Ilustrasi. Foto: MTVN/Kuntoro Tayubi.
Ilustrasi. Foto: MTVN/Kuntoro Tayubi.

Jamban Pemberian Pemerintah tak Dipakai Masyarakat

M Sholahadhin Azhar • 17 Maret 2017 16:09
medcom.id, Jakarta: Pembangunan jamban yang dilakukan pemerintah di sejumlah desa belum efektif. Sebab, masih banyak warga yang lebih memilih buang air di sungai ketimbang di jamban.
 
Direktur Kesehatan Lingkungan Kemenkes, Imran Agus Nurali, mengatakan, banyak jamban yang dibangun pemerintah tak terpakai.
 
"Sudah dibuatkan MCK (manci cuci kakus) tapi masih buang air di sungai," kata Imran saat diskusi KolaborAksi Percepatan Pemenuhan Air Minum dan Sanitasi 2019 untuk Indonesia Sehat di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, Jumat 17 Maret 2017.
 
Masyarakat, khususnya yang tinggal di pedesaan lebih suka buang hajat di aliran sungai. Akibatnya, bakteri yang ada di kotoran menyebar. "Masyarakat harus mengerti, bahwa disiplin untuk membuang air kecil maupun besar di kamar mandi adalah poin penting untuk kehidupan yang lebih sehat," ujarnya.
 
Kemenkes sebagai inisiator sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) sedang menyusun strategi. Bagaimana memenuhi kebutuhan masyarakat atas jamban. "Kita picu bahwa ini (WC) kebutuhan mereka, kalau merasa butuh pasti dia mencari dan menggunakan," kata Imran.
 
Imran menjelaskan, salah satu upaya yang dilakukan adalah memberi penjelasan bahayanya kotoran manusia. Masyarakta harus ditunjukkan bagaimana kotoran manusia di sungai dan airnya mereka minum. "Menimbulkan rasa jijik dulu," kata Imran.
 
Petugas juga menjelaskan bagaimana penyakit tersebar melalui hidup yang tidak bersih. Menurut Imran, metode itu bakal efektif mempengaruhi masyarakat. Sebab, bakal timbul rasa bersalah kalau dirinya jadi sumber penyakit bagi lingkungan sekitar.
 
 
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(FZN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan