Pesawat Lion Air. Foto: MI/Atet Dwi Pramadia
Pesawat Lion Air. Foto: MI/Atet Dwi Pramadia

Ada Ketidakseimbangan Pertumbuhan di Sektor Penerbangan

Lukman Diah Sari • 21 Mei 2016 16:06
medcom.id, Jakarta: Pertumbuhan penumpang penerbangan kian pesat. Terlebih saat memasuki masa libur panjang seperti Idul Fitri dan Tahun Baru. Selain itu banyaknya penerbangan murah, kian menyumbang padatnya penumpang. Sayangnya, hal itu tak diseimbangkan dengan laju pertumbuhan sumber daya manusia dan infrastruktur. Yang justru malah menambah masalah.
 
Pengamat penerbangan Chappy Hakim mengungkap, beberapa maskapai hanya melihat perkembangan di sektor ekonomi. Namun mengesampingkan sektor penunjang lain.
 
"Sayangnya pertumbuhan itu hanya dilihat sebagai satu pertumbuhan ekonomi. Kita bisa dengan mudah mengembangkan perekonomian dengan air tranportasion. Tapi tidak diiringi dengan perkemnbangan pilot, transmisi, air transmisi semuanya," beber dia pada diskusi 'Ada Apa dengan Bandara Kita' di Jalan Gereja Theresia, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu (21/5/2016).

Chappy menuturkan, perkembangan usaha udara dimulai pada awal tahun 2000 saat terjadi perubahan peraturan di industri penerbangan. Orang-orang bisa dengan mudah membuat usaha penerbangan, membeli pesawat, dan menyewa pesawat.
 
Dengan kemudahan itu, tren harga tiket pesawat murah berjamur. Sayangnya hal itu tidak seiring dengan perkembangan SDM dan pendukungnya. Yang kini melahirkan kesenjangan, bahkan kecelakaan di udara yang kian sering.
 
"Kesenjangan yang terjadi dari pertumbuhan penumpang dan manajemen SDM dan infrastruktur penerbangan makin jauh. Kesenjangan ini menyebabkan tentang banyak delay hingga accident," urai dia.
 
Dengan begitu, harus ada yang dibenahi untuk menyeimbangkan pertumbuhan penumpang yang kian pesat. Chappy mengungkap, yakni dengan memperbaiki SDM penerbangan dan segala hal pendukung termasuk teknologi.
 
"Yang harus dibenahi adalah upaya besar menyeimbangkan penumpang dengan ketersedian SDM penerbangan dengan infrastuktur. Itu yang sangat mendasar dikerjakan lebih dulu," kata dia.
 
Selain itu, lanjut Chappy, faktor disiplin pun penting dijunjung otoritas penerbangan untuk patuh segala peraturan. Pengawasan secara terus-menerus juga wajib dilakukan.
 
"Disiplin, pengawasan terus menerus, efek jera tiada maaf apabila ada pelanggaran," kata dia.
 
Seperti diketahui, Lion Air mendapatkan hukuman pembekuan grown handling selama lima hari, menutup 95 rute penerbangan dari 93 rute domestik dan 2 internasional, serta tidak memberikan izin rute baru.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan