medcom.id, Jakarta: Siapa sangka, Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus DUr rupanya gemar 'blusukan'? Tapi, kegiatan itu dilakukan sebelum menjadi Presiden. Ketika sudah menjadi orang nomor satu di Indonesia, Gus Dur lebih senang menerima masyarakat langsung ke rumahnya.
Hal ini diungkapkan anak ke-4 Gus Dur, Inayah Wahid. Inayah bercerita, saking gemarnya Gus Dur blusukan, keluarga besar sampai susah mencarinya. Karena itu, Inayah lebih senang ayahnya menjadi Presiden.
"Dulu sebelum jadi Presiden, kami enggak tahu Gus Dur lagi di mana, dan lagi ngapain. Jadi sangat tidak terjangkau. Jadi seringnya 'blusukan'. Dulu engga pernah ada di rumah," ujar Inayah dalam haul ke 5 Gus Dur, di Kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12/2014).
"Tapi saat jadi presiden, kehidupannya jadi tertata karena ada paspamres. Setiap sore ada di rumah menteng, buka pintu untuk masyarakat. Saya ingat masyarakat bisa datang ceritakan apa saja, apa yang dibutuhkan, yang dirasakan, menceritakan apa yang terjadi di mereka," sambung dia.
Tak hanya itu, Gus Dur juga sering beribadah secara langsung di masjid dekat rumah. Di sana, tak hanya berdoa, ia pun menyempatkan waktunya berbicang dengan warga yang ingin menyampaikan keluhan secara langsung.
"Bapak beberapa kali datang ke masjid di depan, supaya masyarakat ada datang. Engga ada jarak dengan masyarakat. Semua bisa datang, cerita, dan akses Gus Dur. Sehingga Gus Dur bisa sangat terjangkau," cerita Inayah.
medcom.id, Jakarta: Siapa sangka, Presiden RI ke-4 Abdurrahman Wahid atau Gus DUr rupanya gemar 'blusukan'? Tapi, kegiatan itu dilakukan sebelum menjadi Presiden. Ketika sudah menjadi orang nomor satu di Indonesia, Gus Dur lebih senang menerima masyarakat langsung ke rumahnya.
Hal ini diungkapkan anak ke-4 Gus Dur, Inayah Wahid. Inayah bercerita, saking gemarnya Gus Dur blusukan, keluarga besar sampai susah mencarinya. Karena itu, Inayah lebih senang ayahnya menjadi Presiden.
"Dulu sebelum jadi Presiden, kami enggak tahu Gus Dur lagi di mana, dan lagi ngapain. Jadi sangat tidak terjangkau. Jadi seringnya 'blusukan'. Dulu engga pernah ada di rumah," ujar Inayah dalam haul ke 5 Gus Dur, di Kediaman Gus Dur, Ciganjur, Jakarta Selatan, Sabtu (27/12/2014).
"Tapi saat jadi presiden, kehidupannya jadi tertata karena ada paspamres. Setiap sore ada di rumah menteng, buka pintu untuk masyarakat. Saya ingat masyarakat bisa datang ceritakan apa saja, apa yang dibutuhkan, yang dirasakan, menceritakan apa yang terjadi di mereka," sambung dia.
Tak hanya itu, Gus Dur juga sering beribadah secara langsung di masjid dekat rumah. Di sana, tak hanya berdoa, ia pun menyempatkan waktunya berbicang dengan warga yang ingin menyampaikan keluhan secara langsung.
"Bapak beberapa kali datang ke masjid di depan, supaya masyarakat ada datang. Engga ada jarak dengan masyarakat. Semua bisa datang, cerita, dan akses Gus Dur. Sehingga Gus Dur bisa sangat terjangkau," cerita Inayah.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(REN)