medcom.id, Padang: Usai menaklukkan 'Kelok 44', rute di Kabupaten Agam yang terkenal dengan pemandanganya yang indah namun sekaligus merupakan rute yang kejam, keesokan harinya, di hari kedua, perjalanan masih berlanjut untuk menguji ketangguhan All New EcoSport.
Awalnya kami menyangka kalau Kelok 44 yang dipilih oleh PT Ford Motor Indonesia (FMI) di Acara media test drive All New Ford EcosSport pada 7-8 Mei 2014 di Padang, Sumatra Barat merupakan tantangan terberat bagi Urban SUV Ford berukuran kompak itu.
Selain dihiasi tikungan tajam yang ekstrem dan tanjakan terjal nan sempit, di 'Kelok Ampek Puluh Ampek' pengendara harus hati-hati karena lengah sedikit saja, sudah ada jurang yang menanti di tepiannya.
Jujur saja, rute tersebut justru membuat EcoSport semakin terasa kenikmatannya seperti menyeruput kopi panas di kawasan pegunungan yang dingin. Kami justru tidak menyangka kalau perjalanan dari Bukittinggi menuju Ngarai Sianok di hari kedua menjadi perjalanan yang cukup 'menantang' bagi EcoSport.
Setelah beberapa kali melintasi monumen Jam Gadang di Bukittinggi, iring-iringan bergerak menuju Ngarai Sianok yang jaraknya tidak terlalu jauh namun rutenya dihiasi dengan tanjakan-tanjakan panjang. Tiba-tiba iring-iringan All New EcoSport terhenti.
Rupanya salah satu kendaraan di deretan terdepan mengalami sesuatu. Pada layar monitornya tertera peringatan yang intinya membitahukan kalau transmisi mengalami panas dan pengemudi diminta untuk menunggu selama 10 menit.
Menurut Field Service Engineer FMI, Ifran, EcoSport dibekali dengan transmisi dual-clutch yang pada dasarnya merupakan transmisi manual 6-speed yang dioperasikan secara otomatis melalui mekanisme kopling ganda tadi.
"Pada saat posisi kendaraan miring (menanjak) di posisi D, rem itu tidak ditekan tetapi ditambah gas. Jadi seperti kita mengoperasikan setengah kopling." kata Ifran, menjelaskan penyebab panasnya trasmisi.
Ifran menambahkan, "Pada saat itu komputer membaca, ini tidak aman kalau diteruskan dan ia meminta ke driver untuk menunggu 10 menit, setelah itu baru kendaraan aman untuk dijalankan lagi."
Managing Director FMI, Bagus Susanto menambahkan bahwa prosedur tersebut perlu dilakukan untuk mencegah kopling terbakar. "Pada mobil lain yang tidak memiliki sensor temperatur di bagian transmisi, pengemudi akan memaksakan diri sehingga kopling terbakar."
Rombongan menyempatkan diri mampir di pusat kerajinan Amai Setia yang menyediakan berbagai barang kerajinan tangan. Bangunan yang dulunya merupakan sekolah kerajinan bagi kaum perempuan itu merupakan warisan dari Rohana Kudus (1884-1972), wartawati pertama di Sumatra Barat.
Ia berjuang melalui tulisan-tulisannya di surat kabar Sunting Melayu yang ia pimpin. Surat kabar yang terbit pada 1912 itu adalah surat kabar pertama di Indonesia yang dipimpin dan dijalankan oleh kaum perempuan.
Setelah menikmati keindahan panorama di Ngarai Sianok, kami beristirahat menikmati hidangan khas itiak lado mudo, gulai daging cincang, dan makanan khas Sumatra Barat lain yang menggugah selera, rombongan kembali bergerak.
Kami sempat tertinggal karena kendaraan tidak kuat menanjak akibat terpaksa berhenti di tengah-tengah tanjakan yang sangat terjal saat keluar dari 'dasar' ngarai. Rupanya rekan kami 'keenakan' menggunakan transmisi di posisi D. Kami berhasil 'take off' setelah menggeser tuas transmisi PowerShift ke mode Sport/Manual.
Perjalanan menuju Puncak/Lembah Anai yang terletak di Nagari Singgalang Kec. Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar cuup lancar. Hujan deras yang menghiasi perjalanan justru ampuh untuk menguji kelebihan fitur Rain Sensing Wiper-nya, yang mampu mengatur kecepatan wiper sesui dengan intensitas curah hujan yang mengenai kaca depan.
Dengan adanya fitur keselamatan berupa Electronic Stability Control (ESC), jalan basah berkelok-kelok dengan kondisi seperti di kawasan Puncak Bogor itu kami berhasil lalui dengan rasa percaya diri yang tinggi. Fitur ini mampu mengoreksi jika terjadi oversteer maupun understeer.
Kami juga tidak ragu melibas genangan-genangan air di jalan. Pasalnya dalam resentasinya, Marketing Director FMI Gumgum Prijadi mengklaim Ford EcoSport mampu mengarungi genangan air dengan ketingian 55 cm.
Perjalanan yang cukup menantang itu akhirnya terbayar dengan eksotisnya pemandangan di Lembah Anai. Seperti biasa, waktu selalu terasa begitu singkat untuk mengagumi mahakarya ciptaan Ilahi di lokasi yang berada 38 m dari batu Sangkar atau sekitar 60 km dari Padang itu.
Lokasi tersbut sekaligus merupakan puncak kegiatan yang digelar selama dua hari itu. Rombongan kemudian balik ke Padang untuk kembali terbang ke Jakarta membawa pulang berjuta kenangan.
medcom.id, Padang: Usai menaklukkan 'Kelok 44', rute di Kabupaten Agam yang terkenal dengan pemandanganya yang indah namun sekaligus merupakan rute yang kejam, keesokan harinya, di hari kedua, perjalanan masih berlanjut untuk menguji ketangguhan All New EcoSport.
Awalnya kami menyangka kalau Kelok 44 yang dipilih oleh PT Ford Motor Indonesia (FMI) di Acara
media test drive All New Ford EcosSport pada 7-8 Mei 2014 di Padang, Sumatra Barat merupakan tantangan terberat bagi Urban SUV Ford berukuran kompak itu.
Selain dihiasi tikungan tajam yang ekstrem dan tanjakan terjal nan sempit, di 'Kelok Ampek Puluh Ampek' pengendara harus hati-hati karena lengah sedikit saja, sudah ada jurang yang menanti di tepiannya.
Jujur saja, rute tersebut justru membuat EcoSport semakin terasa kenikmatannya seperti menyeruput kopi panas di kawasan pegunungan yang dingin. Kami justru tidak menyangka kalau perjalanan dari Bukittinggi menuju Ngarai Sianok di hari kedua menjadi perjalanan yang cukup 'menantang' bagi EcoSport.
Setelah beberapa kali melintasi monumen Jam Gadang di Bukittinggi, iring-iringan bergerak menuju Ngarai Sianok yang jaraknya tidak terlalu jauh namun rutenya dihiasi dengan tanjakan-tanjakan panjang. Tiba-tiba iring-iringan All New EcoSport terhenti.
Rupanya salah satu kendaraan di deretan terdepan mengalami sesuatu. Pada layar monitornya tertera peringatan yang intinya membitahukan kalau transmisi mengalami panas dan pengemudi diminta untuk menunggu selama 10 menit.
Menurut Field Service Engineer FMI, Ifran, EcoSport dibekali dengan transmisi
dual-clutch yang pada dasarnya merupakan transmisi manual
6-speed yang dioperasikan secara otomatis melalui mekanisme kopling ganda tadi.
"Pada saat posisi kendaraan miring (menanjak) di posisi D, rem itu tidak ditekan tetapi ditambah gas. Jadi seperti kita mengoperasikan setengah kopling." kata Ifran, menjelaskan penyebab panasnya trasmisi.
Ifran menambahkan, "Pada saat itu komputer membaca, ini tidak aman kalau diteruskan dan ia meminta ke
driver untuk menunggu 10 menit, setelah itu baru kendaraan aman untuk dijalankan lagi."
Managing Director FMI, Bagus Susanto menambahkan bahwa prosedur tersebut perlu dilakukan untuk mencegah kopling terbakar. "Pada mobil lain yang tidak memiliki sensor temperatur di bagian transmisi, pengemudi akan memaksakan diri sehingga kopling terbakar."
Rombongan menyempatkan diri mampir di pusat kerajinan Amai Setia yang menyediakan berbagai barang kerajinan tangan. Bangunan yang dulunya merupakan sekolah kerajinan bagi kaum perempuan itu merupakan warisan dari Rohana Kudus (1884-1972), wartawati pertama di Sumatra Barat.
Ia berjuang melalui tulisan-tulisannya di surat kabar
Sunting Melayu yang ia pimpin. Surat kabar yang terbit pada 1912 itu adalah surat kabar pertama di Indonesia yang dipimpin dan dijalankan oleh kaum perempuan.
Setelah menikmati keindahan panorama di Ngarai Sianok, kami beristirahat menikmati hidangan khas itiak lado mudo, gulai daging cincang, dan makanan khas Sumatra Barat lain yang menggugah selera, rombongan kembali bergerak.
Kami sempat tertinggal karena kendaraan tidak kuat menanjak akibat terpaksa berhenti di tengah-tengah tanjakan yang sangat terjal saat keluar dari 'dasar' ngarai. Rupanya rekan kami 'keenakan' menggunakan transmisi di posisi D. Kami berhasil '
take off' setelah menggeser tuas transmisi
PowerShift ke mode Sport/Manual.
Perjalanan menuju Puncak/Lembah Anai yang terletak di Nagari Singgalang Kec. Sepuluh Koto, Kabupaten Tanah Datar cuup lancar. Hujan deras yang menghiasi perjalanan justru ampuh untuk menguji kelebihan fitur
Rain Sensing Wiper-nya, yang mampu mengatur kecepatan
wiper sesui dengan intensitas curah hujan yang mengenai kaca depan.
Dengan adanya fitur keselamatan berupa
Electronic Stability Control (ESC), jalan basah berkelok-kelok dengan kondisi seperti di kawasan Puncak Bogor itu kami berhasil lalui dengan rasa percaya diri yang tinggi. Fitur ini mampu mengoreksi jika terjadi
oversteer maupun
understeer.
Kami juga tidak ragu melibas genangan-genangan air di jalan. Pasalnya dalam resentasinya, Marketing Director FMI Gumgum Prijadi mengklaim Ford EcoSport mampu mengarungi genangan air dengan ketingian 55 cm.
Perjalanan yang cukup menantang itu akhirnya terbayar dengan eksotisnya pemandangan di Lembah Anai. Seperti biasa, waktu selalu terasa begitu singkat untuk mengagumi mahakarya ciptaan Ilahi di lokasi yang berada 38 m dari batu Sangkar atau sekitar 60 km dari Padang itu.
Lokasi tersbut sekaligus merupakan puncak kegiata
n yang digelar selama dua hari itu. Rombongan kemudian balik ke Padang untuk kembali terbang ke Jakarta membawa pulang berjuta kenangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(CDX)