Jakarta: Wakil Ketua Komisi III Ahmad Sahroni mengingatkan pentingnya konsistensi inovasi dalam perang melawan terorisme. Hal tersebut merespons capaian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menekan serangan teroris hingga 89 persen.
"BNPT harus terus menciptakan program-program inovatif serta kolaboratif guna redam segala ancaman tersebut," kata Sahroni dalam keterangan tertulis, Rabu, 2 Agustus 2023.
Komisi III, kata dia, mengapresiasi capaian BNPT selama lima tahun terakhir. Sahroni ingin hal tersebut dipertahankan, mengingat serangan teroris tak dapat menjadi satu-satunya tolok ukur.
"Terlebih, serangan teroris itu bentuknya banyak, bisa serangan langsung hingga doktrin," ujar dia.
Sahroni mengingatkan saat ini teknologi sangat maju. Seiring dengan itu, penyebaran paham radikal juga semakin canggih.
Apalagi, kata dia, Indonesia memasuki masa jelang tahun politik. Sahroni mewanti-wanti aktivitas sosial media sosial meningkat.
"Sudah pasti sasarannya anak-anak muda. Sehingga penting bagi BNPT untuk selalu aware dan catch up dengan perkembangan saat ini. Pelajari modus-modus terbarunya,” ungkap dia.
Untuk itu, Sahroni meminta agar BNPT membuat lebih banyak program yang dekat dengan anak muda. Tujuannya agar BNPT dapat meminimalisir tersebarnya paham radikalisme di tengah generasi muda.
“Karena generasi saat ini sudah tidak mau kalau pakai cara-cara lama, harus yang selaras dengan generasi mereka. Saya yakin BNPT pahami tantangan itu,” ujar dia.
Jakarta: Wakil Ketua
Komisi III Ahmad Sahroni mengingatkan pentingnya konsistensi inovasi dalam perang melawan terorisme. Hal tersebut merespons capaian Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (
BNPT) menekan serangan teroris hingga 89 persen.
"BNPT harus terus menciptakan program-program inovatif serta kolaboratif guna redam segala ancaman tersebut," kata Sahroni dalam keterangan tertulis, Rabu, 2 Agustus 2023.
Komisi III, kata dia, mengapresiasi capaian BNPT selama lima tahun terakhir. Sahroni ingin hal tersebut dipertahankan, mengingat serangan
teroris tak dapat menjadi satu-satunya tolok ukur.
"Terlebih, serangan teroris itu bentuknya banyak, bisa serangan langsung hingga doktrin," ujar dia.
Sahroni mengingatkan saat ini teknologi sangat maju. Seiring dengan itu, penyebaran paham radikal juga semakin canggih.
Apalagi, kata dia, Indonesia memasuki masa jelang tahun politik. Sahroni mewanti-wanti aktivitas sosial
media sosial meningkat.
"Sudah pasti sasarannya anak-anak muda. Sehingga penting bagi BNPT untuk selalu
aware dan
catch up dengan perkembangan saat ini. Pelajari modus-modus terbarunya,” ungkap dia.
Untuk itu, Sahroni meminta agar BNPT membuat lebih banyak program yang dekat dengan anak muda. Tujuannya agar BNPT dapat meminimalisir tersebarnya paham radikalisme di tengah generasi muda.
“Karena generasi saat ini sudah tidak mau kalau pakai cara-cara lama, harus yang selaras dengan generasi mereka. Saya yakin BNPT pahami tantangan itu,” ujar dia.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ABK)