medcom.id, Jakarta: Nilai tukar rupiah di transaksi antarbank di Jakarta menguat sebesar 10 poin. Pada Selasa (25/3) pagi, Rupiah bergerak dari Rp11.368 menjadi Rp11.358 per Dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan bahwa laju mata uang rupiah mendapat sentimen positif dari respon pelaku pasar terhadap kesiapan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi kebijakan moneter The Fed.
"The Fed rencananya akan menaikkan suku bunganya pascapengurangan stimulus keuangannya selesai dilakukan. Kondisi itu sempat menggoyahkan mata uang Rupiah, namun Pemerintah dan BI menyatakan kesiapannya menghadapi itu," kata dia.
Di sisi lain, lanjut dia, laju Rupiah kembali mengalami kenaikan menyusul ekspektasi pasar menyusul kemungkinan dilakukannya pelonggaran moneter Tiongkok pascapenurunan indeks manufakturnya.
"Pasar keuangan domestik menyambut baik kemungkinan itu, terlihat mata uang Yuan juga mengalami penguatan," kata dia.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan Dolar AS cenderung berbalik melemah terhadap mayoritas mata uang dunia setelah data manufaktur AS melambat.
"Melambatnya data manufaktur AS tersebut melengkapi pelambatan data manufaktur negara-negara Euro," kata dia.(Ant)
medcom.id, Jakarta: Nilai tukar rupiah di transaksi antarbank di Jakarta menguat sebesar 10 poin. Pada Selasa (25/3) pagi, Rupiah bergerak dari Rp11.368 menjadi Rp11.358 per Dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada mengatakan bahwa laju mata uang rupiah mendapat sentimen positif dari respon pelaku pasar terhadap kesiapan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam menghadapi kebijakan moneter The Fed.
"The Fed rencananya akan menaikkan suku bunganya pascapengurangan stimulus keuangannya selesai dilakukan. Kondisi itu sempat menggoyahkan mata uang Rupiah, namun Pemerintah dan BI menyatakan kesiapannya menghadapi itu," kata dia.
Di sisi lain, lanjut dia, laju Rupiah kembali mengalami kenaikan menyusul ekspektasi pasar menyusul kemungkinan dilakukannya pelonggaran moneter Tiongkok pascapenurunan indeks manufakturnya.
"Pasar keuangan domestik menyambut baik kemungkinan itu, terlihat mata uang Yuan juga mengalami penguatan," kata dia.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan Dolar AS cenderung berbalik melemah terhadap mayoritas mata uang dunia setelah data manufaktur AS melambat.
"Melambatnya data manufaktur AS tersebut melengkapi pelambatan data manufaktur negara-negara Euro," kata dia.(Ant)
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(RRN)