medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir budaya minder masyarakat Indonesia yang selalu melihat hal mewah milik orang lain, tanpa menyadari kemampuan sendiri. Sorotan media dan masyarakat terhadap kedatangan Raja Arab Saudi Salman Abdulaziz Al-Saud beserta ribuan rombongannya, menjadi salah satu contoh.
Ia menyadari kemapanan Raja Salman yang membetot perhatian warga. Menurut Kalla, ketika Raja Salman dan rombongan hadir, masyarakat selalu berpikir mereka akan membantu Indonesia.
"Itu pikiran rakyat tidak mampu. Selalu yang dibahas berapa investasinya, tidak dipikir berapa investasi kita di Arab Saudi," tegas Kalla di Hotel Mercure, Jalan Agus Salim, Gambir, Jakarta Pusat, Senin 6 Maret 2017.
Kalla menjelaskan, ada dua syarat untuk mendapatkan sorotan seperti itu. Syarat itu ialah pemimpin negara yang kaya dan pemimpin negara nakal.
"Apa yang saya katakan, kalau kita ingin dikenang, kita harus maju dan mampu," tegas Kalla.
Kalla mengimbau masyarakat bicbekerja lebih dan tak hanya bicara. Indonesia, kata dia, harus menjadi negara yang kerap membantu negara sahabat yang tengah kesusahan.
Hal ini pun sudah dilakukan beberapa kali. Indonesia kerap membantu negara sahabat seperti Kamboja dan Laos. Beberapa pengungsi dari negara konflik pun ditampung di sejumlah wilayah di Indonesia.
Raja Salman Abdulaziz bin Al-saud berkunjung ke Indonesia selama sembilan hari. Raja Salman melakukan kunjungan kenegaraan pada tiga hari pertama. Ia bertemu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, baik di Bogor maupun di Jakarta.
Raja Salman juga sempat berkeliling Masjid Istiqlal dan bertemu sejumlah tokoh lintas agama. Setelah tiga hari, Raja Salman melanjutkan perjalanan ke Bali. Ia bersama rombongan akan beristirahat di Bali selama sepekan.
medcom.id, Jakarta: Wakil Presiden Jusuf Kalla menyindir budaya minder masyarakat Indonesia yang selalu melihat hal mewah milik orang lain, tanpa menyadari kemampuan sendiri. Sorotan media dan masyarakat terhadap kedatangan Raja Arab Saudi Salman Abdulaziz Al-Saud beserta ribuan rombongannya, menjadi salah satu contoh.
Ia menyadari kemapanan Raja Salman yang membetot perhatian warga. Menurut Kalla, ketika Raja Salman dan rombongan hadir, masyarakat selalu berpikir mereka akan membantu Indonesia.
"Itu pikiran rakyat tidak mampu. Selalu yang dibahas berapa investasinya, tidak dipikir berapa investasi kita di Arab Saudi," tegas Kalla di Hotel Mercure, Jalan Agus Salim, Gambir, Jakarta Pusat, Senin 6 Maret 2017.
Kalla menjelaskan, ada dua syarat untuk mendapatkan sorotan seperti itu. Syarat itu ialah pemimpin negara yang kaya dan pemimpin negara nakal.
"Apa yang saya katakan, kalau kita ingin dikenang, kita harus maju dan mampu," tegas Kalla.
Kalla mengimbau masyarakat bicbekerja lebih dan tak hanya bicara. Indonesia, kata dia, harus menjadi negara yang kerap membantu negara sahabat yang tengah kesusahan.
Hal ini pun sudah dilakukan beberapa kali. Indonesia kerap membantu negara sahabat seperti Kamboja dan Laos. Beberapa pengungsi dari negara konflik pun ditampung di sejumlah wilayah di Indonesia.
Raja Salman Abdulaziz bin Al-saud berkunjung ke Indonesia selama sembilan hari. Raja Salman melakukan kunjungan kenegaraan pada tiga hari pertama. Ia bertemu Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Jusuf Kalla, baik di Bogor maupun di Jakarta.
Raja Salman juga sempat berkeliling Masjid Istiqlal dan bertemu sejumlah tokoh lintas agama. Setelah tiga hari, Raja Salman melanjutkan perjalanan ke Bali. Ia bersama rombongan akan beristirahat di Bali selama sepekan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(OJE)