Jakarta: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta maaf atas kejadian kembali mogoknya kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan. Budi berdalih ini konsekuensi menggunakan tenaga kerja dalam negeri.
"Ini bukan 'excuse' (berdalih), memang LRT Palembang upaya kami memberanikan diri untuk segera menggunakan produk dalam negeri," kata Budi seperti dilansir Antara, Selasa, 14 Agustus 2018.
Budi Karya menyatakan, pemerintah bisa saja mencari aman dengan perusahaan asing dalam menggarap LRT. Namun, pemerintah bertekad mendukung produk dalam negeri.
Dia mengklaim tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) proyek LRT Palembang mencapai 95 persen. Capaian ini, kata Budi, tidak bisa ditemukan di proyek lainnya.
"Saya sebagai pemilik proyek, kalau mau 'safety', saya tunjuk saja Hyundai, harga relatif sama dan tidak usah pusing. Tapi memang keinginan kami produk dalam negeri ini bisa jalan," katanya.
Menurut Budi penyebab LRT mogok lantaran masa uji coba operasional terlalu cepat sehingga belum optimal. Proyek LRT Palembang hanya menjalani pengujian dua minggu. Waktu ini jauh ketimbang proyek MRT Jakarta yang masa pengujiannya (commissioning) bisa mencapai enam bulan.
"Bukan saya 'excuse', Ini kami ditarget operasional 2018. Saya memberanikan diri mendorong teman-teman agar 'commissioning' dua minggu. Teman-teman menolak tapi saya bilang ini harus dilakukan," ujarnya.
Hasil identifikasi sementara, kata dia, dua kali mogok terjadi karena ada kesalahan standar operasional prosedur (SOP). Sementara, insiden mogok ketiga karena alasan teknis. Dia pun meminta anak buahnya dan jajaran kontraktor proyek berbenah. "Insya Allah bisa berjalan dengan baik dan tidak ada kejadian seperti itu," kata Menhub.
LRT Palembang resmi beroperasi sejak 23 Juli 2018. Belum sebulan beroperasi, LRT Palembang mogok pada 1 Agustus 2018. Kala itu, LRT berhenti mendadak dua kilometer sebelum Stasiun Jakabaring. Penyebabnya, pintu tidak dapat ditutup lantaran sensor keselamatan sangat sensitif.
LRT dilaporkan mogok lagi pada 10 Agustus 2018. kereta ringan itu berhenti mendadak di Stasiun Bumi Sriwijaya lantaran Vehicle Display Unit (VDU) tidak dapat membaca posisi kereta.
Minggu 12 Agustus, LRT Palembang kembali mogok saat membawa ratusan penumpang. LRT tujuan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II itu berhenti di antara Stasiun Jakabaring dan Stasiun Polresta Palembang sekitar pukul 16.30 WIB. Para penumpang terpaksa turun berjalan kaki menuju stasiun terdekat.
Jakarta: Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi meminta maaf atas kejadian kembali mogoknya kereta ringan atau Light Rail Transit (LRT) di Palembang, Sumatera Selatan. Budi berdalih ini konsekuensi menggunakan tenaga kerja dalam negeri.
"Ini bukan 'excuse' (berdalih), memang LRT Palembang upaya kami memberanikan diri untuk segera menggunakan produk dalam negeri," kata Budi seperti dilansir Antara, Selasa, 14 Agustus 2018.
Budi Karya menyatakan, pemerintah bisa saja mencari aman dengan perusahaan asing dalam menggarap LRT. Namun, pemerintah bertekad mendukung produk dalam negeri.
Dia mengklaim tingkat kandungan dalam negeri (TKDN) proyek LRT Palembang mencapai 95 persen. Capaian ini, kata Budi, tidak bisa ditemukan di proyek lainnya.
"Saya sebagai pemilik proyek, kalau mau 'safety', saya tunjuk saja Hyundai, harga relatif sama dan tidak usah pusing. Tapi memang keinginan kami produk dalam negeri ini bisa jalan," katanya.
Menurut Budi penyebab LRT mogok lantaran masa uji coba operasional terlalu cepat sehingga belum optimal. Proyek LRT Palembang hanya menjalani pengujian dua minggu. Waktu ini jauh ketimbang proyek MRT Jakarta yang masa pengujiannya (commissioning) bisa mencapai enam bulan.
"Bukan saya 'excuse', Ini kami ditarget operasional 2018. Saya memberanikan diri mendorong teman-teman agar 'commissioning' dua minggu. Teman-teman menolak tapi saya bilang ini harus dilakukan," ujarnya.
Hasil identifikasi sementara, kata dia, dua kali mogok terjadi karena ada kesalahan standar operasional prosedur (SOP). Sementara, insiden mogok ketiga karena alasan teknis. Dia pun meminta anak buahnya dan jajaran kontraktor proyek berbenah. "Insya Allah bisa berjalan dengan baik dan tidak ada kejadian seperti itu," kata Menhub.
LRT Palembang resmi beroperasi sejak 23 Juli 2018. Belum sebulan beroperasi, LRT Palembang mogok pada 1 Agustus 2018. Kala itu, LRT berhenti mendadak dua kilometer sebelum Stasiun Jakabaring. Penyebabnya, pintu tidak dapat ditutup lantaran sensor keselamatan sangat sensitif.
LRT dilaporkan mogok lagi pada 10 Agustus 2018. kereta ringan itu berhenti mendadak di Stasiun Bumi Sriwijaya lantaran Vehicle Display Unit (VDU) tidak dapat membaca posisi kereta.
Minggu 12 Agustus, LRT Palembang kembali mogok saat membawa ratusan penumpang. LRT tujuan Bandara Sultan Mahmud Badaruddin II itu berhenti di antara Stasiun Jakabaring dan Stasiun Polresta Palembang sekitar pukul 16.30 WIB. Para penumpang terpaksa turun berjalan kaki menuju stasiun terdekat.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(AGA)