Jasad Brigadir Haidir salah satu empat orang tewas dan delapan orang luka berat akibat ledakan bom granat saat Latihan dasar satpam gada pratama Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (293). Foto: Antara/Jojon
Jasad Brigadir Haidir salah satu empat orang tewas dan delapan orang luka berat akibat ledakan bom granat saat Latihan dasar satpam gada pratama Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara, Selasa (293). Foto: Antara/Jojon

Alasan Granat Aktif Jadi Alat Peraga Pelatihan di Huluoleo

Dheri Agriesta • 30 Maret 2016 12:17
medcom.id, Jakarta: Empat orang tewas seteleh sebuah granat aktif yang dijadikan peraga dalam pelatihan keamanan di Universitas Huluoleo meledak, kemarin. Polisi berusaha mengungkap alasan menjadikan granat aktif sebagai alat peraga.
 
Empat orang yang tewas terdiri dari satu instruktur yang berasal dari Polri dan tiga orang anggota keamanan internal kampus yang mengikuti pelatihan. Instruktur diduga kurang hati-hati dalam menunjukkan alat peraga.
 
"Iya benar (granat aktif), karena itu untuk ditunjukkan kepada peserta yang merupakan petugas keamanan internal kampus," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tenggara AKBP Sunarto saat dihubungi Metrotvnews.com, Rabu (30/3/2016).

Pemakaian granat aktif untuk memberikan pemahaman kepada petugas internal kampus bagaimana bentuk granat asli. Petugas keamanan yang dilatih juga diberitahu perbedaan antara granat asli dan palsu.
 
Agar saat nanti bekerja dan menemukan kondisi yang serupa, petugas keamanan internal itu bisa membedakan bahan peledak yang mereka temukan.
 
"Kemudian dia melakukan tugas atau memeriksa orang dan barang dan menemui barang itu dia tahu, ini granat asli seperti latihan waktu itu. Ini untuk ditunjukkan bukan untuk dipergunakan," tegas Sunarto.
 
Polisi masih memeriksa kasus ledakan ini. Sejauh ini delapan orang saksi sudah diperiksa, tujuh di antaranya satpam dan satu orang anggota Polri.
 
Sebuah granat meledak saat pelatihan diberikan kepada keamanan internal kampus di Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, 29 Maret. Selain korban tewas, delapan orang mengalami luka akibat ledakan ini.
 
Berikut nama korban meninggal dalam insiden ledakan tersebut:
 
1. Kaharudin, satpam UHO meninggal di RS Abunawas
 
2. Jufriady, satpam UHO
 
3. Supriadi, satpam UHO
 
4. Brigadir Haidir
 
Sedangkan korban luka yaitu:
 
1. Azis, 30, warga Kabupaten Muna (satpam UHO)
 
2. Jaimin, 30, warga Kabupaten Muna (satpam UHO)
 
3. Imron, 33, warga Kabupaten Muna (satpam UHO)
 
4. Fajar, 33, warga Kabupaten Muna (satpam UHO)
 
5. Laode Fanani, 32, (satpam UHO)
 
6. Hardiman, 20, warga Kabupaten Muna (satpam UHO)
 
7. Arham, 29, (satpam UHO)
 
8. Aiptu Safrudin, 42, anggota Gegana Sat Brimob Polda Sultra.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(MBM)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan