Tangan warga menempelkan cat berwarna saat aksi simpatik memperingati hari Disabilitas Internasional di Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/12). ANT/M Agung Rajasa.
Tangan warga menempelkan cat berwarna saat aksi simpatik memperingati hari Disabilitas Internasional di Bandung, Jawa Barat, Minggu (3/12). ANT/M Agung Rajasa.

Program JKN Dinilai Belum Perhatikan Anak Penyandang Disabilitas

Arga sumantri • 03 Desember 2017 21:00
Jakarta: Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyoroti masalah jaminan kesehatan dalam peringatan Hari Penyandang Disabilitas Internasional. Komisioner KPAI Jasra Putra menilai, program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) belum memperhatikan anak penyandang disabilitas.
 
"Boleh dikatakan dalam JKN, belum dibicarakan (pemerintah). Bahkan ketika dalam pelayanan akses BPJS, terbentur karena aturan yang tidak ada," kata Jasra di Jakarta, Minggu 3 Desember 2017.
 
Tak hanya itu, Jasra juga menyoroti tindakan mal praktek yang masih menghantui anak-anak penyandang disabilitas. Tak sedikit kasus mal praktek berujung hilangnya nyawa sang anak.

"Beberapa orang tua kerap kali berteriak atas situasi layanan jaminan kesehatan tersebut dan terungkap di media belakangan," kata Jasra.
 
Berdasarkan hal itu, Jasra menganggap perlindungan anak penyandang disabilitas masih minim. KPAI mencatat, ada empat kasus kekerasan terhadap anak disabilitas yang dilaporkan sepanjang tahun ini.
 
Pada tahun lalu, KPAI juga menerima empat laporan kekerasan. Jasra yakin, masih banyak kasus kekerasan yang belum dilaporkan masyarakat. Hal ini, kata dia, menandakan masih banyak kasus yang belum terungkap tentang kondisi anak berkebutuhan khsusus.
 
"Artinya hak-hak anak penyandang disabilitas di Indonesia masih sangat mengkhawatirkan," ujarnya.
 
Kementerian Sosial mencatat, jumlah penyandang disabilitas Indonesia pada 2012 mencapai 6.008.640 jiwa. Sementara, data sensus penduduk 2015 mencatat ada sebanyak 15.725.695 jiwa penyandang disabilitas. Jasra menyebut, 30 persen dari jumlah pada dua data itu tergolong anak-anak.
 
Ia menyebut,  masih banyak anak disabilitas yang hidup mengkhawatirkan, jauh dari akses, dan terstigma akibat dianggap aib. Sementara, kesadaran untuk memajukan hak anak penyandang disabilitas juga dinilai masih belum maksimal.
 
"Untuk itu penting negara membangun Pusat Layanan Disabilitas yang bisa menjadi pusat pembelajaran orang tua yang membutuhkan informasi dan jaminan kehidupan anaknya," jelas Jasra. 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News

Viral! 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(DRI)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

social
FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan