Survei Indikator: 67,5% Masyarakat Belum Divaksinasi Covid-19
Kautsar Widya Prabowo • 26 Agustus 2021 00:47
Jakarta: Sebanyak 67,5 persen masyarakat disebut belum mendapatkan vaksin covid-19. Hal itu terungkap berdasarkan hasil survei Indikator Politik.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut masyarakat yang mengaku telah menerima vaksin jauh lebih sedikit daripada yang belum menerima. Sebanyak 21,4 persen masyarakat telah menerima vaksin dosis pertama dan 11,1 persen menerima dosis kedua.
"Kebetulan ketersediaan dan vaksinator untuk melayani masyarakat itu belum cukup. Saya berharap ada kampanye lebih bagaimana yang belum bersedia diyakinkan terutama mereka yang rentan," ujar Burhanuddin dalam konferensi pers virtual, Rabu, 25 Agustus 2021.
Baca: RSKD Duren Sawit Menyediakan 180 Vaksin Pfizer per Hari
Selain itu, Indikator Politik menanyakan antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi covid-19. Sebanyak 56,9 persen masyarakat masih khawatir dengan vaksin.
"Sebagian besar takut dengan efek samping. Jadi, mereka merasa ada efek samping yang tidak aman. Jadi, tidak soal kehalalan lagi, tapi apakah vaksin itu aman atau tidak," jelas dia.
Masyarakat yang cukup bersedia untuk disuntik tercatat 28,6 persen. Sementara itu, 13,9 persen sangat bersedia divaksinasi.
"Presiden (Jokowi) sudah lama launching vaksinasi secara nasional (Januari 2021). Jadi ini perlu ditingkatkan lagi," terang dia.
Survei dilakukan pada 30 Juli-4 Agustus 2021 dengan metode multistage random sampling. Respoden mencapai 1.220 dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.
<iframe width="560" height="315" src="https://www.youtube.com/embed/BxExvZ7vBA4" title="YouTube video player" frameborder="0" allow="accelerometer; autoplay; clipboard-write; encrypted-media; gyroscope; picture-in-picture" allowfullscreen></iframe>
Jakarta: Sebanyak 67,5 persen masyarakat disebut belum mendapatkan vaksin covid-19. Hal itu terungkap berdasarkan hasil survei Indikator Politik.
Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanuddin Muhtadi menyebut masyarakat yang mengaku telah menerima vaksin jauh lebih sedikit daripada yang belum menerima. Sebanyak 21,4 persen masyarakat telah menerima vaksin dosis pertama dan 11,1 persen menerima dosis kedua.
"Kebetulan ketersediaan dan vaksinator untuk melayani masyarakat itu belum cukup. Saya berharap ada kampanye lebih bagaimana yang belum bersedia diyakinkan terutama mereka yang rentan," ujar Burhanuddin dalam konferensi pers virtual, Rabu, 25 Agustus 2021.
Selain itu, Indikator Politik menanyakan antusiasme masyarakat untuk mengikuti vaksinasi covid-19. Sebanyak 56,9 persen masyarakat masih khawatir dengan vaksin.
"Sebagian besar takut dengan efek samping. Jadi, mereka merasa ada efek samping yang tidak aman. Jadi, tidak soal kehalalan lagi, tapi apakah vaksin itu aman atau tidak," jelas dia.
Masyarakat yang cukup bersedia untuk disuntik tercatat 28,6 persen. Sementara itu, 13,9 persen sangat bersedia divaksinasi.
"Presiden (Jokowi) sudah lama launching vaksinasi secara nasional (Januari 2021). Jadi ini perlu ditingkatkan lagi," terang dia.
Survei dilakukan pada 30 Juli-4 Agustus 2021 dengan metode multistage random sampling. Respoden mencapai 1.220 dengan margin of error sekitar 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.
Vaksin untuk Indonesia
Dalam upaya mendukung vaksinasi di Tanah Air, Media Group bersama Slank menggelorakan kampanye sosial bertajuk "Vaksin untuk Indonesia". Kampanye ini adalah upaya untuk bersama-sama bangkit dari pandemi dan memupuk optimisme menuju normal baru dengan terus menjaga kesehatan fisik dan mental. Vaksin dalam tajuk ini bukan saja berarti "obat" atau "anti-virus", tetapi juga upaya untuk menguatkan kembali mental dan spirit kita di tengah kesulitan akibat pandemi.
"Slank dan Media Group bikin gerakan yang bertema 'Vaksin untuk Indonesia'. Berharap lewat musik dan dialog, acara ini bisa menyemangati dampak pandemi yang mengenai kehidupan kita, supaya tetap semangat. Kita hibur supaya senang, supaya imun kita naik juga. Mengajak masyarakat untuk jangan takut untuk divaksin. Ini salah satu solusi untuk lepas dari pandemi," terang drummer Slank, Bimo Setiawan Almachzumi alias Bimbim.
Program "Vaksin untuk Indonesia" tayang di Metro TV setiap hari Jumat, pukul 20:05 WIB. Dalam tayangan ini, Slank bukan saja menyuguhkan musik semata, tetapi juga menampilkan perjalanan ke sejumlah tempat dan berinteraksi dengan masyarakat dari berbagai latar belakang sosial.