medcom.id, Jakarta: Komisi Nasional (Komnas) Perempuan menyambut baik kedatangan Raja Salman bin Abdulazis Al-saud. Komnas Perempuan berharap hak perempuan di Indonesia dan Arab Saudi juga jadi bahasan.
Salah satu topik yang sangat penting, perlindungan buruh migran wanita. "Perlu ada komitmen memperbaiki perlindungan dan jaminan kerja yang manusiawi terhadap pekerja migran, terutama pembantu rumah tangga (PRT) migran," kata Wakil Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah lewat siaran pers yang diterima Metrotvnews.com, Kamis, 2 Maret 2017.
Persoalan buruh migran menjadi penting karena dua negara saling tergantung. Indonesia butuh lapangan kerja, Arab Saudi butuh pekerja. Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan.
Isu penting pertama soal pekerja ilegal. Tidak bisa dipungkiri bahwa hingga hari ini masih banyak pekerja migran Indonesia pergi bekerja ke Saudi. Padahal, moratorium pekerja migran diberlakukan.
Kedua, isu pemenuhan hak-hak pekerja migran korban kekerasan seksual di Saudi. Komnas Perempuan menyebut pekerja migran yang menjadi korban kekerasan seksual selama ini belum mendapat perhatian serius dari kedua negara. Tak jarang pekerja migran pulang membawa anak pulang ke tanah air.
Ketiga, soal hukuman dan pengampunan terpidana mati. Hukuman mati bukan hanya menghukum si terpidana, tetapi juga menghancurkan hidup keluarganya, terutama anak-anaknya.
"Terakhir, Komnas Perempuan mendorong pemerintah Indonesia dan Arab Saudi menjadi simpul perdamaian khususnya di negara-negara yang sedang berkonflik di kawasan Timur Tengah," tandasnya.
medcom.id, Jakarta: Komisi Nasional (Komnas) Perempuan menyambut baik kedatangan Raja Salman bin Abdulazis Al-saud. Komnas Perempuan berharap hak perempuan di Indonesia dan Arab Saudi juga jadi bahasan.
Salah satu topik yang sangat penting, perlindungan buruh migran wanita. "Perlu ada komitmen memperbaiki perlindungan dan jaminan kerja yang manusiawi terhadap pekerja migran, terutama pembantu rumah tangga (PRT) migran," kata Wakil Ketua Komnas Perempuan Yuniyanti Chuzaifah lewat siaran pers yang diterima
Metrotvnews.com, Kamis, 2 Maret 2017.
Persoalan buruh migran menjadi penting karena dua negara saling tergantung. Indonesia butuh lapangan kerja, Arab Saudi butuh pekerja. Ada beberapa isu yang perlu diperhatikan.
Isu penting pertama soal pekerja ilegal. Tidak bisa dipungkiri bahwa hingga hari ini masih banyak pekerja migran Indonesia pergi bekerja ke Saudi. Padahal, moratorium pekerja migran diberlakukan.
Kedua, isu pemenuhan hak-hak pekerja migran korban kekerasan seksual di Saudi. Komnas Perempuan menyebut pekerja migran yang menjadi korban kekerasan seksual selama ini belum mendapat perhatian serius dari kedua negara. Tak jarang pekerja migran pulang membawa anak pulang ke tanah air.
Ketiga, soal hukuman dan pengampunan terpidana mati. Hukuman mati bukan hanya menghukum si terpidana, tetapi juga menghancurkan hidup keluarganya, terutama anak-anaknya.
"Terakhir, Komnas Perempuan mendorong pemerintah Indonesia dan Arab Saudi menjadi simpul perdamaian khususnya di negara-negara yang sedang berkonflik di kawasan Timur Tengah," tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(SUR)