Seorang pengunjung sedang melakukan swab test. Foto: Medcom.id/Syaikhul Hadi.
Seorang pengunjung sedang melakukan swab test. Foto: Medcom.id/Syaikhul Hadi.

Ombudsman Minta Harga Tes Antigen Covid-19 Diturunkan Jadi Rp66 Ribu

Candra Yuri Nuralam • 30 Juni 2021 09:13
Jakarta: Ombudsman meminta pemerintah mengevaluasi tarif atas tes antigen covid-19. Tarif yang berlaku saat ini dinilai terlalu mahal dan mencekik masyarakat.
 
"Rentang harga tes rapid swab antigen seharusnya di kisaran Rp66 ribu sampai Rp160 ribu rupiah," kata Kepala Perwakilan Ombudsman Jakarta Raya Teguh P Nugroho melalui keterangan tertulis, Rabu, 30 Juni 2021.
 
Teguh mengatakan sudah banyak masyarakat melakukan rapid tes antigen. Mereka menyisihkan gajinya untuk melakukan tes itu karena habis melakukan kontak dengan pasien covid-19. Beberapa di antaranya melakukan tes antigen lebih dari sekali dalam sebulan.

Tarif batas atas Rp250 ribu untuk pulau Jawa dan Rp270 ribu di daerah lainnya dinilai kemahalan untuk sekarang. Ombudsman meminta harga itu diturunkan.
 
"Di gelombang kedua ini banyak keluarga suspek covid yang kemudian tidak dites dan dilacak apalagi di-treatment," ujar Teguh.
 
Baca: Polisi Gerebek Layanan Rapid Test Antigen Ilegal di Medan 
 
Teguh mengatakan pihaknya sudah menghitung harga modal alat dari angka itu. Menurutnya, penyedia jasa tes antigen covid-19 masih mendapatkan keuntungan karena banyak masyarakat yang melakukan pemeriksaan.
 
Ombudsman menilai penurunan harga untuk tes antigen itu perlu dilakukan. Pasalnya, kata Teguh, banyak masyarakat yang memilih beralih mengetes menggunakan Genose C-19 karena harganya lebih murah meskipun akurasinya jauh dibanding tes antigen.
 
Teguh mengatakan jika penurunan harga tidak bisa dilakukan, Ombudsman menyarankan pemerintah memberikan subsidi tes antigen. Ombudsman menyarankan pemerintah membuat konsep yang mudah untuk pencairan subsidi. 
 
Salah satunya, masyarakat hanya perlu membawa surat keterangan dari RT yang menjelaskan habis melakukan kontak erat dengan pasien covid-19. Surat itu dipakai untuk membuat harga pemeriksaan bisa dimurahkan
 
"Hal ini untuk mengantisipasi lambatnya swab yang dilakukan puskesmas atau rumah sakit rujukan karena membludaknya suspect covid dan minimnya personil yang mereka miliki," ucap Teguh.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(NUR)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan