Presiden Joko Widodo (kelima kiri) berdiskusi dengan Wapres Jusuf Kalla (keempat kiri) beserta sejumlah Menteri Kabinet Kerja sebelum bertolak ke Amerika Serikat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (24/10). ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma
Presiden Joko Widodo (kelima kiri) berdiskusi dengan Wapres Jusuf Kalla (keempat kiri) beserta sejumlah Menteri Kabinet Kerja sebelum bertolak ke Amerika Serikat di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta, Sabtu (24/10). ANTARA FOTO/Yudhi Mahatma

Jokowi Injakkan Kaki di Gedung Putih

Yogi Bayu Aji • 27 Oktober 2015 02:36
medcom.id, Washington DC: Presiden Joko Widodo (Jokowi) menginjakkan kaki di Gedung Putih pada Senin (27/10/2015) sekitar pukul 14.30 waktu setempat untuk bertemu Presiden Amerika Serikat (AS) Barack Obama. Kunjungan ini merupakan kunjungan kerja Jokowi yang pertama sejak dilantik sebagai Presiden RI setahun 2014.
 
Presiden Jokowi dengan menggunakan mobil tamu kenegaraan dengan pelat nomor BJ-2957 tiba di Gedung Putih diikuti oleh sejumlah Menteri Kabinet Kerja. Jokowi akan berada di Gedung Putih dan melakukan pertemuan bilateral dengan Presiden Obama sampai sekitar pukul 15.40 waktu setempat.
 
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno LP Marsudi saat konferensi pers di Blair House Washington DC, Minggu malam waktu AS, mengatakan pembicaraan Presiden Jokowi dengan Presiden Obama akan meliputi empat hal
pembahasan. Mereka akan mendiskusikan Indonesia sebagai negara muslim hingga perubahan iklim.

"Yang pertama mengenai Indonesia sebagai negara Muslim terbesar di dunia tapi pada saat yang sama Indonesia menjadi negara demokrasi terbesar di dunia yang toleran, pluralis, dan sebagainya yang tidak dimiliki negara lain memberikan nilai strategis bagi Indonesia, dengan itu Indonesia siap memainkan peran sebagai jembatan," kata Retno.
 
Hal kedua soal ekonomi yang menekankan ekonomi Indonesia adalah ekonomi terbuka yang siap meningkatkan bekerja sama ekonomi dengan AS dan dunia. Dengan ekonomi terbuka, kata dia, menjadikan Indonesia lebih mudah bekerja sama dengan ekonomi negara manapun.
 
Hal ketiga adalah Indonesia merupakan pasar digital terbesar di Asia Tenggara dengan pasar digital mencapai 12 miliar dolar AS pada 2014. "Angka itu sangat berarti (kenaikannya) dibandingkan dengan pada 2013 yang sebesar 8 miliar dolar AS," kata dia.
 
Pencapaian itu kata Retno belum ada campur tangan pemerintah di dalamnya. "Kalau ada campur tangan pemerintah diproyeksikan pada 2020, Indonesia akan menjadi 'the biggest digital market' di Asia Tenggara," jelas dia.
 
Hal keempat yang akan dibicarakan yakni isu climate change mengingat kedua negara merupakan pemimpin negara besar. "Goal-nya karena Indonesia adalah negara besar maka kita berharap bahwa pertemuan ini membawa manfaat bagi kedua belah pihak dan dunia," pungkas Retno. (Antara)
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OGI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan