medcom.id, Jakarta: Sistem pengawasan di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih lemah. Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna mencontohkan kasus penggelembungan anggaran pengadaan bus TransJakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).
"Itu jelas pengawasan lemah. Mereka seakan-akan dipermainkan sama anak buah. Kenapa bisa begitu? Karena pengawasannya lemah," ujar Yayat saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (13/3).
Jokowi memang mudah dekat dan bergaul. Namun itu justru dimanfaatkan oknum nakal. "Harus lebih hati-hati," kata dia.
Sebelumnya, Jokowi membantah pernah mengutus Michael Bimo Putranto ke China untuk menghadiri seminar tentang penerapan sistem bus rapid transit (BRT) di Guangzhou, China, pada 31 Oktober hingga 3 November 2013.
"Semua orang bisa berbicara seperti itu. Semua orang bisa berfoto dan mengaku utusan siapa pun. Saya gak pernah ngutus. Gak ada urusan lelang," ungkapnya.
medcom.id, Jakarta: Sistem pengawasan di era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) masih lemah. Pengamat Perkotaan Yayat Supriatna mencontohkan kasus penggelembungan anggaran pengadaan bus TransJakarta dan Bus Kota Terintegrasi Busway (BKTB).
"Itu jelas pengawasan lemah. Mereka seakan-akan dipermainkan sama anak buah. Kenapa bisa begitu? Karena pengawasannya lemah," ujar Yayat saat dihubungi wartawan di Jakarta, Kamis (13/3).
Jokowi memang mudah dekat dan bergaul. Namun itu justru dimanfaatkan oknum nakal. "Harus lebih hati-hati," kata dia.
Sebelumnya, Jokowi membantah pernah mengutus Michael Bimo Putranto ke China untuk menghadiri seminar tentang penerapan sistem bus rapid transit (BRT) di Guangzhou, China, pada 31 Oktober hingga 3 November 2013.
"Semua orang bisa berbicara seperti itu. Semua orang bisa berfoto dan mengaku utusan siapa pun. Saya gak pernah ngutus. Gak ada urusan lelang," ungkapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(RRN)