Yogyakarta: Peneliti Pusat Kebencanaan Universitas Gadjah mada (UGM) Danang Sri Hadmoko menyampaikan, langkah antisipasi dampak risiko lanjutan dari erupsi gunung berapi. Pernyataan ini menanggapi bencana erupsi Gunung Semeru, Sabtu, 4 Desember 2021 lalu.
"Hal yang harus dilakukan, pertama benar-benar memantau real time curah hujan di puncak," tuturnya dalam Breaking News Metro TV, Selasa, 7 Desember 2021.
Pasalnya, hujan dengan intensitas tinggi merupakan salah satu faktor pemicu turunnya lahar dingin. Lengseran lahar dingin terjadi ketika material gunung berapi tidak mampu menahan beban kemudian longsor bersamaan dengan air hujan mengalir ke sungai.
Hal ini berujung pada langkah kedua, yaitu memastikan kantong lahar di sungai yang berhulu dari Semeru berfungsi dengan baik. Karena jika tidak bisa, lahar ini berpotensi untuk meluber ke kanan-kiri sungai dan membahayakan permukiman warga.
"Yang di dalam radius bahaya primer dan sekunder itu wajib dievakuasi. Proses antisipasi daerah hulu dan hilir. Lembah sungai yang sudah penuh itu masyarakat harus meninggalkan daerah tersebut," pungkasnya. (Mentari Puspadini)
Yogyakarta: Peneliti Pusat Kebencanaan Universitas Gadjah mada (UGM) Danang Sri Hadmoko menyampaikan, langkah antisipasi dampak risiko lanjutan dari erupsi gunung berapi. Pernyataan ini menanggapi bencana erupsi
Gunung Semeru, Sabtu, 4 Desember 2021 lalu.
"Hal yang harus dilakukan, pertama benar-benar memantau real time curah hujan di puncak," tuturnya dalam Breaking News Metro TV, Selasa, 7 Desember 2021.
Pasalnya, hujan dengan intensitas tinggi merupakan salah satu faktor pemicu turunnya lahar dingin. Lengseran lahar dingin terjadi ketika material gunung berapi tidak mampu menahan beban kemudian longsor bersamaan dengan air hujan mengalir ke sungai.
Hal ini berujung pada langkah kedua, yaitu memastikan kantong lahar di sungai yang berhulu dari Semeru berfungsi dengan baik. Karena jika tidak bisa, lahar ini berpotensi untuk meluber ke kanan-kiri sungai dan membahayakan permukiman warga.
"Yang di dalam radius bahaya primer dan sekunder itu wajib dievakuasi. Proses antisipasi daerah hulu dan hilir. Lembah sungai yang sudah penuh itu masyarakat harus meninggalkan daerah tersebut," pungkasnya. (
Mentari Puspadini)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)