Ketua KPI Pusat Agung Suprio (kiri), Ketua Pelaksana Peringatan Harsiarnas ke-88, Hardly Stefano Pariela dalam Harsiarnas ke-88/Medcom.id/Fachri.
Ketua KPI Pusat Agung Suprio (kiri), Ketua Pelaksana Peringatan Harsiarnas ke-88, Hardly Stefano Pariela dalam Harsiarnas ke-88/Medcom.id/Fachri.

Harsiarnas ke-88 Usung Tema Penyiaran Dorong Kebangkitan Ekonomi

Fachri Audhia Hafiez • 29 Maret 2021 16:40
Jakarta: Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) akan menyelenggarakan Peringatan Hari Penyiaran Nasional (Harsiarnas) ke-88. Kegiatan tersebut mengusung tema senada dengan kondisi pemulihan pandemi covid-19.
 
"Mengusung tema penyiaran sebagai pendorong kebangkitan ekonomi pasca pandemi," kata Ketua KPI Pusat Agung Suprio dalam konferensi televideo, Senin, 29 Maret 2021.
 
Menurut Agung, puncak kegiatan dilaksanakan pada 1 April 2021. Kegiatan akan digelar di Surakarta, Jawa Tengah.

Baca: Polri-KPI Bahas Peringatan Hari Penyiaran Nasional
 
Tema tersebut dinilai memiliki makna lembaga penyiaran tidak semata-mata berorientasi bisnis. Namun, lembaga tersebut juga memiliki tanggung jawab sosial memberi informasi yang benar, khususnya tentang pandemi covid-19. 
 
Ketua Pelaksana Peringatan Harsiarnas ke-88, Hardly Stefano Pariela, mengatakan makna lain dalam tema itu ialah melalui agenda vaksinasi. Program nasional tersebut mengandung optimisme pandemi segera berakhir. 
 
"Optimisme itulah yang menjadi penyemangat untuk membangkitkan perekonomian negeri ini," ujar Hardly. 
 
Komisioner KPI Pusat Bidang Kelembagaan ini menuturkan peringatan Harsiarnas ke-88 juga berada dalam lintasan waktu menuju diberlakukannya migrasi teknologi modulasi siaran terestrial. 
 
Hardly menjelaskan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja memberikan tenggat waktu, 2 November 2022 sebagai batas akhir digunakannya modulasi siaran analog. Artinya, dalam waktu 580 hari dari tanggal 1 April 2021, siaran analog akan dihentikan total atau analog switch off, berganti siaran dengan teknologi modulasi digital. 
 
"Dengan migrasi teknologi modulasi penyiaran ini akan didapat efisiensi penggunaan frekuensi penyiaran. Sehingga, memungkinkan optimalisasi frekuensi untuk telekomunikasi melalui pemanfaatan digital dividen," ucap Hardly.
 
Hal yang patut menjadi perhatian, kata Hardly, masih banyak pihak tidak memahami agenda digitalisasi. Masih banyak yang menilai penyiaran digital sama dengan penyiaran streaming dengan internet.
 
"Padahal siaran digital terestrial dan siaran streaming internet adalah dua hal yang berbeda, meskipun saling terkait," ujar Hardly.
 
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News
(ADN)


TERKAIT

BERITA LAINNYA

FOLLOW US

Ikuti media sosial medcom.id dan dapatkan berbagai keuntungan