foto: Reuters
foto: Reuters

Begini Cara Identifikasi Korban AirAsia QZ8501 (2)

Tri Kurniawan • 01 Januari 2015 14:12
medcom.id, Jakarta: Beberapa jasad korban jatuhnya AirAsia QZ8501 mulai diidentifikasi. Tahap ini guna memastikan identitas jasad yang bersangkutan sebelum akhirnya diserahkan kepada keluarga.
 
Ada dua data penting yang diperlukan buat mencegah tertukarnya identitas korban. Yaitu data antemortem dan postmortem.
 
Di dalam tulisan pertama, kita sudah mengenal apa sajakah yang termasuk data antemortem. Yaitu data-data fisik korban sebelum meninggal dunia, termasuk di sini contoh DNA dari saudara kandung.

Data antemortem akan dibandingkan dengan data postmortem. Apa saja yang termasuk data postmortem?
 
Data postmortem adalah data-data fisik yang diperoleh setelah korban meninggal. Seperti sidik jari, golongan darah, konstruksi gigi dan foto diri korban pada saat ditemukan lengkap dengan barang-barang yang melekat di tubuhnya dan sekitarnya bahkan isi kantung pakaiannya.
 
Pertimbangan menjaga data-data postmortem yang menjadi alasan jasad korban AirAsia QZ8501 tidak dimandikan dahulu di RSUD Sultan Imanuddin, Pangkalan Bun. Namun hanya disimpan dalam ruang dingin setelah itu diterbangkan ke Surabaya buat diidentifikasi.
 
Selain foto diri yang detail, juga ada foto rontgen. Ini untuk mengetahui apakah ada ciri khusus berupa pen penyambung tulang serta susunan gigi geligi korban. Ciri fisik yang spesifik akan sangat membantu identifikasi korban.
 
Di dalam sejarah perkembangan teknologi biologi, DNA menjadi data super penting. Ini merupakan asam nukleat yang menyimpan informasi genetika dan menentukan jenis rambut, warna kulit bahkan sifat-sifat khusus dari manusia.
 
Data DNA umumnya terletak di dalam inti sel korban ini akan dibandingkan dengan data DNA kerabat. Peluang mendapat kecocokan akan lebih besar bila contoh DNA korban dibandingkan dengan contoh DNA yang diambil dari ibunda atau anak kandung korban.
 
Bagaimana bila korban adalah yatim piatu dan belum mempunyai anak kandung? Sedangkan saudara kandungnya ada di belahan lain bumi dan sulit dihubungi untuk dimintakan contoh DNA? Atau korban hidup seorang diri?
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(LHE)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan