medcom.id, Tangerang Selatan: Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) bekerja sama dengan Bitread menggelar kompetisi writingthon #1 di Indonesia untuk menyelesaikan tantangan literasi dan melahirkan sebuah karya tulis bersama.
Kompetisi ini merupakan rangkaian dari peringatan hari ulang tahun (HUT) Puspiptek yang jatuh pada 1 Oktober 2017. Writingthon merupakan kompetisi menulis populer mengenai Puspiptek dan karya-karya yang dihasilkan di kawasan tersebut.
Co Founder Bitread Anita Hairunn Nisa mengatakan, saat ini telah menseleksi 10 penulis unggulan dari 200 peserta dari seluruh wilayah Indonesia. Rata-rata mereka adalah para blogger. Proses seleksi telah dilaksanakan dari 11 Agustus hingga 20 Agustus 2017.
"Kita seleksi 200 orang. Kemudian, terkumpul 168. Yang dipilih hanya 10 orang peserta dilihat dari sisi tulisan," ujar Anita, saat ditemui di Wisma Tamu Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat 25 Agustus 2017.
Ia menjelaskan selama mengikuti seleksi, para calon penulis tersebut diwajibkan untuk menulis profil ilmuwan dan bidang teknologi yang mereka pahami. Rata-rata umur penulis yang mengikuti lomba ini mulai 19 tahun hingga 50 tahun.
Lebih lanjut, Anita mengatakan ke-10 penulis unggulan tersebut merupakan pemenang. Oleh karena itu, mereka akan mendapatkan hadiah uang Rp1 juta per orang dari Bitread.
Setibanya di Puspiptek, lanjut Anita, mereka dibentuk dalam kelompok dan diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi kawasan tersebut untuk mengenal lebih dekat laboratium penelitian dan menggali berbagai potensi yang ada.
(Foto: Metrotvnews.com/Gervin Nathaniel Purba)
Para penulis unggulan tersebut akan menginap di Wisma Puspiptek selama tiga hari, dari Jumat hingga Minggu. Selain kawasan Puspiptek, para penulis tersebut juga akan mengeksplorasi kawasan TBIC.
Setelah itu, tulisan mereka akan dikumpulkan dan dibentuk dalam sebuah buku yang akan diluncurkan pada perayaan Puspiptek Innovation Festival (PIF) sebagai puncak perayaan HUT Puspiptek. Selain itu, mereka juga diharapkan membagikan pengalamannya di blog agar disebarluaskan supaya masyarakat mengetahui potensi yang dimiliki Puspiptek.
Pada kesempatan itu, Kepala Puspiptek Sri Setiawati mengungkapkan harapannya. Melalui kompetisi ini diharapkan ke-10 penulis tersebut dapat mempublikasikan kelebihan yang dimiliki Puspiptek melalui blog mereka dengan bahasa yang lebih populer atau sederhana. Selama ini hasil penelitian hanya bisa dibaca melalui jurnal ilmiah dengan bahasa yang sangat teknis.
Kepala Puspiptek Sri Setiawati (Foto: Metrotvnews.com/Gervin Nathaniel Purba)
"Setiap individu menulis dengan bahasa yang populer berdasakan bidangnya. Jadi kalau ditulis dalam bahasa ilmiah masuknya ke jurnal, yang baca para ilmuwan lagi," tutur Sri.
Dalam kawasan Puspiptek sendiri terdapat laboratorium uji coba tenaga nuklir yang dimiliki Badan Tenaga Nuklir (Batan). Sri berharap kesepuluh penulis unggulan tersebut dapat memberikan sebuah tulisan bahwa nuklir sebenarnya tidak selalu identik senjata penghancur namun bisa juga berguna untuk pengawet makanan.
Kompetisi writingthon #1 mendapat respons yang bagus dari 10 penulis unggulan. Salah satunya Bimo Rafanda berpendapat melalui kompetisi ini ia menjadi berkesempatan untuk memasuki kawasan Puspiptek. Ia terkejut bahwa Indonesia juga memiliki laboratorium canggih dan para penelitinya bekerja secara terstruktur.
"Saya menjadi bisa melihat lebih dekat laboratorium yang ada di Puspiptek. Tadinya kita berpikira hanya ada di luar negeri namun ternyata di Indonesia juga ada," cerita pria asal Palembang itu.
Hal senada juga disampaikan oleh penulis lepas, Sara Rosmiri. Perempuan asal Bogor itu mengaku senang bisa mengunjungi ke Pusat Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propusli, tempat penelitian pengkajian mobil. Meskipun rumit, ia mengaku senang dapat mempelajari sesuatu hal baru.
"Terima kasih kepada Puspiptek dan Bitread untuk kesempatan menuju pusat inovasi iptek di Puspiptek," imbuh Sara.
medcom.id, Tangerang Selatan: Pusat Penelitian Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Puspiptek) bekerja sama dengan Bitread menggelar kompetisi writingthon #1 di Indonesia untuk menyelesaikan tantangan literasi dan melahirkan sebuah karya tulis bersama.
Kompetisi ini merupakan rangkaian dari peringatan hari ulang tahun (HUT) Puspiptek yang jatuh pada 1 Oktober 2017. Writingthon merupakan kompetisi menulis populer mengenai Puspiptek dan karya-karya yang dihasilkan di kawasan tersebut.
Co Founder Bitread Anita Hairunn Nisa mengatakan, saat ini telah menseleksi 10 penulis unggulan dari 200 peserta dari seluruh wilayah Indonesia. Rata-rata mereka adalah para blogger. Proses seleksi telah dilaksanakan dari 11 Agustus hingga 20 Agustus 2017.
"Kita seleksi 200 orang. Kemudian, terkumpul 168. Yang dipilih hanya 10 orang peserta dilihat dari sisi tulisan," ujar Anita, saat ditemui di Wisma Tamu Puspiptek Serpong, Tangerang Selatan, Banten, Jumat 25 Agustus 2017.
Ia menjelaskan selama mengikuti seleksi, para calon penulis tersebut diwajibkan untuk menulis profil ilmuwan dan bidang teknologi yang mereka pahami. Rata-rata umur penulis yang mengikuti lomba ini mulai 19 tahun hingga 50 tahun.
Lebih lanjut, Anita mengatakan ke-10 penulis unggulan tersebut merupakan pemenang. Oleh karena itu, mereka akan mendapatkan hadiah uang Rp1 juta per orang dari Bitread.
Setibanya di Puspiptek, lanjut Anita, mereka dibentuk dalam kelompok dan diberikan kesempatan untuk mengeksplorasi kawasan tersebut untuk mengenal lebih dekat laboratium penelitian dan menggali berbagai potensi yang ada.
(Foto: Metrotvnews.com/Gervin Nathaniel Purba)
Para penulis unggulan tersebut akan menginap di Wisma Puspiptek selama tiga hari, dari Jumat hingga Minggu. Selain kawasan Puspiptek, para penulis tersebut juga akan mengeksplorasi kawasan TBIC.
Setelah itu, tulisan mereka akan dikumpulkan dan dibentuk dalam sebuah buku yang akan diluncurkan pada perayaan Puspiptek Innovation Festival (PIF) sebagai puncak perayaan HUT Puspiptek. Selain itu, mereka juga diharapkan membagikan pengalamannya di blog agar disebarluaskan supaya masyarakat mengetahui potensi yang dimiliki Puspiptek.
Pada kesempatan itu, Kepala Puspiptek Sri Setiawati mengungkapkan harapannya. Melalui kompetisi ini diharapkan ke-10 penulis tersebut dapat mempublikasikan kelebihan yang dimiliki Puspiptek melalui blog mereka dengan bahasa yang lebih populer atau sederhana. Selama ini hasil penelitian hanya bisa dibaca melalui jurnal ilmiah dengan bahasa yang sangat teknis.
Kepala Puspiptek Sri Setiawati (Foto: Metrotvnews.com/Gervin Nathaniel Purba)
"Setiap individu menulis dengan bahasa yang populer berdasakan bidangnya. Jadi kalau ditulis dalam bahasa ilmiah masuknya ke jurnal, yang baca para ilmuwan lagi," tutur Sri.
Dalam kawasan Puspiptek sendiri terdapat laboratorium uji coba tenaga nuklir yang dimiliki Badan Tenaga Nuklir (Batan). Sri berharap kesepuluh penulis unggulan tersebut dapat memberikan sebuah tulisan bahwa nuklir sebenarnya tidak selalu identik senjata penghancur namun bisa juga berguna untuk pengawet makanan.
Kompetisi writingthon #1 mendapat respons yang bagus dari 10 penulis unggulan. Salah satunya Bimo Rafanda berpendapat melalui kompetisi ini ia menjadi berkesempatan untuk memasuki kawasan Puspiptek. Ia terkejut bahwa Indonesia juga memiliki laboratorium canggih dan para penelitinya bekerja secara terstruktur.
"Saya menjadi bisa melihat lebih dekat laboratorium yang ada di Puspiptek. Tadinya kita berpikira hanya ada di luar negeri namun ternyata di Indonesia juga ada," cerita pria asal Palembang itu.
Hal senada juga disampaikan oleh penulis lepas, Sara Rosmiri. Perempuan asal Bogor itu mengaku senang bisa mengunjungi ke Pusat Balai Teknologi Termodinamika Motor dan Propusli, tempat penelitian pengkajian mobil. Meskipun rumit, ia mengaku senang dapat mempelajari sesuatu hal baru.
"Terima kasih kepada Puspiptek dan Bitread untuk kesempatan menuju pusat inovasi iptek di Puspiptek," imbuh Sara.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ROS)