Jakarta: Dialog kebangsaan antaragama digelar Komunitas Sant’ Egidio tentang Tekad Menciptakan Perdamaian (The Audacity of Peace) di Berlin, Jerman, 10-12 September 2023. Tokoh yang diundang di antaranya, Direktur Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Yenny Wahid menjelaskan tentang pengalaman Indonesia dalam mengembangkan koeksistensi dan toleransi di antara pemeluk berbagai agama.
"Dengan cara toleransi bangsa Indonesia yang majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya dapat hidup secara damai mewujudkan cita-cita bersama," kata Yenny di Berlin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, 13 September 2023.
Yenny juga menyoroti dunia saat ini yang sedang dilanda konflik. Menurutnya, yang berkuasa tidaklah selalu benar. Namun di Indonesia, kata dia, selalu berusaha melakukan yang benar.
"80 persen populasi dunia menurut World Economic Forum sangat menghargai keyakinan beragama, ini kekuatan besar dunia," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ada hal unik Din Syamsudin memperkenalkan Yenny Wahid sebagai calon wakil presiden di hadapan sekitar 300 peserta utusan dari berbagai negara. Mulai dari tokoh agama dan aktivis di seluruh dunia termasuk Duta Besar RI untuk Federasi Jerman Arif Havas Oegroseno dan Wakil Perdana Menteri dan Menlu Italia Antonio Tajani.
Sementara itu Din Syamsuddin, dalam pengantarnya pada acara ini mengatakan bahwa kerusakan dunia yang bersifat akumulatif dewasa ini membawa ketakteraturan (disorder) dan ketakpastian (uncertainty) masa depan harus segera ditanggulangi bersama.
Menurutnya, sejak berakhirnya Perang Dingin, dunia tidak baik-baik saja. Terjadi seratus lebih konflik bersenjata di berbagai belahan dunia. Baik atas dasar komunalisme, etnik-kebangsaan, keagamaan, perjuangan memerdekakan diri, maupun atas dasar kepentingan ekonomi dan politik. Maka oleh karena itu, kata Professor Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, umat berbagai agama harus bersatu padu, bahu membahu mengatasi ketiadaan perdamaian.
Dalam kaitan ini, lanjut Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam, dialog antar umat berbagai agama harus ditingkatkan. Namun, dialog itu memerlukan paradigma baru, yaitu dialog berasaskan kejernihan, keterbukaan, keterusterangan, dan untuk memecahkan masalah.
Dalam kesempatan berbeda, Sekum PP Muhammadiyah Abdul mu'ti tampil sebagai pembicara pada sesi lain tentang Seni Hidup Bersama di Dunia Runtuh (The Art of Living Together in a Shatterred World) mendapat respons positif dari para peserta.
Menurut Guru Besar UIN Jakarta ini, hidup bersama di alam kemajemukan memerlukan seni, dan seni itu dapat menyelamatkan manusia di tengah dunia yang porak poranda. Konferensi Tahunan Komunitas Sant’ Egidio ini sangat bergengsi, selain dihadiri oleh ratusan tokoh teras agama-agama dunia, juga menampilkan tema-tema menarik dan relevan dengan situasi peradaban manusia masa kini
Untuk itu, lanjut Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC ini, diperlukan kolaborasi semua pihak, termasuk penentu kebijakan, ilmuwan, dan aktifis sosial.
Konferensi Tahunan Komunitas Sant’ Egidio ini sangat bergengsi, selain dihadiri oleh ratusan tokoh teras agama-agama dunia, juga menampilkan tema-tema menarik dan relevan dengan situasi peradaban manusia masa kini.
Jakarta: Dialog kebangsaan antaragama digelar Komunitas Sant’ Egidio tentang Tekad
Menciptakan Perdamaian (
The Audacity of Peace) di Berlin, Jerman, 10-12 September 2023. Tokoh yang diundang di antaranya, Direktur Wahid Foundation Zannuba Ariffah Chafsoh atau Yenny Wahid dan mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin.
Yenny Wahid menjelaskan tentang pengalaman Indonesia dalam mengembangkan koeksistensi dan toleransi di antara
pemeluk berbagai agama.
"Dengan cara toleransi bangsa Indonesia yang majemuk atas dasar agama, suku, bahasa dan budaya dapat hidup secara damai mewujudkan cita-cita bersama," kata Yenny di Berlin dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Rabu, 13 September 2023.
Yenny juga menyoroti dunia saat ini yang sedang dilanda konflik. Menurutnya, yang berkuasa tidaklah selalu benar. Namun di Indonesia, kata dia, selalu berusaha melakukan yang benar.
"80 persen populasi dunia menurut
World Economic Forum sangat menghargai keyakinan beragama, ini kekuatan besar dunia," ucapnya.
Dalam kesempatan itu, ada hal unik Din Syamsudin memperkenalkan Yenny Wahid sebagai calon wakil presiden di hadapan sekitar 300 peserta utusan dari berbagai negara. Mulai dari tokoh agama dan aktivis di seluruh dunia termasuk Duta Besar RI untuk Federasi Jerman Arif Havas Oegroseno dan Wakil Perdana Menteri dan Menlu Italia Antonio Tajani.
Sementara itu Din Syamsuddin, dalam pengantarnya pada acara ini mengatakan bahwa kerusakan dunia yang bersifat akumulatif dewasa ini membawa ketakteraturan (disorder) dan ketakpastian (
uncertainty) masa depan harus segera ditanggulangi bersama.
Menurutnya, sejak berakhirnya Perang Dingin, dunia tidak baik-baik saja. Terjadi seratus lebih konflik bersenjata di berbagai belahan dunia. Baik atas dasar komunalisme, etnik-kebangsaan, keagamaan, perjuangan memerdekakan diri, maupun atas dasar kepentingan ekonomi dan politik. Maka oleh karena itu, kata Professor Politik Islam Global FISIP UIN Jakarta ini, umat berbagai agama harus bersatu padu, bahu membahu mengatasi ketiadaan perdamaian.
Dalam kaitan ini, lanjut Ketua Poros Dunia Wasatiyyat Islam, dialog antar umat berbagai agama harus ditingkatkan. Namun, dialog itu memerlukan paradigma baru, yaitu dialog berasaskan kejernihan, keterbukaan, keterusterangan, dan untuk memecahkan masalah.
Dalam kesempatan berbeda, Sekum PP Muhammadiyah Abdul mu'ti tampil sebagai pembicara pada sesi lain tentang Seni Hidup Bersama di Dunia Runtuh (
The Art of Living Together in a Shatterred World) mendapat respons positif dari para peserta.
Menurut Guru Besar UIN Jakarta ini, hidup bersama di alam kemajemukan memerlukan seni, dan seni itu dapat menyelamatkan manusia di tengah dunia yang porak poranda. Konferensi Tahunan Komunitas Sant’ Egidio ini sangat bergengsi, selain dihadiri oleh ratusan tokoh teras agama-agama dunia, juga menampilkan tema-tema menarik dan relevan dengan situasi peradaban manusia masa kini
Untuk itu, lanjut Ketua Center for Dialogue and Cooperation among Civilizations/CDCC ini, diperlukan kolaborasi semua pihak, termasuk penentu kebijakan, ilmuwan, dan aktifis sosial.
Konferensi Tahunan Komunitas Sant’ Egidio ini sangat bergengsi, selain dihadiri oleh ratusan tokoh teras agama-agama dunia, juga menampilkan tema-tema menarik dan relevan dengan situasi peradaban manusia masa kini.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(WHS)