vaksin Booster
Budi mengimbau kepada pasien tanpa gejala atau gejala ringan dengan saturasi di atas 95 persen tidak perlu dirawat di rumah sakit dan disarankan isolasi mandiri (isoman) atau isolasi terpusat (isoter). Sehingga, ketersediaan tempat tidur di rumah sakit bisa dimanfaatkan bagi pasien dengan gejala sedang dan berat.
"Kalau tanpa gejala dan saturasi masih di atas 95 persen, walaunpun ada batuk, pilek, demam, sedikit rawat saja di rumah atau isoter, tidak usah ke rumah sakit. Supaya RS bisa terisi dengan orang yang (gejala) sedang dan berat," tegasnya.
Budi juga mengingatkan warga yang belum vaksin segera ke faskes terdekat. Tujuannya, mengurangi resiko penularan dan kematian.
"Cepat vaksin yang belum. Karena data yang kita lihat 60 persen orang yang meninggal adalah orang yang belum divaksin atau belum lengkap vaksinasinya. 60 persen orang yang masuk ke RS kondisi berat juga adalah yang belum divaksin atau belum lengkap," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(DEV)