Jakarta: Program Makan Bergizi Gratis (MBG) memastikan kualitas layanan makanan bagi para siswa baik. Tidak hanya memastikan menu bergizi hadir setiap hari, program ini juga melakukan pendataan alergi agar setiap anak menerima hidangan yang aman untuk dikonsumsi.
Salah satu unit yang menerapkan standar tinggi adalah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Babakan Madang Cijayanti Dua.
Dapur yang mengolah dan mendistribusikan lebih dari 3.000 porsi makanan bergizi setiap hari untuk 25 sekolah di wilayah Babakan Madang, Kabupaten Bogor itu menerapkan standar tinggi dalam pengolahan makanan.
Pendataan alergi jadi standar keamanan makanan
Selain kuantitas, kualitas makanan menjadi perhatian utama. Pendataan alergi dilakukan dengan rapi dan terukur, diisi langsung oleh orang tua atau siswa. Dengan begitu, data dapat dicek secara cepat oleh pihak sekolah maupun dapur pengelola.
Langkah ini memastikan setiap hidangan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa, terutama mereka yang memiliki alergi terhadap bahan tertentu.
Makan siang jadi waktu favorit siswa
Bagi para siswa, momen makan bersama kini menjadi waktu yang menyenangkan. Menu yang selalu berganti setiap hari serta pengaturan alergi yang lebih aman membuat mereka tidak perlu lagi membawa bekal dari rumah.
“Suka banget, karena telurnya itu lembut, enggak kematengan. Ada telur, daging, sayur, dan keripik tempe sama buahnya kelengkeng. Waktu itu ada telur rebus terus dikasih kuah gulai, itu yang paling aku suka, enak," kata seorang siswa SMP Islam Al Muttaqien, Asma.
Sekolah dilibatkan dalam penyusunan menu
Program MBG juga membuka ruang komunikasi bagi sekolah untuk memberikan masukan. Jika ada permintaan variasi menu atau penyesuaian rasa, dapur pengelola siap berkoordinasi untuk menghadirkan makanan yang aman dan sesuai selera siswa.
Kepala SMP Islam Al Muttaqien, Agus Nazmudin, turut menyampaikan harapannya. Dia mengatakan program ini diharapkan terus berjalan karena sangat membantu murid-murid khususnya yang mereka tidak sarapan pada pagi hari.
“Harapan saya sebagai Kepala Sekolah, atau kami di sini pihak sekolah, ya harapannya ini terus berjalan, karena ini sangat membantu anak-anak yang memang mungkin kalau di rumah nggak sarapan ya. Nah, ketika ada MBG, istirahat pertama, mereka bisa sarapan di sekolah gitu. Dan terus berjalan sampai selanjutnya, dan bisa menghasilkan anak-anak yang memang gizinya naik gitu ya. Terus kecerdasannya, kepintarannya, dan fokus belajarnya di sekolah lebih meningkat," kata Agus.
Jakarta: Program
Makan Bergizi Gratis (MBG) memastikan kualitas layanan makanan bagi para siswa baik. Tidak hanya memastikan menu bergizi hadir setiap hari, program ini juga melakukan pendataan alergi agar setiap anak menerima hidangan yang aman untuk dikonsumsi.
Salah satu unit yang menerapkan standar tinggi adalah Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Babakan Madang Cijayanti Dua.
Dapur yang mengolah dan mendistribusikan lebih dari 3.000 porsi makanan bergizi setiap hari untuk 25 sekolah di wilayah Babakan Madang, Kabupaten Bogor itu menerapkan standar tinggi dalam pengolahan makanan.
Pendataan alergi jadi standar keamanan makanan
Selain kuantitas, kualitas makanan menjadi perhatian utama. Pendataan alergi dilakukan dengan rapi dan terukur, diisi langsung oleh orang tua atau siswa. Dengan begitu, data dapat dicek secara cepat oleh pihak sekolah maupun dapur pengelola.
Langkah ini memastikan setiap hidangan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan masing-masing siswa, terutama mereka yang memiliki alergi terhadap bahan tertentu.
Makan siang jadi waktu favorit siswa
Bagi para siswa, momen makan bersama kini menjadi waktu yang menyenangkan. Menu yang selalu berganti setiap hari serta pengaturan alergi yang lebih aman membuat mereka tidak perlu lagi membawa bekal dari rumah.
“Suka banget, karena telurnya itu lembut, enggak kematengan. Ada telur, daging, sayur, dan keripik tempe sama buahnya kelengkeng. Waktu itu ada telur rebus terus dikasih kuah gulai, itu yang paling aku suka, enak," kata seorang siswa SMP Islam Al Muttaqien, Asma.
Sekolah dilibatkan dalam penyusunan menu
Program MBG juga membuka ruang komunikasi bagi sekolah untuk memberikan masukan. Jika ada permintaan variasi menu atau penyesuaian rasa, dapur pengelola siap berkoordinasi untuk menghadirkan makanan yang aman dan sesuai selera siswa.
Kepala SMP Islam Al Muttaqien, Agus Nazmudin, turut menyampaikan harapannya. Dia mengatakan program ini diharapkan terus berjalan karena sangat membantu murid-murid khususnya yang mereka tidak sarapan pada pagi hari.
“Harapan saya sebagai Kepala Sekolah, atau kami di sini pihak sekolah, ya harapannya ini terus berjalan, karena ini sangat membantu anak-anak yang memang mungkin kalau di rumah nggak sarapan ya. Nah, ketika ada MBG, istirahat pertama, mereka bisa sarapan di sekolah gitu. Dan terus berjalan sampai selanjutnya, dan bisa menghasilkan anak-anak yang memang gizinya naik gitu ya. Terus kecerdasannya, kepintarannya, dan fokus belajarnya di sekolah lebih meningkat," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id(ANN)